Ketum Ansor Nilai Cak Imin Tepat Pimpin MPR
A
A
A
JAKARTA - Dukungan kepada Ketua Umum Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) Muhaimin Iskandar untuk bisa memimpin Majelis Permusyawaratan Rakyat (MPR) periode 2019-2024 terus mengalir.
Cak Imin, panggilan akrab Muhaimin Iskandar, dinilai memiliki banyak modal positif untuk mengemban amanah dalam menjalankan program-program MPR yang lebih progresif di masa mendatang.
Ketua Umum Pimpinan Pusat Gerakan Pemuda (GP) Ansor Yaqut Cholil Qoumas menilai, MPR pada lima tahun mendatang harus lebih aktif dalam merespons dinamika yang terjadi di tengah masyarakat Indonesia. Hal ini penting agar MPR tak sekadar menjadi lembaga kenegaraan pelengkap semata.
Di tengah tantangan yang besar ini, Yaqut menilai dibutuhkan sosok pemimpin MPR baru yang dinamis dan responsif. Dari sejumlah nama-nama yang muncul saat ini, Yaqut menilai, sosok Cak Imin paling tepat untuk menduduki kursi tertinggi di MPR.
“Perjalanan dan pengalaman Cak Imin sebagai tokoh bangsa selama ini tak diragukan lagi. Wawasan dan jaringan politiknya yang luas juga jarang dimiliki tokoh lain,” ujar Gus Yaqut, sapaan akrabnya, di Jakarta, Minggu (4/8/2019).
Dilihat dari usia, ungkap Gus Yaqut, Cak Imin juga masih tergolong muda karena baru 52 tahun. Dengan modal usia yang muda, tentu membuat Cak Imin bisa berpikir cepat dan bertindak totalitas dalam memimpin MPR. Pola kerja yang dinamis di MPR diyakini akan membuat marwah lembaga ini semakin kuat dan berwibawa.
Menurut dia, keistimewaan lain keponakan Presiden ke-4 Abdurrahman Wahid (Gus Dur) ini adalah bisa berkomunikasi aktif baik dengan kalangan tua maupun kaum milenial. Bahkan, dalam beberapa waktu terakhir, ide-ide kreatif Cak Imin begitu kuat tertanam di benak anak-anak muda.
“Secara pengalaman dia adalah politikus senior, tapi tampak tidak berjarak dengan kaum muda. Dia bisa menyapa aktif lewat media sosial seperti Twitter, Instagram. Ini modal penting bagi pemimpin MPR di era sekarang,” jelasnya.
Keunggulan lain Cak Imin, lanjut dia, adalah sikap kenegarawannya yang tak diragukan lagi. Ditempa di organisasi sejak muda, membuat Cak Imin berpengalaman mengelola masyarakat dengan berbagai karakter. Saat masih berstatus mahasiswa Universitas Gadjah Mada (UGM) Yogyakarta, Cak Imin sudah dipercaya sebagai Ketua Umum Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia (PMII). Selepas memegang amanah ini, cak Imin juga aktif terjun ke dunia politik.
Gus Yaqut menjelaskan, dari dunia politik inilah, jalan perjuangan dan jaringan Cak Imin semakin luas. Selain pernah menjadi Wakil Ketua DPR, di era Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY), Cak Imin pernah dipercaya sebagai Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi (Menakertrans). Saat ini, Cak Imin juga memegang amanah sebagai Wakil Ketua MPR.
“Komitmen kebangsaan Cak Imin sangat tinggi. Melihat begitu banyaknya tantangan Indonesia ke depan, kepemimpinan Cak Imin sangat dibutuhkan,” pungkas Gus Yaqut.
Cak Imin, panggilan akrab Muhaimin Iskandar, dinilai memiliki banyak modal positif untuk mengemban amanah dalam menjalankan program-program MPR yang lebih progresif di masa mendatang.
Ketua Umum Pimpinan Pusat Gerakan Pemuda (GP) Ansor Yaqut Cholil Qoumas menilai, MPR pada lima tahun mendatang harus lebih aktif dalam merespons dinamika yang terjadi di tengah masyarakat Indonesia. Hal ini penting agar MPR tak sekadar menjadi lembaga kenegaraan pelengkap semata.
Di tengah tantangan yang besar ini, Yaqut menilai dibutuhkan sosok pemimpin MPR baru yang dinamis dan responsif. Dari sejumlah nama-nama yang muncul saat ini, Yaqut menilai, sosok Cak Imin paling tepat untuk menduduki kursi tertinggi di MPR.
“Perjalanan dan pengalaman Cak Imin sebagai tokoh bangsa selama ini tak diragukan lagi. Wawasan dan jaringan politiknya yang luas juga jarang dimiliki tokoh lain,” ujar Gus Yaqut, sapaan akrabnya, di Jakarta, Minggu (4/8/2019).
Dilihat dari usia, ungkap Gus Yaqut, Cak Imin juga masih tergolong muda karena baru 52 tahun. Dengan modal usia yang muda, tentu membuat Cak Imin bisa berpikir cepat dan bertindak totalitas dalam memimpin MPR. Pola kerja yang dinamis di MPR diyakini akan membuat marwah lembaga ini semakin kuat dan berwibawa.
Menurut dia, keistimewaan lain keponakan Presiden ke-4 Abdurrahman Wahid (Gus Dur) ini adalah bisa berkomunikasi aktif baik dengan kalangan tua maupun kaum milenial. Bahkan, dalam beberapa waktu terakhir, ide-ide kreatif Cak Imin begitu kuat tertanam di benak anak-anak muda.
“Secara pengalaman dia adalah politikus senior, tapi tampak tidak berjarak dengan kaum muda. Dia bisa menyapa aktif lewat media sosial seperti Twitter, Instagram. Ini modal penting bagi pemimpin MPR di era sekarang,” jelasnya.
Keunggulan lain Cak Imin, lanjut dia, adalah sikap kenegarawannya yang tak diragukan lagi. Ditempa di organisasi sejak muda, membuat Cak Imin berpengalaman mengelola masyarakat dengan berbagai karakter. Saat masih berstatus mahasiswa Universitas Gadjah Mada (UGM) Yogyakarta, Cak Imin sudah dipercaya sebagai Ketua Umum Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia (PMII). Selepas memegang amanah ini, cak Imin juga aktif terjun ke dunia politik.
Gus Yaqut menjelaskan, dari dunia politik inilah, jalan perjuangan dan jaringan Cak Imin semakin luas. Selain pernah menjadi Wakil Ketua DPR, di era Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY), Cak Imin pernah dipercaya sebagai Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi (Menakertrans). Saat ini, Cak Imin juga memegang amanah sebagai Wakil Ketua MPR.
“Komitmen kebangsaan Cak Imin sangat tinggi. Melihat begitu banyaknya tantangan Indonesia ke depan, kepemimpinan Cak Imin sangat dibutuhkan,” pungkas Gus Yaqut.
(cip)