Pidato Jokowi Gugah Semangat Muktamirin PKB
A
A
A
BALI - Pidato Presiden Joko Widodo (Jokowi) dalam Pembukaan Muktamar Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) 2019 di Nusa Dua, Badung, Bali pada Selasa (20/8/2019) malam, dinilai sangat menggugah dan menginspirasi para muktamirin - sebutan bagi peserta Muktamar.
Ketua Panitia Muktamar PKB 2019 Lukmanul Khakim mengatakan, ada dua hal yang paling disukai muktamirin dalam acara pembukaan semalam. Pertama, peristiwa ketika Jokowi masuk ke arena Muktamar bukan dari pintu utama seperti undangan lainnya, tapi muncul bersama-sama dengan ketua Umum PKB Muhaimin Iskandar lewat tengah-tengah panggung, dimana sebelumnya ditampilkan slide di backdrop sejumlah program keberhasilan pemerintahan Jokowi.
Salah satunya tayangan proyek MRT. Dalam tayangan tersebut begitu kereta MRT berhenti, Jokowi dan Cak Imin tiba-tiba muncul dari belakang seperti tampak keluar dari pintu kereta MRT. "Momentum itu muktamirin sangat-sangat senang, bergembira dan banyak sekali yang berkomentar, 'wah ini forum Muktamar PKB sudah naik kelas dan internasional kelasnya," tutur Lukman ditemui di arena Muktamar, Rabu (21 /8/2019).
Hal kedua yang disukai para muktamirin yakni pidato Jokowi kali ini yang dinilai sangat menggugah. Pertama soal pentingnya kecepatan. "Pak Jokowi menyebutkan siapa yang cepat dia akan menguasai dunia. Bukan lagi negara-negara yang besar memakan negari kecil, bukan lagi negara yang kaya memakan negara yang miskin, tetapi negara yang cepat yang akan meninggalkan negara-negara yang lambat," kata Lukman menirukan ucapan Jokowi.
Hal itu dinilai sejalan dengan agenda PKB yang memiliki tiga prioritas utama yakni kaderisasi, digitalisasi dan program aksi. "Itu semuanya muaranya adalah agar terjadi percepatan. Nah percepatan demi percepatan yang disampaikan Pak Jokowi, langsung menyatu dengan seluruh gerak muktamirin dan seluruh kader PKB ke depan sehingga muaranya PKB menjadi instrumen terbaik dalam hal mempercepat kesejahteraan, kemakmuran dan kemajuan bangsa," tuturnya.
PKB pun mengucapkan terima kasih kepada Jokowi yang bersedia hadir dan membuka kagiatan Muktamar. "Panitia mengucapkan terima kasih sangat kepada Bapak Presiden Jokowi yang hadir sekaligus mau membuka Muktamar PKB 2019 ini di Hotel Westin ini dengan sangat meriah," pungkas anggota Komisi VI DPR ini.
Dalam sambutannya, Jokowi menekankan pada perlunya meningkatkan kecepatan dalam segala hal. "Kuncinya kecepatan. Jadi sering saya sampaikan, kini tidak lagi negara besar menguasai negera kecil, bukan negara kaya akan menguasai negara miskin, tapi negara cepat akan menguasai negara lambat sehingga kita harus cepat," tuturnya.
Jokowi mencontohkan, pada 17 tahun silam, dirinya saat masih aktif sebagai pengusaha pernah mengurus izin investasi di Dubai. Dan yang membuatnya kagum, seluruh proses perizinan bisa diselesaikan tidak lebih dari 30 menit saja. "Kita di sini izin pembangkit listrik 6 tahun belum selesai. Ada 259 perizinan. Coba gimana kita mau cepat. Urus satu izin saja 259 izin. Saya perintahkan izin pangkas menjadi 58 izin. Itu juga masih bertahun-tahun. memang bukan enam tahun lagi ini, tapi masih hitungan tahun," katanya.
Karena itu, Indonesia tidak akan bisa menjadi negara maju kalau budaya seperti ini tidak segera diubah. "Sekali lagi, kecepatan yang akan membawa negara ini menjadi negara maju. Kita sudah sampaikan ke ketua dewan, kita tak usah membuat banyak undang-undang, sedikit tapi kualitasnya baik. Saya sampaikan ke Asosiasi DPRD, nggak usah banyak-banyak perda. Buat dua tiga perda saja yang melindungi kepentingan rakyat," tuturnya.
