Cetak Sejarah, Nama Perwira TNI Ini Terukir di Wall Of Fame US Army
A
A
A
JAKARTA - Prestasi Mayor Inf Al Zaki sebagai peraih The Simon Center Interagency Writing dari Award US Army Commanding General & Staff College (CGSC) dinilai tidak hanya membanggakan TNI Angkatan Darat (AD).
Ukiran namanya di Wall Of Fame (WOF) US Army CGSC telah menjadi catatan sejarah tersendiri Indonesia di pentas Internasional.
Atase Angkatan Darat RI di Washington DC Kolonel Inf Hendri mengungkapkan prestasi membanggakan tersebut berawal ketika Al Zaki dan dua orang Perwira TNI AD lainnya dinyatakan lulus mengikuti pendidikan US Army CGSC di Fort Leavenworth, Kansas, Amerika Serikat (AS), Jumat 14 Juni 2019.
Hal tersebut disampaikan Atase Angkatan Darat RI di Washington DC Kolonel Inf Hendri, dalam rilis tertulisnya, Senin (17/6/2019).
"Mayor Al Zaki telah menunjukkan kualitasnya sebagai perwira siswa Indonesia yang brilian. Karya tulisnya tentang Strategi Pengembangan Kekuatan Pertahanan Siber memperoleh penghargaan sebagai tulisan terbaik dari The Simon Centre," kata Hendri dalam keterangan pers yang diterima SINDOnews, Senin 17 Juni 2019.
Hendri menjelaskan, The Simon Centre merupakan lembaga di US Army CGSC yang melaksanakan riset strategis pertahanan.
"Al Zaki adalah perwira non-AS pertama yang meraih penghargaan tersebut. Dia juga tercatat salah satu perwira TNI AD yang mendapat Double Degree, The Master of Military of Art and Science (MMAS)," tuturnya.
Menurut Hendri, saat ini Indonesia telah mencatatkan nama putra-putra terbaiknya di US Army CGSC, bahkan enam orang di antaranya yang telah berpangkat jenderal dan Kepala Negara dicatat di International Hall Of Fame (IHOF) mereka.
“Ini berbeda, IHOF adalah penghargaan untuk lulusan CGSC yang berhasil meraih bintang empat, atau mencapai jabatan kepala negara atau setingkat dengan melalui proses yang demokratis," tutur lulusan Akmil 1997 ini.
Para perwira TNI AD tersebut, menurut Hendri, yaitu Jenderal Anumerta Ahmad Yani (1956), Jenderal Purn Surono Rekosodiemedjo (1958), Mayjen Mohammad K Anwar (1969), Jenderal Purn Widodo (1963), Jenderal Raden Hartono (1976) dan terakhir kali pada tahun 1991 yaitu mantan Presiden Indonesia, Susilo Bambang Yudhoyono (SBY)
“Karena Al Zaki masih berpangkat Perwira Menengah (Pamen) maka belum masuk dalam IHOF, atau hanya di Wall OF Fame sebagai peraih The Simon Center Interagency Writing Award. Al Zaki, namanya akan terpampang selama satu tahun sampai dengan pembukaan pendidikan Sesko yang akan datang,” tambah mantan Dandim 1505/Tidore itu.
Hendri mengatakan, pada tahun 2019 CGSC telah mewisuda 1.100 siswa perwira menengah dari militer Amerika Serikat (Darat, Laut, Udara, dan Marinir).
“Termasuk di antaranya 110 siswa mancanegara yang mewakili 87 negara dan 26 pegawai sipil pemerintahan. Hubungan Indonesia dan Amerika Serikat dalam pendidikan Seskoad dimulai sejak 1953, dengan Siswa Indonesia pertama yaitu Letjen (Purn) Rachmat Kartakusuma," tutur Hendri.
Hendri menjelaskan, lebih dari 8.200 perwira mancanegara yang telah berpartisipasi pada pendidikan ini. CGSC telah banyak meluluskan para pemimpin negara dan militer.
"Selain Pak SBY, lulusan US Army CGSC yang menjadi kepala negara, yaitu Perdana Menteri Singapura Lee Hsien Loong (kelas 1978), Presiden Ruanda Paul Kagame, dan Raja Bahrein Hamad bin Isa Al Khalifa" tuturnya.
Dia menjelaskan, dalam waktu satu tahun terakhir, ada empat alumni CGSC dianugerahi jabatan tertinggi militer di negaranya, di antaranya panglima tentara Argentina, India, Uni Emirat Arab, dan salah satu negara di Afrika.
