Jokowi-Ma'ruf Amin Miliki Basis Spiritualitas yang Kuat

Sabtu, 19 Oktober 2019 - 00:06 WIB
Jokowi-Maruf Amin Miliki Basis Spiritualitas yang Kuat
Jokowi-Ma'ruf Amin Miliki Basis Spiritualitas yang Kuat
A A A
JAKARTA - Prosesi pelantikan Joko Widodo-KH Ma'ruf Amin sebagai Presiden dan Wakil Presiden Periode 2019-2024 akan digelar pada Minggu (20/10/2019) bakal berlangsung aman dan damai. Jokowi-Ma'ruf Amin pun dinilai memiliki basis spiritualitas kuat serta kemampuan intelektualitas yang baik

Direktur Eksekutif Al Wasath Institute, Faozan Amar mengajak seluruh pihak untuk mendoakan kelancaran perhelatan akbar tersebut."Insya Allah berjalan aman, mari kita doakan," kata Faozan di sela acara diskusi publik bertema 'Basis Spiritual Studi Sukses Memimpin Negeri' yang diselenggarakan Al Wasath Institute dengan BEM UHAMKA, Jakarta, Jumat (18/10/2019).

Faozan menuturkan, seorang pemimpin harus memiliki basis spiritualitas yang kuat serta kemampuan intelektualitas yang baik. Dengan begitu, setiap permasalahan yang ada akan dihadapi dengan mudah dan cermat.

Menurut dia, Jokowi-KH Ma'ruf Amin telah memiliki dua hal itu sehingga sangat tepat untuk memimpin bangsa ini. "Pak Jokowi-KH Ma'ruf memiliki keduanya," tuturnya.

Faozan mengatakan, mahasiswa merupakan calon pemimpin masa depan. Mereka perlu terus melatih diri agar kuat dalam spiritualitas dan cakap dalam intetelektualitas. Dengan demikian, bangsa ini tidak akan kehabisan stok terbaik calon pemimpin masa depan.

"Manfaatkan waktu selagi muda. Terus gali potensi diri dan diperkuat basis spiritualnya," ucapnya.

Di tempat yang sama, Sekretaris Umum PP Muhammadiyah, Abdul Mu'ti mengatakan, kunci sukses seorang pemimpin terletak pada basis spiritualitas. Pemimpin juga mesti memperluas wawasan dengan terus belajar. Dengan begitu terciptalah keseimbangan spiritual dan intelektual.

Mu'ti menuturkan, mahasiswa juga mesti memiliki eksistensi dan mampu jadi pemimpin. Dia meminta mahasiswa tak sekadar ikut-ikutan sesuatu tanpa tahu maknanya. Mahasiswa harus mengetahui apa yang ia kerjakan dan harus menjadi penentu arah bangsa ini.

"Karena itu mahasiswa harus punya eksistensi. Bukan hanya sekedar menjadi aktivis tapi menjadi pemimpin. Kalau ikut demo harus menjadi penentu bukan sekedar ikut-ikutan. Garang di lapangan tapi giliran kena gas air mata dan ditahan polisi nangis-nangis minta dibebaskan”, ujar dia disambut tawa peserta.

Acara diskusi ini turut menghadirkan narasumber lainnya, yakni Wakil Dekan FKIP UHAMKA Izza Rohman, Sekjen DPP IMM Roby Karman dan Presiden BEM UHAMKA Arif Rachman.
(whb)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.7126 seconds (0.1#10.140)