Periode Kedua, Jokowi Tak Akan Bentuk Tim Transisi
A
A
A
JAKARTA - Presiden dan wakil presiden terpilih, Joko Widodo-Ma'ruf Amin tidak akan membentuk tim transisi kabinet untuk memulai periode kedua pemerintahannya.Hal tersebut berbeda dengan lima tahun lalu atau saat Joko Widodo (Jokowi) akan memulai pemerintahan periode pertama bersama Jusuf Kalla (JK).
Wakil Ketua Tim Kampanye Nasional (TKN) Jokowi-Ma'ruf Amin, Johnny G Plate mengatakan dalam periode pertama dikenal istilah tim transisi. Namun saat ini tim tersebut tidak diperlukan.
"Sekarang tidak perlu tim transisi. Pak Jokowi sudah punya kabinet yang masih berlangsung sampai oktober 2019, koalisi juga solid, komunikasi jauh lebih lancar, lebih cair," kata Johnny saat dihubungi, Senin (1/7/2019).
Menurut Johnny, yang pasti saat ini Presiden Jokowi akan fokus membentuk struktur kabinet dengan memerhatikan visi misi yang baru di samping juga melanjutkan program infrastruktur, baik fisik maupun sosial juga pembangunan sumber daya manusia serta teknologi informasi sebagai program utama kabinet Koalisi Indonesia Kerja jilid II.
"Apakah dalam struktur kabinet KIK II perlu ada leading sector khusus membidangi hal hal tersebut ataukah tersebar dalam kementerian terkait," ujar Sekretaris Jenderal Partai Nasdem ini.
Karena tidak ada tim transisi, lanjut dia, Presiden Jokowi akan membangun komunikasi intensif dengan para pimpinan partai politik koalisi utamanya dengan ketua umum partai Kabinet Indonesia Kerja (KIK).
Dia mengatakan, komunikasi dilakukan Jokowi semata-mata sebagai bentuk perhatian dan menjaga soliditas koalisi KIK untuk memastikan pemerintahan berjalan dengan baik dan kuat.
"Pak Jokowi yang akan menentukan susunan anggota kabinetnya dan seperti yang beliau sampaikan akan terlebih dahulu membicarakan dengan pimpinan partai koalisi KIK terlebih dahulu. Itu hal wajar," tuturnya.
Wakil Ketua Tim Kampanye Nasional (TKN) Jokowi-Ma'ruf Amin, Johnny G Plate mengatakan dalam periode pertama dikenal istilah tim transisi. Namun saat ini tim tersebut tidak diperlukan.
"Sekarang tidak perlu tim transisi. Pak Jokowi sudah punya kabinet yang masih berlangsung sampai oktober 2019, koalisi juga solid, komunikasi jauh lebih lancar, lebih cair," kata Johnny saat dihubungi, Senin (1/7/2019).
Menurut Johnny, yang pasti saat ini Presiden Jokowi akan fokus membentuk struktur kabinet dengan memerhatikan visi misi yang baru di samping juga melanjutkan program infrastruktur, baik fisik maupun sosial juga pembangunan sumber daya manusia serta teknologi informasi sebagai program utama kabinet Koalisi Indonesia Kerja jilid II.
"Apakah dalam struktur kabinet KIK II perlu ada leading sector khusus membidangi hal hal tersebut ataukah tersebar dalam kementerian terkait," ujar Sekretaris Jenderal Partai Nasdem ini.
Karena tidak ada tim transisi, lanjut dia, Presiden Jokowi akan membangun komunikasi intensif dengan para pimpinan partai politik koalisi utamanya dengan ketua umum partai Kabinet Indonesia Kerja (KIK).
Dia mengatakan, komunikasi dilakukan Jokowi semata-mata sebagai bentuk perhatian dan menjaga soliditas koalisi KIK untuk memastikan pemerintahan berjalan dengan baik dan kuat.
"Pak Jokowi yang akan menentukan susunan anggota kabinetnya dan seperti yang beliau sampaikan akan terlebih dahulu membicarakan dengan pimpinan partai koalisi KIK terlebih dahulu. Itu hal wajar," tuturnya.
(dam)