Disampaikan juga oleh mantan Waaster Kasdam XVI/PTM, bahwa keberhasilan yang diraih para perwira TNI AD tersebut tidak terlepas dari dukungan keluarga
"Mereka yang mendapatkan pujian, karena menjadi duta bangsa dan TNI AD serta Persit KCK yang dinilai berhasil membangun persahabatan sesama keluarga siswa IMS dan AS,"tandasnya.
Untuk diketahui, pada acara penutupan pendidikan di US Army CGSC tersebut, juga dihadiri oleh Jenderal Stephen J Townsend, Commander United States Army Training and Doctrine Command yang didampingi Letjen Michel D. Lundy sebagai Komandan CGSC.
Terpisah, Paban II Bindik Spersad, Kol Inf Agus Saepul mengatakan selain Mayor Inf Al Zaki, perwira TNI AD yang selesai mengikuti pendidikan Sesko di US Army CGSC yaitu Mayor Arm Delli Yudha Adi Nurcahyo dan Mayor Inf Paulus Pandjaitan.
"Mayor Al Zaki dan kawan-kawan telah melaksanakan pendidikan dengan meraih prestasi yang sangat baik dan membanggakan Indonesia, khususnya TNI AD," ungkapnya.
Dia menjelaskan, selama pendidikan, Al Zaki selain meraih dua gelar akademik MMAS dari CGSC dan MBA Programe di Webster University, juga mendapatkan penghargaan The Simon Center Interagency Writing Award.
Untuk diketahui, sesuai penelusuran dan konfirmasi dari Staf Personel Angkatan Darat (Spersad), hingga saat ini Perwira TNI AD lulusan CGSC yang mengambil program MMAS baru empat orang, salah satunya Letjen TNI Purn Agus Widjojo (Gubernur Lemhanas).
“Catatan prestasi para perwira TNI AD di CSGS sebenarnya masih banyak lagi untuk disampaikan,” ucap Agus Saepul.
Terkait dengan pendidikan luar negeri, Agus Saepul mengatakan, TNI AD menjalin kerja sama dengan beberapa negara seperti Jerman, Perancis, Cina, India, Korea Selatan, Singapura, dan beberapa negara lainnya.
"Selain membangun hubungan bilateral militer, kegiatan tersebut juga dalam mewujudkan visi pembinaan personel Angkatan Darat yaitu membangun personel TNI AD yang profesional dan unggul,"tuturnya. (Dispenad).
Ukiran namanya di Wall Of Fame (WOF) US Army CGSC telah menjadi catatan sejarah tersendiri Indonesia di pentas Internasional.
Atase Angkatan Darat RI di Washington DC Kolonel Inf Hendri mengungkapkan prestasi membanggakan tersebut berawal ketika Al Zaki dan dua orang Perwira TNI AD lainnya dinyatakan lulus mengikuti pendidikan US Army CGSC di Fort Leavenworth, Kansas, Amerika Serikat (AS), Jumat 14 Juni 2019.
Hal tersebut disampaikan Atase Angkatan Darat RI di Washington DC Kolonel Inf Hendri, dalam rilis tertulisnya, Senin (17/6/2019).
"Mayor Al Zaki telah menunjukkan kualitasnya sebagai perwira siswa Indonesia yang brilian. Karya tulisnya tentang Strategi Pengembangan Kekuatan Pertahanan Siber memperoleh penghargaan sebagai tulisan terbaik dari The Simon Centre," kata Hendri dalam keterangan pers yang diterima SINDOnews, Senin 17 Juni 2019.
Hendri menjelaskan, The Simon Centre merupakan lembaga di US Army CGSC yang melaksanakan riset strategis pertahanan.
"Al Zaki adalah perwira non-AS pertama yang meraih penghargaan tersebut. Dia juga tercatat salah satu perwira TNI AD yang mendapat Double Degree, The Master of Military of Art and Science (MMAS)," tuturnya.
Menurut Hendri, saat ini Indonesia telah mencatatkan nama putra-putra terbaiknya di US Army CGSC, bahkan enam orang di antaranya yang telah berpangkat jenderal dan Kepala Negara dicatat di International Hall Of Fame (IHOF) mereka.
“Ini berbeda, IHOF adalah penghargaan untuk lulusan CGSC yang berhasil meraih bintang empat, atau mencapai jabatan kepala negara atau setingkat dengan melalui proses yang demokratis," tutur lulusan Akmil 1997 ini.
