Menlu Harap Duta Muda ASEAN Jadi Wajah dan Suara Indonesia
A
A
A
JAKARTA - iNews TV menyiarkan Malam Final Pemilihan Duta Muda ASEAN – Indonesia 2019 pada Sabtu (19/10/2019) hari ini. Setelah proses seleksi selama 6 bulan, Kementerian Luar Negeri (Kemlu) berhasil menentukan 20 finalis Duta Muda ASEAN Indonesia 2019 yang berasal dari seluruh Indonesia memasuki babak final pemilihan DMAI 2019 di Jakarta Concert Hall, iNews Tower.
Sebelumnya, ke-20 finalis ini mengikuti masa orientasi selama 1 minggu di Jakarta, dimana mereka dibekali dengan berbagai materi mengenai ASEAN. Pada malam puncak DMAI 2019 hari ini, ke-20 finalis siap bersaing dan unjuk gigi kemampuan mereka untuk menjadi Duta Muda ASEAN dari Indonesia.
Menlu Retno Marsudi berharap, agar duta muda dapat menjadi wajah dan suara bagi Indonesia di ASEAN yang mencerminkan sumber daya manusia Tanah Air yang unggul, terutama mewakili generasi muda.
"Duta Muda ASEAN Indonesia adalah wajah Indonesia di hadapan para pemuda ASEAN. Tunjukkan wajah pemuda Indonesia yang cerdas, kritis, namun tetap konstruktif," kata dia, dalam acara Malam Final Pemilihan Duta Muda ASEAN Indonesia 2019 di Jakarta.
Di ASEAN Foreign Ministers’ Retreat di Chiang Mai, Thailand pada Januari 2019, Menlu menekankan pentingnya menjaga relevansi ASEAN di tengah perkembangan dunia yang sangat dinamis, dengan melibatkan pemuda yang berjumlah 30% dari total populasi masyarakat ASEAN dan sekaligus pemimpin masa depan ASEAN.
Banyak negara ASEAN yang mengapresiasi inisiatif Indonesia dalam menyelenggarakan
Pemilihan Duta Muda ASEAN – Indonesia dan sebagai pionir atau lead country dalam
kegiatan tersebut.
Diharapkan negara ASEAN dapat mengikuti jejak Indonesia dengan mengadakan Pemilihan Duta Muda ASEAN di negara masing-masing. Sebagai pionir, Kementerian Luar Negeri berkomitmen untuk melaksanakan kegiatan Pemilihan Duta Muda ASEAN - Indonesia secara rutin setiap dua tahun sekali.
"Kami memilih anak-anak muda yang inovatif dan cerdas untuk bersama-sama melakukan
desiminasi untuk masyarakat Indonesia menganai ASEAN," kata Retno.
Menlu Retno selanjutnya, menekankan pentingnya semangat dikobarkan melalui Pemilihan Duta Muda ASEAN – Indonesia 2019 yang merupakan pelaksanaan mandat dari Presiden Joko Widodo.
"Sebagai negara terbesar di ASEAN, sudah seharusnya masyarakat Indonesia dapat merasakan manfaat dari ASEAN. Dengan meningkatkan pemahaman tentang ASEAN, maka akan lebih terasa manfaat dari ASEAN dan relevansi ASEAN di kehidupan masyarakat akan meningkat. Diharapkan secara jangka panjang, rasa bangga menjadi bagian dari ASEAN akan tumbuh," harapnya.
Tiga orang pemenang telah dipilih dari 20 finalis yang telah lolos seleksi. Mereka adalah M Iqbal Darmawan mewakili Provinsi Jawa Timur di posisi pertama, Jeanne Sanjaya mewakili Provinsi DKI Jakarta di posisi kedua, dan Lukas Norman Kbarek mewakili Provinsi Papua berhasil lolos di posisi ketiga.
Sebelum memasuki babak final, para peserta telah diseleksi dari 1.031 pendaftar menjadi 20 finalis yang kemudian berkompetisi di atas panggung.
