Penyerangan Wiranto, Pelaku Terlatih Gunakan Kunai Naruto
A
A
A
SEMARANG - Menteri Koordinator Politik Hukum dan Keamanan (Menko Polhukam) Wiranto diserang oleh dua terduga pelaku saat kunjungan di Alun-alun Menes, Pandeglang, Banten. Mantan Panglima ABRI itu diserang menggunakan pisau sejenis kunai yang biasa terlihat dalam film kartun Naruto.
"Yang perlu ditelaah lebih lanjut adalah terkait dengan senjata yang dipakai. Senjata ini perlu diselidiki, kan tidak bisa itu datang dengan tiba-tiba. Apakah ini dibuat sendiri atau ada yang membuat dan bagaimana cara menggunakan itu," kata Pengamat Terorisme Najahan Musyafak di Semarang, Jawa Tengah, Jumat (11/10/2019).
Dia mengatakan, terduga pelaku terlihat piawai menggunakan senjata tajam tersebut. Selain bisa melakukan serangan dari jarak dekat setelah menerobos pengamanan, pelaku juga berhasil menikam perut Wiranto.
"Semua (senjata) ada tekniknya, teknik itu kan tidak bisa semua orang (gunakan), karena bisa saja malah melukai diri sendiri. Jadi ada how to operate (mengoperasikan senjata), dia sudah mempelajari bagaimana menggunakan senjata ini," terangnya.
"Kemudian dari sisi korban di Pak Wiranto ada dua kali (tusukan) artinya dua kali itu kesempatannya itu kan dia punya cukup waktu untuk menyerang. Itu ditusuk kemudian ditarik dan ditusuk lagi, sesuai keterangan dokter kan dua kali tusukan," bebernya. (Baca Juga: Din Syamsuddin Minta Aktor Intelektual Penusukan Wiranto Diungkap
Najahan juga menilai, pelaku telah mempersiapkan diri selain memilih jenis senjata juga cara penggunaannya. Jenis pisau yang meruncing dengan dua sisi tajam akan berdampak luka yang lebar bisa ditusukkan ke korban.
"Artinya ini juga merupakan salah satu kegiatan yang direncanakan. Kemudian informasi Pak Wiranto ke sana (kunjungan) juga sudah tercium oleh dia (pelaku). Jadi sudah direncanakan," terangnya. (Baca Juga: Ini Kronologis Wiranto Sebelum Diserang di Menes Pandeglang
"Paling tidak dia sudah di-training (dilatih) untuk menggunakan senjata itu. Karena ini adalah pisau yang memang seperti pisau ninja Naruto. Kanan kiri kan tajam jadi kalau itu sudah masuk (ditusukkan) itu langsung lebar dan siapa pun yang menjadi korban mesti lukanya akan lebar," katanya.
"Yang perlu ditelaah lebih lanjut adalah terkait dengan senjata yang dipakai. Senjata ini perlu diselidiki, kan tidak bisa itu datang dengan tiba-tiba. Apakah ini dibuat sendiri atau ada yang membuat dan bagaimana cara menggunakan itu," kata Pengamat Terorisme Najahan Musyafak di Semarang, Jawa Tengah, Jumat (11/10/2019).
Dia mengatakan, terduga pelaku terlihat piawai menggunakan senjata tajam tersebut. Selain bisa melakukan serangan dari jarak dekat setelah menerobos pengamanan, pelaku juga berhasil menikam perut Wiranto.
"Semua (senjata) ada tekniknya, teknik itu kan tidak bisa semua orang (gunakan), karena bisa saja malah melukai diri sendiri. Jadi ada how to operate (mengoperasikan senjata), dia sudah mempelajari bagaimana menggunakan senjata ini," terangnya.
"Kemudian dari sisi korban di Pak Wiranto ada dua kali (tusukan) artinya dua kali itu kesempatannya itu kan dia punya cukup waktu untuk menyerang. Itu ditusuk kemudian ditarik dan ditusuk lagi, sesuai keterangan dokter kan dua kali tusukan," bebernya. (Baca Juga: Din Syamsuddin Minta Aktor Intelektual Penusukan Wiranto Diungkap
Najahan juga menilai, pelaku telah mempersiapkan diri selain memilih jenis senjata juga cara penggunaannya. Jenis pisau yang meruncing dengan dua sisi tajam akan berdampak luka yang lebar bisa ditusukkan ke korban.
"Artinya ini juga merupakan salah satu kegiatan yang direncanakan. Kemudian informasi Pak Wiranto ke sana (kunjungan) juga sudah tercium oleh dia (pelaku). Jadi sudah direncanakan," terangnya. (Baca Juga: Ini Kronologis Wiranto Sebelum Diserang di Menes Pandeglang
"Paling tidak dia sudah di-training (dilatih) untuk menggunakan senjata itu. Karena ini adalah pisau yang memang seperti pisau ninja Naruto. Kanan kiri kan tajam jadi kalau itu sudah masuk (ditusukkan) itu langsung lebar dan siapa pun yang menjadi korban mesti lukanya akan lebar," katanya.
(mhd)