Para perwira TNI AD tersebut, menurut Hendri, yaitu Jenderal Anumerta Ahmad Yani (1956), Jenderal Purn Surono Rekosodiemedjo (1958), Mayjen Mohammad K Anwar (1969), Jenderal Purn Widodo (1963), Jenderal Raden Hartono (1976) dan terakhir kali pada tahun 1991 yaitu mantan Presiden Indonesia, Susilo Bambang Yudhoyono (SBY)
“Karena Al Zaki masih berpangkat Perwira Menengah (Pamen) maka belum masuk dalam IHOF, atau hanya di Wall OF Fame sebagai peraih The Simon Center Interagency Writing Award. Al Zaki, namanya akan terpampang selama satu tahun sampai dengan pembukaan pendidikan Sesko yang akan datang,” tambah mantan Dandim 1505/Tidore itu.
Hendri mengatakan, pada tahun 2019 CGSC telah mewisuda 1.100 siswa perwira menengah dari militer Amerika Serikat (Darat, Laut, Udara, dan Marinir).
“Termasuk di antaranya 110 siswa mancanegara yang mewakili 87 negara dan 26 pegawai sipil pemerintahan. Hubungan Indonesia dan Amerika Serikat dalam pendidikan Seskoad dimulai sejak 1953, dengan Siswa Indonesia pertama yaitu Letjen (Purn) Rachmat Kartakusuma," tutur Hendri.
Hendri menjelaskan, lebih dari 8.200 perwira mancanegara yang telah berpartisipasi pada pendidikan ini. CGSC telah banyak meluluskan para pemimpin negara dan militer.
"Selain Pak SBY, lulusan US Army CGSC yang menjadi kepala negara, yaitu Perdana Menteri Singapura Lee Hsien Loong (kelas 1978), Presiden Ruanda Paul Kagame, dan Raja Bahrein Hamad bin Isa Al Khalifa" tuturnya.
Dia menjelaskan, dalam waktu satu tahun terakhir, ada empat alumni CGSC dianugerahi jabatan tertinggi militer di negaranya, di antaranya panglima tentara Argentina, India, Uni Emirat Arab, dan salah satu negara di Afrika.
Disampaikan juga oleh mantan Waaster Kasdam XVI/PTM, bahwa keberhasilan yang diraih para perwira TNI AD tersebut tidak terlepas dari dukungan keluarga
"Mereka yang mendapatkan pujian, karena menjadi duta bangsa dan TNI AD serta Persit KCK yang dinilai berhasil membangun persahabatan sesama keluarga siswa IMS dan AS,"tandasnya.
Untuk diketahui, pada acara penutupan pendidikan di US Army CGSC tersebut, juga dihadiri oleh Jenderal Stephen J Townsend, Commander United States Army Training and Doctrine Command yang didampingi Letjen Michel D. Lundy sebagai Komandan CGSC.
Terpisah, Paban II Bindik Spersad, Kol Inf Agus Saepul mengatakan selain Mayor Inf Al Zaki, perwira TNI AD yang selesai mengikuti pendidikan Sesko di US Army CGSC yaitu Mayor Arm Delli Yudha Adi Nurcahyo dan Mayor Inf Paulus Pandjaitan.
"Mayor Al Zaki dan kawan-kawan telah melaksanakan pendidikan dengan meraih prestasi yang sangat baik dan membanggakan Indonesia, khususnya TNI AD," ungkapnya.
Dia menjelaskan, selama pendidikan, Al Zaki selain meraih dua gelar akademik MMAS dari CGSC dan MBA Programe di Webster University, juga mendapatkan penghargaan The Simon Center Interagency Writing Award.
Untuk diketahui, sesuai penelusuran dan konfirmasi dari Staf Personel Angkatan Darat (Spersad), hingga saat ini Perwira TNI AD lulusan CGSC yang mengambil program MMAS baru empat orang, salah satunya Letjen TNI Purn Agus Widjojo (Gubernur Lemhanas).
“Catatan prestasi para perwira TNI AD di CSGS sebenarnya masih banyak lagi untuk disampaikan,” ucap Agus Saepul.
Terkait dengan pendidikan luar negeri, Agus Saepul mengatakan, TNI AD menjalin kerja sama dengan beberapa negara seperti Jerman, Perancis, Cina, India, Korea Selatan, Singapura, dan beberapa negara lainnya.
"Selain membangun hubungan bilateral militer, kegiatan tersebut juga dalam mewujudkan visi pembinaan personel Angkatan Darat yaitu membangun personel TNI AD yang profesional dan unggul,"tuturnya. (Dispenad).
(dam)