Jokowi pun mengajak seluruh elemen bangsa dan juga pemerintah, termasuk legislatif mulai tingkat pusat hingga daerah untuk melakukan refleksi agar Indonesia bisa berkompetisi menjadi negara maju.
Ketua Panitia Muktamar PKB 2019 Lukmanul Khakim mengatakan, ada dua hal yang paling disukai muktamirin dalam acara pembukaan semalam. Pertama, peristiwa ketika Jokowi masuk ke arena Muktamar bukan dari pintu utama seperti undangan lainnya, tapi muncul bersama-sama dengan ketua Umum PKB Muhaimin Iskandar lewat tengah-tengah panggung, dimana sebelumnya ditampilkan slide di backdrop sejumlah program keberhasilan pemerintahan Jokowi.
Salah satunya tayangan proyek MRT. Dalam tayangan tersebut begitu kereta MRT berhenti, Jokowi dan Cak Imin tiba-tiba muncul dari belakang seperti tampak keluar dari pintu kereta MRT. "Momentum itu muktamirin sangat-sangat senang, bergembira dan banyak sekali yang berkomentar, 'wah ini forum Muktamar PKB sudah naik kelas dan internasional kelasnya," tutur Lukman ditemui di arena Muktamar, Rabu (21 /8/2019).
Hal kedua yang disukai para muktamirin yakni pidato Jokowi kali ini yang dinilai sangat menggugah. Pertama soal pentingnya kecepatan. "Pak Jokowi menyebutkan siapa yang cepat dia akan menguasai dunia. Bukan lagi negara-negara yang besar memakan negari kecil, bukan lagi negara yang kaya memakan negara yang miskin, tetapi negara yang cepat yang akan meninggalkan negara-negara yang lambat," kata Lukman menirukan ucapan Jokowi.
Hal itu dinilai sejalan dengan agenda PKB yang memiliki tiga prioritas utama yakni kaderisasi, digitalisasi dan program aksi. "Itu semuanya muaranya adalah agar terjadi percepatan. Nah percepatan demi percepatan yang disampaikan Pak Jokowi, langsung menyatu dengan seluruh gerak muktamirin dan seluruh kader PKB ke depan sehingga muaranya PKB menjadi instrumen terbaik dalam hal mempercepat kesejahteraan, kemakmuran dan kemajuan bangsa," tuturnya.
PKB pun mengucapkan terima kasih kepada Jokowi yang bersedia hadir dan membuka kagiatan Muktamar. "Panitia mengucapkan terima kasih sangat kepada Bapak Presiden Jokowi yang hadir sekaligus mau membuka Muktamar PKB 2019 ini di Hotel Westin ini dengan sangat meriah," pungkas anggota Komisi VI DPR ini.
Dalam sambutannya, Jokowi menekankan pada perlunya meningkatkan kecepatan dalam segala hal. "Kuncinya kecepatan. Jadi sering saya sampaikan, kini tidak lagi negara besar menguasai negera kecil, bukan negara kaya akan menguasai negara miskin, tapi negara cepat akan menguasai negara lambat sehingga kita harus cepat," tuturnya.
Jokowi mencontohkan, pada 17 tahun silam, dirinya saat masih aktif sebagai pengusaha pernah mengurus izin investasi di Dubai. Dan yang membuatnya kagum, seluruh proses perizinan bisa diselesaikan tidak lebih dari 30 menit saja. "Kita di sini izin pembangkit listrik 6 tahun belum selesai. Ada 259 perizinan. Coba gimana kita mau cepat. Urus satu izin saja 259 izin. Saya perintahkan izin pangkas menjadi 58 izin. Itu juga masih bertahun-tahun. memang bukan enam tahun lagi ini, tapi masih hitungan tahun," katanya.
Karena itu, Indonesia tidak akan bisa menjadi negara maju kalau budaya seperti ini tidak segera diubah. "Sekali lagi, kecepatan yang akan membawa negara ini menjadi negara maju. Kita sudah sampaikan ke ketua dewan, kita tak usah membuat banyak undang-undang, sedikit tapi kualitasnya baik. Saya sampaikan ke Asosiasi DPRD, nggak usah banyak-banyak perda. Buat dua tiga perda saja yang melindungi kepentingan rakyat," tuturnya.
Jokowi pun mengajak seluruh elemen bangsa dan juga pemerintah, termasuk legislatif mulai tingkat pusat hingga daerah untuk melakukan refleksi agar Indonesia bisa berkompetisi menjadi negara maju.
(pur)