Keluarga Pondasi Utama Pembentukan Karakter Bangsa

Rabu, 19 Juni 2019 - 17:28 WIB
Keluarga Pondasi Utama Pembentukan Karakter Bangsa
Keluarga Pondasi Utama Pembentukan Karakter Bangsa
A A A
JAKARTA - Kunci keberhasilan suatu negara sangat ditentukan sejauhmana masyarakatnya mempunyai karakter yang kondusif untuk bisa maju. Ini yang disebut modal sosial, jadi bukan ditentukan oleh banyaknya sumberdaya alam, luas geografis, atau jumlah penduduknya.

Pada tahun 2030-2045, Indonesia akan mengalamai bonus demografi, yaitu kondisi struktur penduduk usia kerja dan usia produktif jumlahnya melebihi struktur usia penduduk yang tidak bekerja dan tidak produktif.

"Bonus demografi akan menjadi kado istimewa bila sumber daya usia produktif (15-64 tahun) benar benar berkualitas dari aspek kompetensi maupun karakter,” jelas Deputi Bidang Keluarga Sejahtera dan Pemberdayaan Keluarga BKKBN, M. Yani, saat membuka seminar buku 'Menjadi Orangtua Hebat Seri Pembentukan Karakter Anak melalui Dwiasas Karakter: Sopan Santun dan Tekun Tahun 2019' di Auditorium BKKBN Pusat (18/6/2019).

Keluarga adalah wahana utama dalam memberikan pengasuhan kepada anak dan berperan penting untuk membangun karakter bangsa yang mulia. Keluarga memainkan posisi penting dalam menanamkan nilai-nilai Pancasila dan 8 fungsi keluarga, mulai dari fungsi keagamaan, fungsi sosial budaya, fungsi cinta kasih, fungsi perlindungan, fungsi reproduksi, fungsi sosialisasi dan pendidikan, fungsi ekonomi, serta fungsi pembinaan lingkungan.

Keluarga juga merupakan suatu sistem pengasuhan dan pembelajaran manusia (humanizing) dengan memanfaatkan sumber daya dari lingkungannya yang kemudian diubah untuk memenuhi kebutuhan anggota keluarga guna kehidupan yang lebih baik bagi seluruh anggota keluarga. Keluarga dituntut mampu menciptakan lingkungan belajar yang positif. Bermula dari keluarga, anak akan membentuk karakternya.

Begitu besar peran keluarga khususnya orangtua dalam pembentukan karakter anak. Orangtua sepatutnya dapat meningkatkan pengetahuan dan keterampilannya agar mampu melaksanakan pembinaan tumbuh kembang anak secara optimal. Pengetahuan dan keterampilan tersebut dapat diperoleh orangtua salah satunya dengan ikut serta kegiatan Bina Keluarga Balita (BKB). Pelayanan kepada orangtua/keluarga yang dilakukan BKKBN melalui kelompok BKB dapat mendorong peningkatan pengetahuan dan keterampilan orangtua/keluarga dalam mengasuh anak serta mendukung terbentuknya karakter anak yang positif.

Menurut Yani, pengasuhan merupakan proses merawat, memelihara, mengajarkan, membimbing anakmenjalani kehidupan yang baik. Tujuan pengasuhan anak adalah bagaimana membina tumbuh kembang anak, mengembangkan konsep diri anak, mengajarkan disiplin serta mengajarkan keterampilan perkembangan agar anak dapat tumbuh kembang secara optimal.

Nilai dasar dalam membangun karakter adalah respect pada diri sendiri, orang lain maupun kepada lingkungan. Karakter tidak terbentuk begitu saja, melainkan dipengaruhi oleh faktor biologis (keturunan) dan faktor lingkungan. Karakter biasa terbentuk dari kebiasaan sejak masa anak-anak, yang berlangsung hingga dewasa.

Menyadari pentingnya materi pembentukan karakter sejak anak usia dini oleh orang tua, BKKBN bekerjasama dengan pakar menyusun buku 'Menjadi Orangtua Hebat Seri Pembentukan Karakter Anak Melalui Dwiasas Karakter : Sopan Santun dan Tekun' dengan dikategorikan pembentukan karakter anak usia 0-6 tahun dan usia anak 6-10 tahun. Buku ini juga dapat memperkaya pemahaman Penyuluh Keluarga Berencana (PKB) / Petugas Lapangan Keluarga Berencana (PLKB), kader Bina Keluarga Balita (BKB) maupun orangtua yang memiliki anak balita ataupun mengikuti kelompok kegiatan BKB.

Yani berharap buku tersebut bermanfaat untuk membangun kesadaran dalam menumbuhkan dua dasar karakter sejak dini, yaitu sopan santun dan tekun sebagai dasar budi pekerti manusia untuk bekal kesuksesan masa depannya. Seorang anak dengan karakter yang kuat akan tumbuh menjadi pribadi unggul, bermartabat, dan bermanfaat di masa depan.

Seminar menghadirkan Dwi Hastuti (pakar perkembangan anak) dan Seto Mulyadi (Psikolog Anak) serta Wahyu Farrah Dina (Direktur Indonesia Heritage Foundation).
(akn)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.6302 seconds (0.1#10.140)