Mereka pun mengikuti malam seleksi final yang melibatkan lima orang juri, yakni Direktur Jenderal Informasi dan Diplomasi Publik Kementerian Luar Negeri, Cecep Herawan, Nicholas Saputra, Reza Rahadian, Wulan Tilaar, dan Kepala Pusat Studi ASEAN dari LSPR, Yuliana Prasetyawati.
Sebelumnya, ke-20 finalis ini mengikuti masa orientasi selama 1 minggu di Jakarta, dimana mereka dibekali dengan berbagai materi mengenai ASEAN. Pada malam puncak DMAI 2019 hari ini, ke-20 finalis siap bersaing dan unjuk gigi kemampuan mereka untuk menjadi Duta Muda ASEAN dari Indonesia.
Menlu Retno Marsudi berharap, agar duta muda dapat menjadi wajah dan suara bagi Indonesia di ASEAN yang mencerminkan sumber daya manusia Tanah Air yang unggul, terutama mewakili generasi muda.
"Duta Muda ASEAN Indonesia adalah wajah Indonesia di hadapan para pemuda ASEAN. Tunjukkan wajah pemuda Indonesia yang cerdas, kritis, namun tetap konstruktif," kata dia, dalam acara Malam Final Pemilihan Duta Muda ASEAN Indonesia 2019 di Jakarta.
Di ASEAN Foreign Ministers’ Retreat di Chiang Mai, Thailand pada Januari 2019, Menlu menekankan pentingnya menjaga relevansi ASEAN di tengah perkembangan dunia yang sangat dinamis, dengan melibatkan pemuda yang berjumlah 30% dari total populasi masyarakat ASEAN dan sekaligus pemimpin masa depan ASEAN.
Banyak negara ASEAN yang mengapresiasi inisiatif Indonesia dalam menyelenggarakan
Pemilihan Duta Muda ASEAN – Indonesia dan sebagai pionir atau lead country dalam
kegiatan tersebut.
Diharapkan negara ASEAN dapat mengikuti jejak Indonesia dengan mengadakan Pemilihan Duta Muda ASEAN di negara masing-masing. Sebagai pionir, Kementerian Luar Negeri berkomitmen untuk melaksanakan kegiatan Pemilihan Duta Muda ASEAN - Indonesia secara rutin setiap dua tahun sekali.
"Kami memilih anak-anak muda yang inovatif dan cerdas untuk bersama-sama melakukan
desiminasi untuk masyarakat Indonesia menganai ASEAN," kata Retno.
Menlu Retno selanjutnya, menekankan pentingnya semangat dikobarkan melalui Pemilihan Duta Muda ASEAN – Indonesia 2019 yang merupakan pelaksanaan mandat dari Presiden Joko Widodo.
"Sebagai negara terbesar di ASEAN, sudah seharusnya masyarakat Indonesia dapat merasakan manfaat dari ASEAN. Dengan meningkatkan pemahaman tentang ASEAN, maka akan lebih terasa manfaat dari ASEAN dan relevansi ASEAN di kehidupan masyarakat akan meningkat. Diharapkan secara jangka panjang, rasa bangga menjadi bagian dari ASEAN akan tumbuh," harapnya.
Tiga orang pemenang telah dipilih dari 20 finalis yang telah lolos seleksi. Mereka adalah M Iqbal Darmawan mewakili Provinsi Jawa Timur di posisi pertama, Jeanne Sanjaya mewakili Provinsi DKI Jakarta di posisi kedua, dan Lukas Norman Kbarek mewakili Provinsi Papua berhasil lolos di posisi ketiga.
Sebelum memasuki babak final, para peserta telah diseleksi dari 1.031 pendaftar menjadi 20 finalis yang kemudian berkompetisi di atas panggung.
Mereka pun mengikuti malam seleksi final yang melibatkan lima orang juri, yakni Direktur Jenderal Informasi dan Diplomasi Publik Kementerian Luar Negeri, Cecep Herawan, Nicholas Saputra, Reza Rahadian, Wulan Tilaar, dan Kepala Pusat Studi ASEAN dari LSPR, Yuliana Prasetyawati.
(maf)