HUT ke-74 TNI, Sebanyak 22 Heli Penerbad Bentuk Formasi Diamond
A
A
A
JAKARTA - Sebanyak 22 helikopter milik Penerbang Angkatan Darat (Penerbad) membentuk formasi diamond, yang terlihat seakan-akan memayungi pengunjung dari sengatan matahari pada demo udara Perayaan HUT ke-74 TNI 2019 di Halim Perdanakusuma, Jakarta Timur.
Hal tersebut disampaikan Komandan Skuadron-21/Sena, Letkol CPN Rhino Charles Tuwo, sekaligus sebagai Koordinator Flypass Penerbad.
Letkol CPN Rhino Charles mengatakan, selain 22 jenis helikopter dari berbagai Skuadron Penerbad milik TNI AD, juga dikerahkan helikopter tambahan untuk evakuasi dan recovery, saat berlangsungnya acara kegiatan.
“Seluruh Skuadron mengirimkan perwakilannya di antaranya tiga heli AS 550 Fennec, dua BO-105 Bolkow, dua Colibri EC-120, dua AS555 Fennec, enam Bell 412EP, tiga AH-64E Apache Guardian, tiga Mi-35, dan satu Mi-17. Seluruhnya terbang secara berkelompok atau dikenal dengan istilah Army Flight yang dikelompokkan menjadi empat elemen,” ujarnya dalam keterangan yang diterima SINDOnews, Minggu (6/10/2019).
Menurut lulusan Akmil 1999 tersebut, beberapa tahap persiapan dan latihan telah dilalui oleh para penerbang untuk menghadapi event yang sangat bersejarah bagi TNI ini.
“Persiapan awal, dilatihkan di Skuadron masing-masing, dan setelah pelaksanaan Latihan Gabungan (Latgab) TNI, heli dan kru melaksanakan latihan bersama di Skuadron-21/Sena Pondok Cabe selama kurang lebih dua minggu,” jelasnya.
Dia mengakui, selama latihan ada kendala teknis, seperti saat geladi kotor dimana dua heli tidak terbang. ”Karena kendala teknis pada instrumennya, namun saat pelaksanaan hari ini, Alhamdulillah semua dapat teratasi dan tentunya kita telah menyiapkan heli recovery jika ada heli yang bermasalah,’’ tuturnya.
Dia menjelaskan, Army Flight heli terbagi menjadi empat elemen, dimana pengelompokkannya dimulai saat berada di daerah persiapan. Sesuai waktu yang telah ditentukan, maka heli harus melintasi podium tempat acara tepat pada jam yang telah ditentukan.
“Sehingga dari awal kita sudah memastikan, dari beberapa latihan yang dilakukan, kapan harus start engine, berapa lama yang dibutuhkan saat take off di runaway, kemudian melewati rute, sampai landing dengan formasi lagi,” tambahnya.
Saat take off, kata dia, heli sudah membentuk formasi stragle trail, sehingga saat berada di udara tiap-tiap elemen telah memiliki paruh masing-masing, dimana elemen satu membentuk formasi “V”, elemen dua membentuk stragle trail right, elemen ketiga dengan formasi “V”, dan terakhir elemen 4 membentuk diamond atau formasi anak panah.
Menurutnya, bagi para penerbang TNI AD, event tersebut memiliki peran yang sangat penting, sebagai wahana latihan kerja sama di udara khususnya dalam membentuk formasi di udara.
“Terbang formasi memiliki tingkat kesulitan yang tinggi, dan juga terbang bersama seluruh jenis heli, pastinya akan menjadi suatu kesempatan yang langka, sekaligus kebanggaan setiap penerbang,’’ ucapnya.
Sementara itu, salah satu pilot Apache Guardian Letkol Cpn Gatot mengatakan, penampilan yang ditunjukkan para pilot Puspenerbad saat demonstrasi di udara juga merupakan salah satu kampanye profil TNI AD.
“Masyarakat dapat melihat, pilot juga merupakan salah satu profesi dari prajurit TNI AD, dengan bertambahnya alutsista yang dimiliki Penerbad kedepannya, tentu akan menambah jumlah para calon pilot untuk mengawakinya, sehingga kesempatan terbuka luas bagi para pemuda Indonesia,’’ tandasnya.
Terpisah, pilot MI 17, Kapten Cpn Faris Affandi mengaku sangat puas dengan fly pass yang dilakukan para penerbang TNI AD.
“Kita sudah mempersiapkan jauh-jauh hari menjelang event ini, tentunya pengalaman ini menjadi kebanggaan tersendiri, selain menambah jam terbang, kegiatan ini sebagai pengalaman dalam terbang secara formasi,’’ ucap pilot yang memiliki 1.800 jam terbang ini.
Hal senada disampaikan pula Letda Cpn (K) Tri Ramadhani, satu di antara tiga pilot wanita yang menerbangkan helikopter jenis Bell 412EP ini.“Saya bersyukur dan berterima kasih atas kesempatan serta kepercayaan yang diberikan untuk ikut berpartisipasi dalam demonstrasi udara kali ini. Ini baru yang pertama kalinya saya mengikuti event seperti ini,” ujar lulusan Akmil 2017 tersebut.
