Pengamat: Upaya untuk Menggagalkan Pelantikan Presiden Kebanyakan Gagal
A
A
A
JAKARTA - Direktur Indonesia Public Institute (IPI), Karyono Wibowo tak memungkiri bahwa berbagai peristiwa nasional yang terjadi belakangan dianggap sangat mengkhawatirkan atau dapat mengganggu proses pelantikan Jokowi-KH. Ma'ruf Amin sebagai pasangan Presiden dan wakil presiden pada 20 Oktober mendatang.
"Misalnya kalau kita lihat ada peristiwa atau gejala alam yang terjadi di Papua lalu kemudian disusul juga dengan berbagai aksi Demonstrasi yang menolak sejumlah RUU undang-undang yang menimbulkan kerusuhan di sejumlah tepat lalu kemudian yang terbaru adalah peristiwa penusukan terhadap Menko Polhukam Wiranto di Pandeglang kemarin," kata Karyono dalam diskusi bertajuk 'Menakar Situasi Polhukam jelang Pelantikan Presiden dan Wakil Presiden di Hotel Ibis, Cikini, Jakarta, Selasa (15/10/2019).
Karyono melanjutkan, pertanyaannya apakah berbagai aksi demonstrasi dan peristiwa nasional itu dapat menggagalkan pelantikan Jokowi-Ma'ruf, menurutnya, satu sama lain peristiwa nasional itu tak memiliki tujuan yang sama menggagalkan pelantikan.
Lebih jauh dari itu, kata Karyono, peristiwa nasional yang ada kemarin tak memiliki korelasi terhadap pelantikan Jokowi-Ma'ruf. Bahkan, hampir pasti jika melihat kondisi yang ada sekarang, pelantikan Jokowi sebagai presiden dua periode akan berjalan mulus.
"Kalau kita melihat fenomena gerakan yang yang ditujukan untuk menggagalkan pelantikan presiden tidak hanya kali ini saja misalnya ketika pemilu presiden dari 2004, 2009-2014 juga Pak Jokowi memenangkan Pilpres berpasangan dengan pak Yusuf Kalla juga sama ada upaya-upaya gerakan-gerakan yang mengarah untuk menggagalkan pelantikan Presiden," ungkapnya.
"Hari ini menurut saya memang ada juga ya upaya untuk menggagalkan pelantikan Presiden tetapi pertanyaannya sejauhmana gerakan tersebut berhasil menggagalkan pelantikan presiden kita lihat dari sebelumnya berbagai upaya untuk menggagalkan pelantikan Presiden kebanyakan gagal," tukasnya.
"Misalnya kalau kita lihat ada peristiwa atau gejala alam yang terjadi di Papua lalu kemudian disusul juga dengan berbagai aksi Demonstrasi yang menolak sejumlah RUU undang-undang yang menimbulkan kerusuhan di sejumlah tepat lalu kemudian yang terbaru adalah peristiwa penusukan terhadap Menko Polhukam Wiranto di Pandeglang kemarin," kata Karyono dalam diskusi bertajuk 'Menakar Situasi Polhukam jelang Pelantikan Presiden dan Wakil Presiden di Hotel Ibis, Cikini, Jakarta, Selasa (15/10/2019).
Karyono melanjutkan, pertanyaannya apakah berbagai aksi demonstrasi dan peristiwa nasional itu dapat menggagalkan pelantikan Jokowi-Ma'ruf, menurutnya, satu sama lain peristiwa nasional itu tak memiliki tujuan yang sama menggagalkan pelantikan.
Lebih jauh dari itu, kata Karyono, peristiwa nasional yang ada kemarin tak memiliki korelasi terhadap pelantikan Jokowi-Ma'ruf. Bahkan, hampir pasti jika melihat kondisi yang ada sekarang, pelantikan Jokowi sebagai presiden dua periode akan berjalan mulus.
"Kalau kita melihat fenomena gerakan yang yang ditujukan untuk menggagalkan pelantikan presiden tidak hanya kali ini saja misalnya ketika pemilu presiden dari 2004, 2009-2014 juga Pak Jokowi memenangkan Pilpres berpasangan dengan pak Yusuf Kalla juga sama ada upaya-upaya gerakan-gerakan yang mengarah untuk menggagalkan pelantikan Presiden," ungkapnya.
"Hari ini menurut saya memang ada juga ya upaya untuk menggagalkan pelantikan Presiden tetapi pertanyaannya sejauhmana gerakan tersebut berhasil menggagalkan pelantikan presiden kita lihat dari sebelumnya berbagai upaya untuk menggagalkan pelantikan Presiden kebanyakan gagal," tukasnya.
(pur)