Persoalan Ideologi Pancasila Dinilai Jadi Pekerjaan Rumah Bersama
A
A
A
JAKARTA - Beberapa sikap masyarakat dan pengaruhnya terhadap penerimaan mereka pada ideologi Pancasila juga dipetakan Cyrus Network melalui survei nasional persepsi publik terhadap penyelenggaraan Pileg dan Pilpres 2019.
"Hal yang perlu jadi perhatian serius, hanya sekitar 70,3% responden yang secara tegas menerima Pancasila sebagai ideologi dan perekat bangsa," ujar Managing Director Cyrus Network, Eko Dafid Afianto di Hotel Ashley, Menteng, Jakarta Pusat, Jumat (9/8/2019).
Selain itu, ditemukan juga dalam survei tersebut ada 4,7% responden yang secara terang-terangan mendukung terbentuknya khilafah dan 13% menyatakan bahwa Indonesia harus berlandaskan syariat Islam karena merasa Islam adalah agama mayoritas.
"Ini tentu jadi pekerjaan rumah bersama kita, bahwa masih ada sikap menolak ideologi negara yang sudah firm, dan jumlahnya cukup besar" ucapnya.
Dari hasil uji regresi, ditemukan fakta penolakan terhadap Pancasila ini dipengaruhi oleh dua variabel yakni sikap dukungan terhadap penerapan Perda Syariah di berbagai daerah dan resistensi responden terhadap pendirian rumah ibadah agama lain di lingkungan tempat tinggalnya jadi variabel paling kuat terhadap sikap penolakan Pancasila.
Sementara itu, CEO Cyrus Network Hasan Nasbi Batupahat juga menekankan bahwa seluruh elemen negara harus menyikapi hal ini sebagai pekerjaan rumah bersama.
"Pembahasan soal ideologi ini kan harusnya sudah selesai, kita tidak akan bisa maju dan malah 'setback' kalau ini selalu dipertanyakan. Perdebatan seperti ini justru jauh dari kata konstruktif untuk pembangunan negara kita," kata Hasan dalam kesempatan sama.
Adapun survei Cyrus Network dilaksanakan pada 22-28 Juli 2019 dengan melibatkan 1.230 responden di 34 provinsi di Indonesia. Metode survei dengan wawancara tatap muka. Tingkat kepercayaan survei ini 95% dengan margin of error sebesar ± 3%.
"Hal yang perlu jadi perhatian serius, hanya sekitar 70,3% responden yang secara tegas menerima Pancasila sebagai ideologi dan perekat bangsa," ujar Managing Director Cyrus Network, Eko Dafid Afianto di Hotel Ashley, Menteng, Jakarta Pusat, Jumat (9/8/2019).
Selain itu, ditemukan juga dalam survei tersebut ada 4,7% responden yang secara terang-terangan mendukung terbentuknya khilafah dan 13% menyatakan bahwa Indonesia harus berlandaskan syariat Islam karena merasa Islam adalah agama mayoritas.
"Ini tentu jadi pekerjaan rumah bersama kita, bahwa masih ada sikap menolak ideologi negara yang sudah firm, dan jumlahnya cukup besar" ucapnya.
Dari hasil uji regresi, ditemukan fakta penolakan terhadap Pancasila ini dipengaruhi oleh dua variabel yakni sikap dukungan terhadap penerapan Perda Syariah di berbagai daerah dan resistensi responden terhadap pendirian rumah ibadah agama lain di lingkungan tempat tinggalnya jadi variabel paling kuat terhadap sikap penolakan Pancasila.
Sementara itu, CEO Cyrus Network Hasan Nasbi Batupahat juga menekankan bahwa seluruh elemen negara harus menyikapi hal ini sebagai pekerjaan rumah bersama.
"Pembahasan soal ideologi ini kan harusnya sudah selesai, kita tidak akan bisa maju dan malah 'setback' kalau ini selalu dipertanyakan. Perdebatan seperti ini justru jauh dari kata konstruktif untuk pembangunan negara kita," kata Hasan dalam kesempatan sama.
Adapun survei Cyrus Network dilaksanakan pada 22-28 Juli 2019 dengan melibatkan 1.230 responden di 34 provinsi di Indonesia. Metode survei dengan wawancara tatap muka. Tingkat kepercayaan survei ini 95% dengan margin of error sebesar ± 3%.
(kri)