Kiai Ma'ruf: Pemuda Harus Dibentengi Ideologi Pancasila yang Kokoh
A
A
A
JAKARTA - Wakil Presiden terpilih KH Ma'ruf Amin berharap Ansor dan Nahdlatul Ulama memiliki peran yang penting dalam kehidupan berbangsa dan bernegara. Penegasan itu diutarakan KH Ma'ruf Amin saat menerima kunjungan jajaran Pimpinan Pusat GP Ansor di kediamannya pada Senin (22/7/2019).
Ketua Umum Pimpinan Pusat GP Ansor, Yaqut Cholil Qoumas mengatakan, Kiai Ma'ruf meminta NU, termasuk di dalamnya Ansor dan Banser untuk dapat terus menjadi benteng NKRI, khususnya dalam mengadang massifnya paham radikalisme agama. "Radikalisme agama menjadi pekerjaan rumah saat ini. Jika tidak dibendung maka NKRI terancam. Ansor juga harus ikut berperan aktif dalam menyelesaikan pekerjaan rumah tersebut," kata Yaquta dalam siaran tertulis yang diterima SINDOnews pada Senin (22/7/2019).
Yaqut menuturkan, ke depan tantangan anak muda bangsa ini semakin berat, selain ancaman ideologi transnasional, juga kemajuan teknologi informasi yang semakin maju."Pemuda harus dibentengi dengan ideologi Pancasila yang kokoh. Selain itu pemuda harus melek teknologi dan informasi, supaya dapat juga berperan membangun narasi kebangsaan, keberagaman, dan cinta tanah air. Begitu juga dengan Ansor. Ansor juga dapat menyiapkan konten dakwah tentang Islam yang ramah, dakwah yang teduh," ujar Gus Yaqut, sapaan akrabnya, mengutip Kiai Ma'ruf.
Dalam kesempatan itu, Gus Yaqut juga meminta kesediaan Kiai Ma'ruf untuk hadir dan membuka kegiatan Pelatihan Kepemimpinan Nasional (PKN) VII GP Ansor, yang akan diselenggarakan pada awal September mendatang. Gus Yaqut juga meminta izin menggunakan Pondok Pesantren Syekh Nawawi Al Bantani milik Kiai Ma'ruf sebagai tempat PKN VII GP Ansor.
Menurut Gus Yaqut, Kiai Ma'ruf mendukung mendukung kegiatan kaderisasi tersebut. Kiai Ma'ruf, lanjut dia, meminta kaderisasi di lingkungan NU dan Ansor harus dilakukan secara berjenjang dan terarah. "Pengkaderan bisa dilakukan secara formal dan informal secara kreatif untuk menjawab tantangan bangsa ke depan," ujar Gus Yaqut yang didampingi Sekjen Abdul Rochman, Bendahara Umum Zainal Abidin, Ruchman Basori (Ketua), Hasan Sagala (Ketua), Affan Rozi (Wasekjen), dan Wibowo Prasetyo (infokom).
Di samping itu, lanjut Yaqut, Kiai Maruf juga berpesan agar penguatan sistem kaderisasi NU dan Ansor harus menyeimbangkan dengan daerah-daerah di luar Jawa. "Daerah-daerah yang masih belum kuat perlu diperkuat dan harus mencakup prinsip akidah, fikroh, amaliah, harokah dan jami'yah," pungkas Gus Yaqut.
Ketua Umum Pimpinan Pusat GP Ansor, Yaqut Cholil Qoumas mengatakan, Kiai Ma'ruf meminta NU, termasuk di dalamnya Ansor dan Banser untuk dapat terus menjadi benteng NKRI, khususnya dalam mengadang massifnya paham radikalisme agama. "Radikalisme agama menjadi pekerjaan rumah saat ini. Jika tidak dibendung maka NKRI terancam. Ansor juga harus ikut berperan aktif dalam menyelesaikan pekerjaan rumah tersebut," kata Yaquta dalam siaran tertulis yang diterima SINDOnews pada Senin (22/7/2019).
Yaqut menuturkan, ke depan tantangan anak muda bangsa ini semakin berat, selain ancaman ideologi transnasional, juga kemajuan teknologi informasi yang semakin maju."Pemuda harus dibentengi dengan ideologi Pancasila yang kokoh. Selain itu pemuda harus melek teknologi dan informasi, supaya dapat juga berperan membangun narasi kebangsaan, keberagaman, dan cinta tanah air. Begitu juga dengan Ansor. Ansor juga dapat menyiapkan konten dakwah tentang Islam yang ramah, dakwah yang teduh," ujar Gus Yaqut, sapaan akrabnya, mengutip Kiai Ma'ruf.
Dalam kesempatan itu, Gus Yaqut juga meminta kesediaan Kiai Ma'ruf untuk hadir dan membuka kegiatan Pelatihan Kepemimpinan Nasional (PKN) VII GP Ansor, yang akan diselenggarakan pada awal September mendatang. Gus Yaqut juga meminta izin menggunakan Pondok Pesantren Syekh Nawawi Al Bantani milik Kiai Ma'ruf sebagai tempat PKN VII GP Ansor.
Menurut Gus Yaqut, Kiai Ma'ruf mendukung mendukung kegiatan kaderisasi tersebut. Kiai Ma'ruf, lanjut dia, meminta kaderisasi di lingkungan NU dan Ansor harus dilakukan secara berjenjang dan terarah. "Pengkaderan bisa dilakukan secara formal dan informal secara kreatif untuk menjawab tantangan bangsa ke depan," ujar Gus Yaqut yang didampingi Sekjen Abdul Rochman, Bendahara Umum Zainal Abidin, Ruchman Basori (Ketua), Hasan Sagala (Ketua), Affan Rozi (Wasekjen), dan Wibowo Prasetyo (infokom).
Di samping itu, lanjut Yaqut, Kiai Maruf juga berpesan agar penguatan sistem kaderisasi NU dan Ansor harus menyeimbangkan dengan daerah-daerah di luar Jawa. "Daerah-daerah yang masih belum kuat perlu diperkuat dan harus mencakup prinsip akidah, fikroh, amaliah, harokah dan jami'yah," pungkas Gus Yaqut.
(whb)