PN Jakarta Timur Gelar Sidang Gugatan Kivlan Zen Terhadap Wiranto

Kamis, 15 Agustus 2019 - 09:01 WIB
PN Jakarta Timur Gelar...
PN Jakarta Timur Gelar Sidang Gugatan Kivlan Zen Terhadap Wiranto
A A A
JAKARTA - Sidang perdana gugatan yang diajukan Mayjen TNI (Purn) Kivlan Zen terhadap Jenderal (Purn) Wiranto terkait pembentukan Pasukan Pengamanan Masyarakat (PAM) Swakarsa 1998 digelar hari ini.

Pengacara Kivlan Zen, Tonin Tachta Singarimbun mengatakan, sidang gugatan perdana yang digelar di Pengadilan Negeri (PN) Jakarta Timur rencananya berlangsung pukul 10.00 WIB.

"Kalau lawan enggak datang mungkin bisa ditunggu sampai pukul 14.00 WIB," kata Tonin, Kamis (15/8/2019).

Menurut dia, perwakilan pihak penggugat dan tergugat harus hadir dalam persidangan guna dilakukan mediasi terkait gugatan perdata. Selanjutnya, Majelis Hakim nantinya akan melakukan mediasi kedua belah pihak terkait perkara yang diajukan kliennya.

"Dalam gugatan jelas, tapi kalau ada perdamaian, beda nanti kan. Ada mediasi nanti, kalau perdamaiankan di luar apa yang dituntut. Kalau mediasi nanti ya tergantung," ujarnya.

Perihal bantahan Wiranto atas dana pembentukan Pam Swakarasa 1998 yang disebut Tonin membuat kliennya merugi.

Dia menyebut, benar atau tidaknya Wiranto yang kala itu menjabat Panglima ABRI menerima uang sebesar Rp10 miliar untuk pembentukan Pam Swakarasa bakal terungkap di meja hijau.

"Kalau dia bilang enggak benar, dijawaban dia akan terbukti. Tanya aja dulu Pak (Mantan Presiden) Habibie, pernah enggak kasih Rp10 miliar? Tanya saja dulu," tuturnya.

Gugatan yang diajukan Kivlan Zen berawal pada 1998 saat dia diperintahkan Wiranto membentuk Pam Swakarsa dalam rangka pengamanan Sidang Istimewa MPR pada 10-13 November 1998.

Saat itu, mantan Presiden Habibie memberi dana Rp10 miliar terkait pembiayaan operasional anggota Pam Swakarasa. Namun Wiranto hanya menyerahkan Rp400 juta sehingga Kivlan disebut Tonin harus berhutang ke berbagai pihak memenuhi kebutuhan akomodasi Pam Swakarasa.

"Karena peristiwa itu, Pak Kivlan dirugikan karena buat Pam Swakarsa dikasih uang Rp400 juta, padahal butuh Rp8 miliar. Habis uangnya (Kivlan) sampai dia jual rumah, utang di mana-mana, tidak dibayar-bayar," ungkap Tonin.
(cip)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.5305 seconds (0.1#10.140)