Seminar Nasional Majapahit, Refleksi tentang Kejayaan Indonesia
A
A
A
JAKARTA - Sejarah kejayaan kerajaan-kerajaan besar di Indonesia pada masa lalu diharapkan bisa menjadi inspirasi pembangunan Indonesia ke depan yang lebih baik. Kebesaran Kerajaan Majapahit misalnya, menjadi satu kekuatan sejarah Indonesia yang bisa memotivasi bangsa ini untuk bisa lebih maju.
Pernyataan itu disampaikan Direktur Sejarah Direktorat Jenderal Kebudayaan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud), Triana Wulandari, menanggapi rencana Seminar Nasional Majapahit yang digelar Komite Seni Budaya Nusantara (KSBN) bekerja sama dengan Direktorat Sejarah Kemendikbud di Museum Nasional Jakarta, besok.
Dia yakin, seminar bertajuk "Majapahit: Refleksi Kejayaan Negara Agraris, Maritim dan Demokrasi Deliberatif, Dahulu, Kini, dan Masa yang Akan Datang" itu akan menghasilkan rumusan yang sangat bermanfaat bagi masyarakat dan pemerintah Indonesia.
"Kami sangat bangga dan mengapresiasi komunitas masyarakat seperti KSBN yang mau dan peduli terhadap sejarah bangsa dengan menggali nilai-nilai kejayaan Kerajaan Majapahit di masa lampau lewat seminar nasional," ujar Triana, Selasa (27/8/2019).
Dia menilai, seminar-seminar seperti ini akan sangat membantu pemerintah dalam mendapatkan temuan-temuan baru, informasi-informasi baru, dan analisis-analisis baru terkait perjalanan sejarah bangsa Indonesia.
"Saya berharap seminar ini menghasilkan pemikiran-pemikiran yang bernas untuk penataan pemerintahan Indonesia di masa datang. Apalagi, ibu kota Indonesia akan berpindah di Kalimantan Timur. Saya juga berharap hasil seminar ini dapat dibukukan atau didigitalisasi sebagai kekayaan historiografi Indonesia yang dapat dinikmati seluruh generasi masyarakat Indonesia," jelas Triana.
Hal senada disampaikan Ketua Umum KSBN Mayjen TNI (Purn) Hendardji Soepandji. Menurutnya, seminar nasional ini digelar untuk menggali informasi dan nilai-nilai yang dianut Kerajaan Majapahit pada masa jayanya.
"Nilai-nilai yang dimiliki Kerajaan Majapahit di masa lalu itu diharapkan dapat menjadi inspirasi yang dapat dimanfaatkan seluruh komponen bangsa menghadapi tantangan masa depan,” ujar Hendardji yang juga mantan Kepala Pusat Polisi Militer AD itu.
Seminar Nasional Majapahit ini akan dilangsungkan dalam tiga kluster, yakni kluster agraris, kluster maritim, serta kluster hukum, demokrasi, dan tata negara. Hal ini terkait dengan pola-pola pemerintahan dan sistem kebijakan yang diterapkan Pemerintahan Kerajaan Majapahit pada masa lalu.
"Untuk menambah bobot seminar, kami mengundang para pembicara yang sangat berkualitas dan berkempeten. Bahkan, Bapak Mendikbud Muhadjir Effendy pun berkenan menjadi keynote speaker seminar nasional," tegas Hendardji.
Selain Mendikbud, KSBN dan Direktorat Sejarah juga mendatangkan sejumlah tokoh penting yang akan memberi warna dalam seminar nanti. Untuk masalah maritim misalnya, Kepala Staf Angkatan Laut (KSAL) Laksamana TNI Siwi Sukma Adji akan membawakan materi bertajuk "Dinamika dan Peran Indonesia dalam Membangun Peradaban Maritim Dunia". Begitu juga Deputi IV Kemenko Maritim Safri Burhanuddin bakal membahas "Poros Maritim Dunia: Tantangan dan Implementasi".
Sementara mantan Gubernur Lemhanas Budi Susilo Soepandji akan menyoroti kejayaan Kerajaan Majapahit pada masa lalu ditinjau dari Sistem Geopolitik Indonesia. Sesi tersebut akan dipandu moderator Djaka Susila, yang juga Pemimpin Redaksi KORAN SINDO/SINDOnews.
Di Kluster Agraris, mantan Dirut Perum Badan Urusan Logistik (Bulog) Sutarto Alimoeso juga akan membahas detail sistem negara agraris pada masa Pemerintahan Kerajaan Majapahit yang menitikberatkan pada sektor pertanian.
Dia juga akan menyoroti inovasi-inovasi di bidang pertanian yang banyak dilakukan di masa kini. Sementara Guru Besar Arkeologi UI Agus Aris Munandar akan bicara mengenai Kerajaan Majapahit yang menjadi bagian dari hegemoni dunia di masa lalu.
"Dari sisi pemerintah, Plt Bupati Mojokerto Pungkasiadi akan membahas detail tentang bagaimana kerajaan Majapahit di masa lalu, dan bagaimana upaya pemerintah daerah melestarikan kearifan lokal yang menjadi warisan Kerajaan Majapahit," terang Hendardi.
