Jika Banyak Parpol Mengekor Eksekutif Dikhawatirkan Kekuasaan Jadi Khianat

Senin, 26 Agustus 2019 - 08:38 WIB
Jika Banyak Parpol Mengekor...
Jika Banyak Parpol Mengekor Eksekutif Dikhawatirkan Kekuasaan Jadi Khianat
A A A
JAKARTA - Direktur Wain Advisory Indonesia, Sulthan Muhammad Yus menganggap, teka-teka mengenai arah koalisi pemerintahan Jokowi jilid II semakin membingungkan. Terlebih melihat sikap Partai Amanat Nasional (PAN) yang awalnya mendukung, kini berbalik memutuskan memilih berada di luar pemerintahan.

Menurut Sulthan, jika melihat dinamikanya, beragam upaya dilakukan, baik untuk menghalau partai non pengusung Jokowi menjadi koalisi maupun mempertahankan. Bahkan menggoda partai politik lainnya untuk sama-sama beroposisi di parlemen.

"Jika memperhatikan struktur ketatanegaraan kita, sebenarnya tidak ditemukan istilah koalisi maupun oposisi. Namun begitulah politik, ia bergerak melampoi tatanannya," ujar Sulthan saat dihubungi Sindonews, Senin (26/8/2019).

Untuk itu, kata Sulthan, sebaiknya para parpol yang diberikan kursi menteri tidak seketika menjadi pembela presiden, di parlemen jika ditemukan kebijakan yang merugikan rakyat. Idealnya bisa menjadi pengkritik utama, mengingat posisi parpol pendukung presiden memiliki akses terdekat dengan istana.

"Ingat lho, ada eksekutif maka tentu ada legislatif sebagai pengontrol setiap kebijakan. Jika semua partai berbondong-bondong jadi pengekor eksekutif, maka yang ditakutkan kekuasaan menjadi khianat," ungkapnya.

Selain itu, Sulthan menganggap, Presiden itu yang dipilih orangnya, meskipun ia diusung gabungan partai. Namun begitu, menuju parlemen, yang dipilih itu partai politik beserta orangnya. Sehingga, setiap anggota DPR itu memikul tanggung jawab untuk menyuarakan kepentingan rakyat banyak sekalipun ia dari partai pendukung presiden.

"Saya pikir jika budaya politik kita bisa sedewasa itu maka republik ini lebih cepat menuju kemajuan," tutur Analis Politik asal UIN Jakarta ini.
(pur)
Berita Terkait
Pemerintah Diimbau Antisipasi...
Pemerintah Diimbau Antisipasi Gimik Politik Terkait Dana Stimulus UMKM
Survei: 67,8% Publik...
Survei: 67,8% Publik Puas terhadap Kinerja Jokowi-Maruf
Selain Wapres, Jokowi...
Selain Wapres, Jokowi Disarankan Aktifkan Ma'ruf Amin Jadi Penasihat
Jejak Reshuffle Kabinet...
Jejak Reshuffle Kabinet Era Jokowi-Ma'ruf Amin
Staf Khusus Presiden...
Staf Khusus Presiden Surati Camat, Natalius Pigai: Ada Vandalisme Moral
Jokowi Harus Respons...
Jokowi Harus Respons Soal Perombakan Kabinet di Tengah Pandemi Corona
Berita Terkini
9 Fakta Try Sutrisno,...
9 Fakta Try Sutrisno, Sosok Jenderal Disegani di Era Soeharto yang Kini Tuntut Wapres Diganti
27 menit yang lalu
Mendagri Bakal Kaji...
Mendagri Bakal Kaji Usulan Solo Jadi Daerah Istimewa Surakarta
42 menit yang lalu
Saksikan Malam Ini 30...
Saksikan Malam Ini 30 Menit Bersama Kabinet Merah Putih Jurus Yassierli Tangkal Badai PHK Bersama Anita Dewi, di iNews
1 jam yang lalu
Warna Motor Royal Enfield...
Warna Motor Royal Enfield Ridwan Kamil yang Disita KPK Beda dengan di LHKPN
1 jam yang lalu
Tim Hukum Hasto Minta...
Tim Hukum Hasto Minta Jaksa Buka CCTV Ruangan Merokok Kantor KPK untuk Buktikan Klaim Wahyu
2 jam yang lalu
8 Tuntutan Forum Purnawirawan...
8 Tuntutan Forum Purnawirawan TNI, Mendorong Reshuffle hingga Pergantian Wapres
2 jam yang lalu
Infografis
Balas Dendam ke AS,...
Balas Dendam ke AS, China Naikkan Tarif Impor Jadi 125%
Copyright ©2025 SINDOnews.com All Rights Reserved