Hari Kesaktian Pancasila: Pengukuhan Ideologi Negara
loading...
A
A
A
JAKARTA - Kepala BPIP, Prof KH Yudian Wahyudi menghadiri peringatan Hari Kesaktian Pancasila secara virtual pagi ini (Kamis, 1 Oktober 2020). Peringatan Hari Kesaktian Pancasila dipusatkan di Monumen Pancasila Sakti, Lubang Buaya, Cipayung, Jakarta Timur. Hadir secara fisik di tempat upacara adalah Presiden, Wakil Presiden, Ketua MPR, Ketua DPD, Menteri Koordinator Pembangunan Manusia dan Kebudayaan, Menteri Pendidikan dan Kebudayaan sebagai host upacara, Panglima TNI, dan Kapolri. Para pejabat negara lainnya menghadiri upacara Hari Kesaktian Pancasila secara virtual.
Hari Kesaktian Pancasila merupakan satu dari dua peringatan tahunan penting terkait Pancasila. Bila tanggal 1 Juni diperingati sebagai lahirnya Pancasila, merujuk pada saat ketika Bung Karno berpidato secara sistematis tentang dasar negara di depan sidang Badan Penyelidik Usaha-Usaha Kemerdekaan (BPUPK), tanggal 1 Oktober diperingati sebagai kokohnya Pancasila sebagai ideologi negara yang bisa menangkal rongrongan ideologi lain. Karena digali dari nilai-nilai luhur lokal, Pancasila kuat tertanam dan diyakini oleh elemen-elemen bangsa. Kekuatan internal bangsa ini membuat Pancasila mampu menghadapi tantangan ideologi-ideologi lain seperti komunisme atau liberalisme yang tidak berakar dalam kehidupan bangsa.
Menurut Yudian Wahyudi, peringatan Hari Kesaktian Pancasila ini diperlukan untuk menumbuhkan dan menguatkan nasionalisme, utamanya kecintaan pada ideologi negara Pancasila. “Pancasila merupakan anugerah terbesar Tuhan YME kepada bangsa Indonesia. Melalui Pancasila kita bisa mengatasi perbedaan dan menjadi negara besar,” terangnya. Lebih lanjut, Yudian Wahyudi mendorong generasi muda untuk memahami sejarah dan signifikansi Pancasila dalam kehidupan berbangsa. “Kesadaran sejarah perlu diwariskan kepada generasi muda, karena merekalah pemimpin masa depan,” imbuhnya.
Di lingkungan BPIP, peringatan Hari Kesaktian Pancasila juga dihadiri oleh para pejabat eselon 1 seperti Sekretaris Utama dan para Deputi. Sebagian pimpinan menghadiri upacara secara kolektif di kantor BPIP, tetapi tetap mematuhi protokol kesehatan seperti menjaga jarak dan memakai masker atau pelindung wajah (face shield).
Hari Kesaktian Pancasila merupakan satu dari dua peringatan tahunan penting terkait Pancasila. Bila tanggal 1 Juni diperingati sebagai lahirnya Pancasila, merujuk pada saat ketika Bung Karno berpidato secara sistematis tentang dasar negara di depan sidang Badan Penyelidik Usaha-Usaha Kemerdekaan (BPUPK), tanggal 1 Oktober diperingati sebagai kokohnya Pancasila sebagai ideologi negara yang bisa menangkal rongrongan ideologi lain. Karena digali dari nilai-nilai luhur lokal, Pancasila kuat tertanam dan diyakini oleh elemen-elemen bangsa. Kekuatan internal bangsa ini membuat Pancasila mampu menghadapi tantangan ideologi-ideologi lain seperti komunisme atau liberalisme yang tidak berakar dalam kehidupan bangsa.
Menurut Yudian Wahyudi, peringatan Hari Kesaktian Pancasila ini diperlukan untuk menumbuhkan dan menguatkan nasionalisme, utamanya kecintaan pada ideologi negara Pancasila. “Pancasila merupakan anugerah terbesar Tuhan YME kepada bangsa Indonesia. Melalui Pancasila kita bisa mengatasi perbedaan dan menjadi negara besar,” terangnya. Lebih lanjut, Yudian Wahyudi mendorong generasi muda untuk memahami sejarah dan signifikansi Pancasila dalam kehidupan berbangsa. “Kesadaran sejarah perlu diwariskan kepada generasi muda, karena merekalah pemimpin masa depan,” imbuhnya.
Di lingkungan BPIP, peringatan Hari Kesaktian Pancasila juga dihadiri oleh para pejabat eselon 1 seperti Sekretaris Utama dan para Deputi. Sebagian pimpinan menghadiri upacara secara kolektif di kantor BPIP, tetapi tetap mematuhi protokol kesehatan seperti menjaga jarak dan memakai masker atau pelindung wajah (face shield).
(alf)