Pasca Putusan MK, ISNU: Indonesia Harus Kembali Bersatu
A
A
A
JAKARTA - Ketua Umum Pengurus Pusat Ikatan Sarjana Nahdlatul Ulama (ISNU), Ali Masykur Musa mengajak seluruh masyarakat Indonesia untuk bersatu.
Semua pihak diajaknya untuk kembali melebur menghilangkan sekat-sekat polarisasi yang pernah terjadi dalam Pilpres 2019.
Imbauan itu disampaikan Ali Masykur Musa usai Mahkamah Konstitusi (MK) mengeluarkan putusan perselisihan hasil pemilihan umum (PHPU) Pilpres 2019 Kamis (27/6/2019) malam.
Seperti diketahui, MK menolak seluruh permohonan yang diajukan pemohon yakni tim hukum Prabowo-Sandi. Putusan diambil secara bulat oleh sembilan Hakim Konstitusi.
Menurut Ali Masykur, semua pihak harus menerima putusan MK. Apalagi putusan MK bersifat final dan mengikat serta merupakan upaya terakhir menyelesaikan perselisihan Pilpres 2019.
"MK sudah mengeluarkan putusan. Kami berharap masyarakat Indonesia kembali bersatu. Kita rajut kembali ukhuwah wathaniyah kita," kata Ali Masykur.
Ketua Umum Pengurus Besar Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia (PB PMII) 1991-1994 itu berharap rekonsiliasi juga segera dilakukan antara elite politik 01 dan 02, khususnya Jokowi-KH Ma'ruf Amin dan Prabowo Subianto-Sandiaga Uno.
"Rekonsiliasi merupakan kunci penting bagi kokoh dan tegaknya persatuan Indonesia pasca-putusan MK, karena itu kami mendorong dua pasangan calon segera berangkulan," tuturnya.
Rekonsiliasi, kata Ali, penting agar para pendukung kedua paslon segera move on dari ketegangan pilpres 2019 lalu. Semua elemen bangsa dapat fokus bekerja untuk menjawab tantangan global yang makin kompleks.
"Semua harus move on, bersatu kembali, semua pendukung kedua pasangan calon, baik ormas-ormas dan lainnya. Ingat tantangan bangsa ke depan makin berat dan kompleks," ujar Ali.
Ali yakin rekonsiliasi segera terjadi dalam waktu dekat. Apalagi antara Jokowi dan Prabowo selama ini tak pernah memiliki jarak psikologis yang ekstrem. Bahkan, sebelum pilpres, mereka kerap mengumbar kemesraan.
Jokowi dengan penuh hangat pernah mengundang Prabowo makan nasi goreng di Istana Negara. Begitu pula Prabowo, mengajak Jokowi naik kuda bareng di Hambalang. Begitu juga saat acara Asian Games 2018, Jokowi dan Prabowo bahkan berpelukan.
"Insya Allah dalam waktu dekat akan terjadi rekonsiliasi. Apalagi antara Pak Jokowi dan Pak Prabowo selama ini bersahabat baik. Keduanya juga seorang negarawan. Mereka tahu saatnya berkompetisi, dan tahu saatnya rekonsiliasi," tuturnya.
Semua pihak diajaknya untuk kembali melebur menghilangkan sekat-sekat polarisasi yang pernah terjadi dalam Pilpres 2019.
Imbauan itu disampaikan Ali Masykur Musa usai Mahkamah Konstitusi (MK) mengeluarkan putusan perselisihan hasil pemilihan umum (PHPU) Pilpres 2019 Kamis (27/6/2019) malam.
Seperti diketahui, MK menolak seluruh permohonan yang diajukan pemohon yakni tim hukum Prabowo-Sandi. Putusan diambil secara bulat oleh sembilan Hakim Konstitusi.
Menurut Ali Masykur, semua pihak harus menerima putusan MK. Apalagi putusan MK bersifat final dan mengikat serta merupakan upaya terakhir menyelesaikan perselisihan Pilpres 2019.
"MK sudah mengeluarkan putusan. Kami berharap masyarakat Indonesia kembali bersatu. Kita rajut kembali ukhuwah wathaniyah kita," kata Ali Masykur.
Ketua Umum Pengurus Besar Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia (PB PMII) 1991-1994 itu berharap rekonsiliasi juga segera dilakukan antara elite politik 01 dan 02, khususnya Jokowi-KH Ma'ruf Amin dan Prabowo Subianto-Sandiaga Uno.
"Rekonsiliasi merupakan kunci penting bagi kokoh dan tegaknya persatuan Indonesia pasca-putusan MK, karena itu kami mendorong dua pasangan calon segera berangkulan," tuturnya.
Rekonsiliasi, kata Ali, penting agar para pendukung kedua paslon segera move on dari ketegangan pilpres 2019 lalu. Semua elemen bangsa dapat fokus bekerja untuk menjawab tantangan global yang makin kompleks.
"Semua harus move on, bersatu kembali, semua pendukung kedua pasangan calon, baik ormas-ormas dan lainnya. Ingat tantangan bangsa ke depan makin berat dan kompleks," ujar Ali.
Ali yakin rekonsiliasi segera terjadi dalam waktu dekat. Apalagi antara Jokowi dan Prabowo selama ini tak pernah memiliki jarak psikologis yang ekstrem. Bahkan, sebelum pilpres, mereka kerap mengumbar kemesraan.
Jokowi dengan penuh hangat pernah mengundang Prabowo makan nasi goreng di Istana Negara. Begitu pula Prabowo, mengajak Jokowi naik kuda bareng di Hambalang. Begitu juga saat acara Asian Games 2018, Jokowi dan Prabowo bahkan berpelukan.
"Insya Allah dalam waktu dekat akan terjadi rekonsiliasi. Apalagi antara Pak Jokowi dan Pak Prabowo selama ini bersahabat baik. Keduanya juga seorang negarawan. Mereka tahu saatnya berkompetisi, dan tahu saatnya rekonsiliasi," tuturnya.
(dam)