Pengamat: Komposisi Menteri Harus Berdasarkan Kompetensi dan Komitmen

Kamis, 01 Agustus 2019 - 09:38 WIB
Pengamat: Komposisi...
Pengamat: Komposisi Menteri Harus Berdasarkan Kompetensi dan Komitmen
A A A
JAKARTA - Direktur Wain Advisory Indonesia, Sulthan Muhammad Yus menganggap, dinamika politik hari ini banyak diwarnai oleh 'tarik menarik' jatah dan komposisi calon menteri kabinet baik dari partai politik maupun mereka yang merasa sudah berkeringat dalam memenangkan pasangan Jokowi-KH. Ma'ruf Amin.

Sulthan menilai, koalisi Jokowi-Ma'ruf tampak kosong karena yang muncul di permukaan hanya perebutan atau bagi-bagi jatah kursi kabinet.

"Apalagi selain memperebutkan 'harta rampasan perang', masing-masing partai politik tidak berhenti bermanuver, tanda sinyal pada Jokowi tentang eksistensi mereka dalam pemenangan silam," kata Sulthan saat dihubungi SINDOnews, Kamis (1/8/2019).

Sulthan menuturkan, dari 10 partai pengusung dan pendukung Jokowi-Ma'ruf ada 5 partai yang tidak dapat menempatkan kadernya di Senayan karena tidak memenuhi ambang batas parlemen yaitu, Perindo, Hanura, PSI, PBB, dan PKPI. Idelanya kata Sulthan, jumlah kursi menteri tidak semata-mata ditentukan oleh perangkingan masing-masing partai di DPR.

"Lebih dari itu kompetensi dan komitmen kenegaraannya yang perlu jadi pertimbangan. Apalagi kini partai politik yang di pilpres lalu jelas berseberangan ikutan bermanuver untuk kursi menteri dengan tema rekonsiliasi," ujarnya.

Pengamat Politik asal UIN Jakarta ini mengaku tidak melihat urgensi pembagian kursi menteri yang seimbang. Apalagi sejak 2014 Jokowi telah mempopulerkan politik tanpa syarat. Sehingga, kini waktu yang tepat bagi presiden terpilih untuk membuktikan bisa bekerja maksimal tanpa beban, apalagi tersandera secara politik.

Alumni S2 Universitas Gadjah Mada (UGM) ini menilai, bagi-bagi "harta rampasan perang" tersebut jangan sampai membebankan, apalagi menyandera pemerintahan Jokowi di periode terakhirnya.

"Perlu pembuktian pada rakyat bahwa negara dan segala kekayaan di dalamnya harus bisa dikelola dan digunakan murni untuk mensejahterakan segenap tumpah darah Indonesia. Bukan segenap kelompok dan partisan pemenang," tandasnya.
(pur)
Berita Terkait
Survei: 67,8% Publik...
Survei: 67,8% Publik Puas terhadap Kinerja Jokowi-Maruf
Pemerintah Diimbau Antisipasi...
Pemerintah Diimbau Antisipasi Gimik Politik Terkait Dana Stimulus UMKM
Staf Khusus Presiden...
Staf Khusus Presiden Surati Camat, Natalius Pigai: Ada Vandalisme Moral
Jejak Reshuffle Kabinet...
Jejak Reshuffle Kabinet Era Jokowi-Ma'ruf Amin
Maruf Amin Beberkan...
Ma'ruf Amin Beberkan Kunci Harmonis dengan Jokowi
PAN Gabung Koalisi Jokowi,...
PAN Gabung Koalisi Jokowi, Pengamat: Tidak Selalu Harus Masuk Kabinet
Berita Terkini
Diskursus Kebijakan...
Diskursus Kebijakan Pembinaan Karakter di Barak Militer
48 menit yang lalu
Menakar Kans Jokowi...
Menakar Kans Jokowi Kembali ke Politik melalui PSI
53 menit yang lalu
Momen Hangat Airlangga...
Momen Hangat Airlangga Lepas Kepulangan PM Australia Albanese
2 jam yang lalu
Kapolri dan Menteri...
Kapolri dan Menteri Pertanian Panen Raya Jagung di Bone, Dukung Program Ketahanan Pangan Nasional
2 jam yang lalu
Ganjar Pranowo, Panda...
Ganjar Pranowo, Panda Nababan, hingga TB Hasanuddin Hadiri Sidang Hasto
2 jam yang lalu
Giliran Hasyim Asyari...
Giliran Hasyim Asyari dan Penyelidik KPK Bersaksi di Sidang Hasto Kristiyanto
3 jam yang lalu
Infografis
Dokumen CIA Prediksi...
Dokumen CIA Prediksi Siapa Pemenang Perang India dan Pakistan
Copyright ©2025 SINDOnews.com All Rights Reserved