Jamaah Haji Diingatkan Tak Pakai Atribut KBIH Saat Pulang ke Tanah Air
A
A
A
MADINAH - Petugas Daerah Kerja (Daker) Bandara Jeddah-Madinah bersikap tegas terhadap sejumlah kelompok terbang (kloter) jamaah haji yang kedapatan mengenakan atribut identitas Kelompok Bimbingan Ibadah Haji (KBIH) saat akan pulang ke Tanah Air. Mereka diminta melepas atribut tersebut dan mengenakan seragam resmi Batik Haji Nasional.
Menurut Kepala Daker Bandara Jeddah-Madinah, Panitia Penyelenggara Ibadah Haji (PPIH) 2019, Arsyad Hidayat, dalam aturannya, jamaah haji Indonesia ketika masuk maupun keluar dari Arab Saudi wajib mengenakan seragam resmi yang ditetapkan pemerintah. Namun dia menemukan ada beberapa kloter dari sejumlah embarkasi yang mempergunakan atribut identitas kelompok bimbingannya.
"Akhirnya kami sampaikan kepada pimpinananya untuk dibuka," kata Arsyad, Selasa (3/9/2019).
Sikap tegas itu dilakukan karena ada kekhawatiran, ketika jamaah haji mengenakan atribut KBIH dan terpisah dari rombongan, maka petugas tidak mudah mengenalinya. Satu atau dua tahun lalu, kata Arsyad, seorang jamaah haji Indonesia tertinggal pesawat karena tertidur. Petugas maskapai tidak membangunkannya karena dia memakai seragam lain, bukan batik haji nasional.
"Makanya setiap ada jamaah dari KBIH atau dari kelompok apapun memakai seragam identitasnya, kami langsung sampaikan kepada ketua rombongannya atau pimpinan tolong kerja samanya untuk bisa dibuka," katanya.
Selain mudah dikenali petugas, menurut Arsyad, mengenakan seragam resmi juga membuat jamaah haji Indonesia terlihat sama, rapi, dan kompak.
Menurut Kepala Daker Bandara Jeddah-Madinah, Panitia Penyelenggara Ibadah Haji (PPIH) 2019, Arsyad Hidayat, dalam aturannya, jamaah haji Indonesia ketika masuk maupun keluar dari Arab Saudi wajib mengenakan seragam resmi yang ditetapkan pemerintah. Namun dia menemukan ada beberapa kloter dari sejumlah embarkasi yang mempergunakan atribut identitas kelompok bimbingannya.
"Akhirnya kami sampaikan kepada pimpinananya untuk dibuka," kata Arsyad, Selasa (3/9/2019).
Sikap tegas itu dilakukan karena ada kekhawatiran, ketika jamaah haji mengenakan atribut KBIH dan terpisah dari rombongan, maka petugas tidak mudah mengenalinya. Satu atau dua tahun lalu, kata Arsyad, seorang jamaah haji Indonesia tertinggal pesawat karena tertidur. Petugas maskapai tidak membangunkannya karena dia memakai seragam lain, bukan batik haji nasional.
"Makanya setiap ada jamaah dari KBIH atau dari kelompok apapun memakai seragam identitasnya, kami langsung sampaikan kepada ketua rombongannya atau pimpinan tolong kerja samanya untuk bisa dibuka," katanya.
Selain mudah dikenali petugas, menurut Arsyad, mengenakan seragam resmi juga membuat jamaah haji Indonesia terlihat sama, rapi, dan kompak.
(pur)