Undang Ibu-ibu, Kemendes PDTT Bersama Dekranasda Gelar Workshop
A
A
A
JAKARTA - Direktorat Jenderal Pembangunan Daerah Tertinggal Kementerian Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal, dan Transmigrasi (Kemendes PDTT) menggandeng Dewan Kerajinan Nasional Daerah (Dekranasda) untuk meningkatkan pemasaran produk usaha mikro kecil dan menengah (UMKM) melalui marketplace Shopee.
Hal ini dikatakan oleh Direktur Jenderal Pembangunan Daerah Tertinggal (Dirjen PDT) Samsul Widodo di sela workshop bertajuk Dekranasda Go Online Bersama Shopee di Jakarta, Kamis 29 Agustus 2019.
"Selama ini kami jemput bola ke sejumlah kabupaten. Kami mengumpulkan UMKM yang mempunyai produk dan kami latih mereka supaya bisa jualan melalui e-commerce," kata Samsul Widodo.
Untuk mempercepat proses tersebut, Ditjen PDT bersama Shopee mengundang ibu-ibu binaan Dekranasda untuk mengikuti pelatihan. Sehingga, bisa memiliki bayangan konkret bagaimana memasarkan produk UMKM melalui e-commerce.
Di acara tersebut, mereka bisa berdiskusi dengan para top seller di Shopee. "Kami undang ke sini karena Dekranasda bisa menjadi hub atau tempat membantu UMKM untuk bisa jualan secara daring," jelas Samsul.
Ke depan Samsul berharap, kantor Dekranasda di berbagai daerah berfungsi optimal dan lebih hidup, bisa menjadi pusat penjulan online, pusat pelatihan pemasaran secara online, dan tempat display produk UMK.
Dia menjelaskan, forum ini memberikan gambaran umum serta pengalaman langsung bagi para pengurus Dekranasda terkait bagaimana memasarkan produk lokal secara online. "Setahu saya di setiap kabupaten mempunyai kantor Dekranasda. Cuma persoalannya adalah kadang buka, kadang tutup," jelasnya.
"Nah, bagaimana kalau fasilitas itu dioptimalkan, bagaimana kalau misalnya kantor Dekranasda dijadikan pusat pelatihan pemasaran secara daring produk UMKM di kabupaten," sambungnya.
Menurutnya, cara lama bersifat teoritis berupa imbauan atau sekadar tulisan, kurang efektif mengedukasi pelaku UMKM. "Makanya kami undang, kami ajak ikut pelatihan sehingga bisa tahu bayangan konkret bagaimana mendaringkan produk mereka," terangnya.
Dengan cara jemput bola, diharapkan bisa mendongkrak penjualan produk UMKM di marketplace yang saat ini baru mencapai 25%.
"Saya yakin angka tersebut terus naik, asal proaktif melakukan penetrasi ke sejumlah daerah. Kami targetkan tahun depan mencapai 35%. Tapi pemerintah harus kerja sama, makanya kami gandeng Shopee, karena paham, termasuk dalam hal membimbing," tutupnya.
Hadir dalam acara itu sekira seratus orang dari 45 kabupaten termasuk istri bupati yang tergabung dalam Dekranasda dari berbagai daerah. Beberapa di antaranya berasal dari daerah tertinggal.
Dekranasda Go Online bersama Shopee merupakan jembatan memperluas pasar UMKM daerah dengan cara mengedukasi mereka seperti mengoptimalkan berbagai fitur Shopee, pengenalan marketplace, dan membuat foto produk lebih menarik.
Hal ini dikatakan oleh Direktur Jenderal Pembangunan Daerah Tertinggal (Dirjen PDT) Samsul Widodo di sela workshop bertajuk Dekranasda Go Online Bersama Shopee di Jakarta, Kamis 29 Agustus 2019.
"Selama ini kami jemput bola ke sejumlah kabupaten. Kami mengumpulkan UMKM yang mempunyai produk dan kami latih mereka supaya bisa jualan melalui e-commerce," kata Samsul Widodo.
Untuk mempercepat proses tersebut, Ditjen PDT bersama Shopee mengundang ibu-ibu binaan Dekranasda untuk mengikuti pelatihan. Sehingga, bisa memiliki bayangan konkret bagaimana memasarkan produk UMKM melalui e-commerce.
Di acara tersebut, mereka bisa berdiskusi dengan para top seller di Shopee. "Kami undang ke sini karena Dekranasda bisa menjadi hub atau tempat membantu UMKM untuk bisa jualan secara daring," jelas Samsul.
Ke depan Samsul berharap, kantor Dekranasda di berbagai daerah berfungsi optimal dan lebih hidup, bisa menjadi pusat penjulan online, pusat pelatihan pemasaran secara online, dan tempat display produk UMK.
Dia menjelaskan, forum ini memberikan gambaran umum serta pengalaman langsung bagi para pengurus Dekranasda terkait bagaimana memasarkan produk lokal secara online. "Setahu saya di setiap kabupaten mempunyai kantor Dekranasda. Cuma persoalannya adalah kadang buka, kadang tutup," jelasnya.
"Nah, bagaimana kalau fasilitas itu dioptimalkan, bagaimana kalau misalnya kantor Dekranasda dijadikan pusat pelatihan pemasaran secara daring produk UMKM di kabupaten," sambungnya.
Menurutnya, cara lama bersifat teoritis berupa imbauan atau sekadar tulisan, kurang efektif mengedukasi pelaku UMKM. "Makanya kami undang, kami ajak ikut pelatihan sehingga bisa tahu bayangan konkret bagaimana mendaringkan produk mereka," terangnya.
Dengan cara jemput bola, diharapkan bisa mendongkrak penjualan produk UMKM di marketplace yang saat ini baru mencapai 25%.
"Saya yakin angka tersebut terus naik, asal proaktif melakukan penetrasi ke sejumlah daerah. Kami targetkan tahun depan mencapai 35%. Tapi pemerintah harus kerja sama, makanya kami gandeng Shopee, karena paham, termasuk dalam hal membimbing," tutupnya.
Hadir dalam acara itu sekira seratus orang dari 45 kabupaten termasuk istri bupati yang tergabung dalam Dekranasda dari berbagai daerah. Beberapa di antaranya berasal dari daerah tertinggal.
Dekranasda Go Online bersama Shopee merupakan jembatan memperluas pasar UMKM daerah dengan cara mengedukasi mereka seperti mengoptimalkan berbagai fitur Shopee, pengenalan marketplace, dan membuat foto produk lebih menarik.
(maf)