Pacu Pembangunan Kota Semarang lewat Konsep Bergerak Bersama

Selasa, 15 Oktober 2019 - 17:12 WIB
Pacu Pembangunan Kota Semarang lewat Konsep Bergerak Bersama
Pacu Pembangunan Kota Semarang lewat Konsep Bergerak Bersama
A A A
JAKARTA - Konsep Bergerak Bersama diterapkan Wali Kota Semarang Hendrar Prihadi untuk membawa Kota Semarang menjadi lebih baik.

Penerapan konsep tersebut untuk memacu laju pembangunan Kota Semarang sekaligus mengatasi faktor-faktor yang menjadi penghambat pembangunan.

Adapun dalam konsep itu, ada beberapa parameter yang harus diatasi antara lain Indek Pembangunan Manusia (IPM) yang tertinggal, jalan rusak lebih banyak dari jalan yang mulus, Investasi kecil karena banyak hal prosedur yang berbelit dan lainnya, dan Semarang dikenal sebagai kota banjir.

Hal itu diungkapkan Wali Kota Semarang Hendrar Prihadi dalam acara Indonesia Visionary Leader 2019 yang diselenggarakan KORAN SINDO dan SINDOnews.com di Auditorium Gedung SINDO, Jakarta, Selasa (15/10/2019).

"Namanya konsep Bergerak Bersama, yaitu pemerintah tidak akan bisa mengolah kota ini dengan baik kalo tidak didukung oleh stakeholder yang lain. Kami ibaratkan ada dukungan atau peran pemerintah, ada dari penduduk dengan segala ketokohannya, tokoh akademisi, tokoh masyarakat, tokoh agama, kemudian perusahaan dengan CSR-nya dan yang terakhir adalah teman-teman pewarta," tutur Hendrar.

Konsep Bergerak Bersama, muncul karena Hendrar tidak bisa serta merta mengandalkan Anggaran Pendapat dan Belanja Daerah (APBD) yang belum maksimal untuk membantu membangun Kota Semarang yang lebih baik, meski setiap tahunnya mengalami kenaikan.

"Kami mengandalkan dari APBD kita mulai dari 2010-2019 cukup lumayan lonjakan APBD tapi tidak sebanding dengan APBD kota-kota yang lain," jelasnya.

Dari hal itu, Hendrar menyebut konsep Bergerak Bersama menghasilkan berbagai hal positif mulai dari pembangunan infrastruktur yang lebih merata, penambahan investasi yang berkali-kali lipat, hingga lompatan indeks pembangunan manusia Kota Semarang yang mengungguli kota-kota besar lainnya di Indonesia.

Dari data yang dipaparkan, ekonomi dan kerja layak, pertumbuhan ekonomi naik dari 5,97 % pada tahun 2012 menjadi 6,52% pada tahun 2018. Lalu pertumbuhan investasi meningkat dari 0,9 triliun pada 2011 menjadi 27,5 triliun pada 2018.

Angka kemiskinan menurun dari 5,68% pada tahun 2011 menjadi 4,15% pada 2018. Serta turunnya luas wilayah kumuh dari 416 HA pada 2015 menjadi 112 HA pada 2018.

Wilayah rawan banjir juga turun 41,02% pada 2011 turun menjadi 17,4% pada 2018. Kondisi Jalan rusak 54% pada tahun 2011 lalu turun menjadi 10,5% pada 2018.
(dam)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.6670 seconds (0.1#10.140)