Selain itu, sejumlah pakar politik, birokrasi, dan hukum juga akan ikut urun rembug dalam seminar nasional sehari tersebut. Di antaranya Guru Besar Hukum Tatanegara FH UI Satya Arinanto, dan Sejarawan Anhar Gonggong.
Pernyataan itu disampaikan Direktur Sejarah Direktorat Jenderal Kebudayaan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud), Triana Wulandari, menanggapi rencana Seminar Nasional Majapahit yang digelar Komite Seni Budaya Nusantara (KSBN) bekerja sama dengan Direktorat Sejarah Kemendikbud di Museum Nasional Jakarta, besok.
Dia yakin, seminar bertajuk "Majapahit: Refleksi Kejayaan Negara Agraris, Maritim dan Demokrasi Deliberatif, Dahulu, Kini, dan Masa yang Akan Datang" itu akan menghasilkan rumusan yang sangat bermanfaat bagi masyarakat dan pemerintah Indonesia.
"Kami sangat bangga dan mengapresiasi komunitas masyarakat seperti KSBN yang mau dan peduli terhadap sejarah bangsa dengan menggali nilai-nilai kejayaan Kerajaan Majapahit di masa lampau lewat seminar nasional," ujar Triana, Selasa (27/8/2019).
Dia menilai, seminar-seminar seperti ini akan sangat membantu pemerintah dalam mendapatkan temuan-temuan baru, informasi-informasi baru, dan analisis-analisis baru terkait perjalanan sejarah bangsa Indonesia.
"Saya berharap seminar ini menghasilkan pemikiran-pemikiran yang bernas untuk penataan pemerintahan Indonesia di masa datang. Apalagi, ibu kota Indonesia akan berpindah di Kalimantan Timur. Saya juga berharap hasil seminar ini dapat dibukukan atau didigitalisasi sebagai kekayaan historiografi Indonesia yang dapat dinikmati seluruh generasi masyarakat Indonesia," jelas Triana.
Hal senada disampaikan Ketua Umum KSBN Mayjen TNI (Purn) Hendardji Soepandji. Menurutnya, seminar nasional ini digelar untuk menggali informasi dan nilai-nilai yang dianut Kerajaan Majapahit pada masa jayanya.
"Nilai-nilai yang dimiliki Kerajaan Majapahit di masa lalu itu diharapkan dapat menjadi inspirasi yang dapat dimanfaatkan seluruh komponen bangsa menghadapi tantangan masa depan,” ujar Hendardji yang juga mantan Kepala Pusat Polisi Militer AD itu.
Seminar Nasional Majapahit ini akan dilangsungkan dalam tiga kluster, yakni kluster agraris, kluster maritim, serta kluster hukum, demokrasi, dan tata negara. Hal ini terkait dengan pola-pola pemerintahan dan sistem kebijakan yang diterapkan Pemerintahan Kerajaan Majapahit pada masa lalu.
"Untuk menambah bobot seminar, kami mengundang para pembicara yang sangat berkualitas dan berkempeten. Bahkan, Bapak Mendikbud Muhadjir Effendy pun berkenan menjadi keynote speaker seminar nasional," tegas Hendardji.
Selain Mendikbud, KSBN dan Direktorat Sejarah juga mendatangkan sejumlah tokoh penting yang akan memberi warna dalam seminar nanti. Untuk masalah maritim misalnya, Kepala Staf Angkatan Laut (KSAL) Laksamana TNI Siwi Sukma Adji akan membawakan materi bertajuk "Dinamika dan Peran Indonesia dalam Membangun Peradaban Maritim Dunia". Begitu juga Deputi IV Kemenko Maritim Safri Burhanuddin bakal membahas "Poros Maritim Dunia: Tantangan dan Implementasi".
Sementara mantan Gubernur Lemhanas Budi Susilo Soepandji akan menyoroti kejayaan Kerajaan Majapahit pada masa lalu ditinjau dari Sistem Geopolitik Indonesia. Sesi tersebut akan dipandu moderator Djaka Susila, yang juga Pemimpin Redaksi KORAN SINDO/SINDOnews.
Di Kluster Agraris, mantan Dirut Perum Badan Urusan Logistik (Bulog) Sutarto Alimoeso juga akan membahas detail sistem negara agraris pada masa Pemerintahan Kerajaan Majapahit yang menitikberatkan pada sektor pertanian.
Dia juga akan menyoroti inovasi-inovasi di bidang pertanian yang banyak dilakukan di masa kini. Sementara Guru Besar Arkeologi UI Agus Aris Munandar akan bicara mengenai Kerajaan Majapahit yang menjadi bagian dari hegemoni dunia di masa lalu.
"Dari sisi pemerintah, Plt Bupati Mojokerto Pungkasiadi akan membahas detail tentang bagaimana kerajaan Majapahit di masa lalu, dan bagaimana upaya pemerintah daerah melestarikan kearifan lokal yang menjadi warisan Kerajaan Majapahit," terang Hendardi.
Selain itu, sejumlah pakar politik, birokrasi, dan hukum juga akan ikut urun rembug dalam seminar nasional sehari tersebut. Di antaranya Guru Besar Hukum Tatanegara FH UI Satya Arinanto, dan Sejarawan Anhar Gonggong.
(maf)