Calon Panglima TNI Berpeluang Besar dari Angkatan Darat, Ini Syaratnya
loading...
A
A
A
JAKARTA - Calon Panglima TNI pengganti Laksamana Yudo Margono berpeluang besar berasal dari matra Angkatan Darat (TNI AD). Namun peluang itu bukan tanpa syarat.
Hal ini disampaikan Kepala Center For Intermestic and Diplomatic Engagement (CIDE) Anton Aliabbas menanggapi Panglima TNI Laksamana Yudo Margono yang akan memasuki masa pensiun pada 1 Desember 2023. Saat hampir bersamaan, Kepala Staf TNI AD (KSAD) Jenderal Dudung Abdurachman juga akan memasuki masa pensiun pada 19 November 2023.
"Secara normatif, posisi Panglima TNI akan diisi oleh jenderal TNI AD. Dengan kata lain, apabila pergantian pejabat KSAD dilakukan dalam waktu dekat, maka sosok tersebut berpeluang besar mengisi jabatan Panglima TNI," kata Anton dalam keterangannya yang diterima, Kamis (27/7/2023).
Jika Presiden Jokowi melakukan percepatan masa jabatan Jenderal Dudung, maka secara normatif semua perwira tinggi bintang tiga TNI AD memiliki peluang ditunjuk sebagai KSAD. "Meski demikian, Jokowi kelihatannya akan meneruskan pakem memilih sosok yang pernah bekerja dengannya sebelum menjabat pos strategis," ujarnya.
Dari daftar pati berpangkat letnan jenderal, setidaknya ada tiga kandidat kuat. Mereka adalah Kepala Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) Letjen Suharyanto (Akmil 1989), Pangkostrad Letjen Maruli Simanjuntak (Akmil 1992), dan Wakasad Letjen Agus Subiyanto (Akmil 1991).
Suharyanto adalah mantan Sesmilpres; Maruli merupakan mantan Danpaspampres; dan Agus merupakan mantan Dan Grup A Paspampres serta Dandim 0735/Surakarta saat Jokowi menjadi Wali Kota Solo.
Menurut Anton, ketiga orang itu memiliki peluang relatif sama. Suharyanto yang memiliki pengalaman penugasan di luar struktur TNI yakni BIN dan BNPB tentu punya keunggulan keluwesan dalam berkomunikasi dengan lintas elemen.
Sementara Maruli, yang memiliki usia pensiun lebih panjang, dan tentu saja keberadaan Menko Marves Luhut Panjaitan berpotensi menjadi nilai tambah. Sedangkan, Agus memiliki pengalaman mengenal dan berinteraksi dengan Jokowi relatif lebih panjang, mengingat pernah menjabat posisi Dandim 0735/Surakarta pada 2009-2011.
"Mengingat tiga sosok ini telah memiliki kualifikasi dan rekam jejak penugasan yang relatif seimbang, maka faktor subyektivitas Jokowi akan lebih kuat menjadi pertimbangan dalam penunjukan sosok KSAD berikutnya," tuturnya.
Karena itu, skenario ini pada akhirnya akan berpulang pada keputusan Presiden Jokowi dalam mengisi dua posisi strategis tersebut. "Jika Jokowi memutuskan pergantian KSAD dalam waktu dekat, maka Panglima TNI selanjutnya akan berasal dari TNI Angkatan Darat," katanya.
Lihat Juga: Profil Susilo Adi Purwantoro, Pati TNI Jenderal Bintang Dua Wakil Rektor Universitas Pertahanan
Hal ini disampaikan Kepala Center For Intermestic and Diplomatic Engagement (CIDE) Anton Aliabbas menanggapi Panglima TNI Laksamana Yudo Margono yang akan memasuki masa pensiun pada 1 Desember 2023. Saat hampir bersamaan, Kepala Staf TNI AD (KSAD) Jenderal Dudung Abdurachman juga akan memasuki masa pensiun pada 19 November 2023.
"Secara normatif, posisi Panglima TNI akan diisi oleh jenderal TNI AD. Dengan kata lain, apabila pergantian pejabat KSAD dilakukan dalam waktu dekat, maka sosok tersebut berpeluang besar mengisi jabatan Panglima TNI," kata Anton dalam keterangannya yang diterima, Kamis (27/7/2023).
Jika Presiden Jokowi melakukan percepatan masa jabatan Jenderal Dudung, maka secara normatif semua perwira tinggi bintang tiga TNI AD memiliki peluang ditunjuk sebagai KSAD. "Meski demikian, Jokowi kelihatannya akan meneruskan pakem memilih sosok yang pernah bekerja dengannya sebelum menjabat pos strategis," ujarnya.
Dari daftar pati berpangkat letnan jenderal, setidaknya ada tiga kandidat kuat. Mereka adalah Kepala Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) Letjen Suharyanto (Akmil 1989), Pangkostrad Letjen Maruli Simanjuntak (Akmil 1992), dan Wakasad Letjen Agus Subiyanto (Akmil 1991).
Suharyanto adalah mantan Sesmilpres; Maruli merupakan mantan Danpaspampres; dan Agus merupakan mantan Dan Grup A Paspampres serta Dandim 0735/Surakarta saat Jokowi menjadi Wali Kota Solo.
Menurut Anton, ketiga orang itu memiliki peluang relatif sama. Suharyanto yang memiliki pengalaman penugasan di luar struktur TNI yakni BIN dan BNPB tentu punya keunggulan keluwesan dalam berkomunikasi dengan lintas elemen.
Sementara Maruli, yang memiliki usia pensiun lebih panjang, dan tentu saja keberadaan Menko Marves Luhut Panjaitan berpotensi menjadi nilai tambah. Sedangkan, Agus memiliki pengalaman mengenal dan berinteraksi dengan Jokowi relatif lebih panjang, mengingat pernah menjabat posisi Dandim 0735/Surakarta pada 2009-2011.
"Mengingat tiga sosok ini telah memiliki kualifikasi dan rekam jejak penugasan yang relatif seimbang, maka faktor subyektivitas Jokowi akan lebih kuat menjadi pertimbangan dalam penunjukan sosok KSAD berikutnya," tuturnya.
Karena itu, skenario ini pada akhirnya akan berpulang pada keputusan Presiden Jokowi dalam mengisi dua posisi strategis tersebut. "Jika Jokowi memutuskan pergantian KSAD dalam waktu dekat, maka Panglima TNI selanjutnya akan berasal dari TNI Angkatan Darat," katanya.
Lihat Juga: Profil Susilo Adi Purwantoro, Pati TNI Jenderal Bintang Dua Wakil Rektor Universitas Pertahanan
(abd)