PKS Minta agar Pemerintah Kokohkan Sistem Inovasi Nasional

Senin, 07 Oktober 2019 - 14:01 WIB
PKS Minta agar Pemerintah...
PKS Minta agar Pemerintah Kokohkan Sistem Inovasi Nasional
A A A
JAKARTA - Wakil Ketua Fraksi Partai Keadilan Sejahtera (F-PKS) Bidang Industri Pembangunan, Mulyanto mengatakan, PKS dalam platformnya mengusulkan agar pemerintah memperkokoh Sistem Inovasi Nasional, karena kejayaan sumber daya alam sudah lewat masanya dan pemerintah mengakui hal itu.

Hal ini dikatakan Mulyanto, menyoroti evaluasi RPJMN 2014-2019 yang dilakukan pemerintah baru-baru ini, mengenai masalah pertumbuhan ekonomi Indonesia yang stagnan dan cenderung defisit.

"Kita harus meningkatkan kemampuan SDM (sumber daya manusia) dalam inovasi teknologi, yang dilakukan bersamaan dengan hilirisasi industri dengan penuh kesabaran," kata Mulyanto, Senin (7/10/2019).

"Dan pemikiran jangka panjang. Jangan sporadis, tidak responsif, inkonsistensi, sprint jangka pendek serta perlu 'Sistem Nasional', yang kokoh," sambungnya.

Mulyanto mengatakan, pemerintah perlu memperbaiki kondisi 'transaksi berjalan' yang terus defisit, dengan cara menggenjot kinerja ekspor nasional.

"Yang tak kalah penting dan menjadi hal dasar pembangunan ekonomi serta fokus jangka panjang yakni perbaikan struktur ekonomi nasional," ungkap Mulyanto.

Salah satu elemen penting adalah industri. Industri itu menurut Mulyanto, semestinya menjadi 'engine of growth', mesin pertumbuhan untuk memenuhi kebutuhan barang dan jasa baik domestik maupun orientasi ekspor.

"Kita sangat sering menerima laporan terjadinya deindustrialisasi, di mana kontribusi sektor industri terhadap PDB terus anjlok sampai menjadi sekitar 20%," ujar pria berkacamata ini.

Menurut Mulyanto, kinerja sektor industri pernah mencapai angka melebihi 25%, dimana para ekonom menyebut sebagai deindustrialisasi dini, dimana sektor industri anjlok sebelum mencapai puncaknya.

"Pemerintah perlu fokus pada industri sebagai 'prime mover'. Lalu gerakkan industri kreatif, UMKM dan inovasi teknologi menjadi sumber-sumber pertumbuhan baru," jelasnya.
(maf)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.1224 seconds (0.1#10.140)