Hal tersebut disampaikan Komandan Skuadron-21/Sena, Letkol CPN Rhino Charles Tuwo, sekaligus sebagai Koordinator Flypass Penerbad.
Letkol CPN Rhino Charles mengatakan, selain 22 jenis helikopter dari berbagai Skuadron Penerbad milik TNI AD, juga dikerahkan helikopter tambahan untuk evakuasi dan recovery, saat berlangsungnya acara kegiatan.
“Seluruh Skuadron mengirimkan perwakilannya di antaranya tiga heli AS 550 Fennec, dua BO-105 Bolkow, dua Colibri EC-120, dua AS555 Fennec, enam Bell 412EP, tiga AH-64E Apache Guardian, tiga Mi-35, dan satu Mi-17. Seluruhnya terbang secara berkelompok atau dikenal dengan istilah Army Flight yang dikelompokkan menjadi empat elemen,” ujarnya dalam keterangan yang diterima SINDOnews, Minggu (6/10/2019).
Menurut lulusan Akmil 1999 tersebut, beberapa tahap persiapan dan latihan telah dilalui oleh para penerbang untuk menghadapi event yang sangat bersejarah bagi TNI ini.
“Persiapan awal, dilatihkan di Skuadron masing-masing, dan setelah pelaksanaan Latihan Gabungan (Latgab) TNI, heli dan kru melaksanakan latihan bersama di Skuadron-21/Sena Pondok Cabe selama kurang lebih dua minggu,” jelasnya.
Dia mengakui, selama latihan ada kendala teknis, seperti saat geladi kotor dimana dua heli tidak terbang. ”Karena kendala teknis pada instrumennya, namun saat pelaksanaan hari ini, Alhamdulillah semua dapat teratasi dan tentunya kita telah menyiapkan heli recovery jika ada heli yang bermasalah,’’ tuturnya.
Dia menjelaskan, Army Flight heli terbagi menjadi empat elemen, dimana pengelompokkannya dimulai saat berada di daerah persiapan. Sesuai waktu yang telah ditentukan, maka heli harus melintasi podium tempat acara tepat pada jam yang telah ditentukan.
“Sehingga dari awal kita sudah memastikan, dari beberapa latihan yang dilakukan, kapan harus start engine, berapa lama yang dibutuhkan saat take off di runaway, kemudian melewati rute, sampai landing dengan formasi lagi,” tambahnya.
Saat take off, kata dia, heli sudah membentuk formasi stragle trail, sehingga saat berada di udara tiap-tiap elemen telah memiliki paruh masing-masing, dimana elemen satu membentuk formasi “V”, elemen dua membentuk stragle trail right, elemen ketiga dengan formasi “V”, dan terakhir elemen 4 membentuk diamond atau formasi anak panah.
Menurutnya, bagi para penerbang TNI AD, event tersebut memiliki peran yang sangat penting, sebagai wahana latihan kerja sama di udara khususnya dalam membentuk formasi di udara.
“Terbang formasi memiliki tingkat kesulitan yang tinggi, dan juga terbang bersama seluruh jenis heli, pastinya akan menjadi suatu kesempatan yang langka, sekaligus kebanggaan setiap penerbang,’’ ucapnya.
Sementara itu, salah satu pilot Apache Guardian Letkol Cpn Gatot mengatakan, penampilan yang ditunjukkan para pilot Puspenerbad saat demonstrasi di udara juga merupakan salah satu kampanye profil TNI AD.
“Masyarakat dapat melihat, pilot juga merupakan salah satu profesi dari prajurit TNI AD, dengan bertambahnya alutsista yang dimiliki Penerbad kedepannya, tentu akan menambah jumlah para calon pilot untuk mengawakinya, sehingga kesempatan terbuka luas bagi para pemuda Indonesia,’’ tandasnya.
Terpisah, pilot MI 17, Kapten Cpn Faris Affandi mengaku sangat puas dengan fly pass yang dilakukan para penerbang TNI AD.
“Kita sudah mempersiapkan jauh-jauh hari menjelang event ini, tentunya pengalaman ini menjadi kebanggaan tersendiri, selain menambah jam terbang, kegiatan ini sebagai pengalaman dalam terbang secara formasi,’’ ucap pilot yang memiliki 1.800 jam terbang ini.
Hal senada disampaikan pula Letda Cpn (K) Tri Ramadhani, satu di antara tiga pilot wanita yang menerbangkan helikopter jenis Bell 412EP ini.“Saya bersyukur dan berterima kasih atas kesempatan serta kepercayaan yang diberikan untuk ikut berpartisipasi dalam demonstrasi udara kali ini. Ini baru yang pertama kalinya saya mengikuti event seperti ini,” ujar lulusan Akmil 2017 tersebut.
(cip)