Jangkar Cak Imin Harap Sengketa Pemilu lewat Jalur Hukum
A
A
A
JAKARTA - Koordinator Nasional Jaringan akar rumput Cak Imin (Jangkar Cak Imin), A Jabidi Ritonga menyambut baik hasil Pemilu 2019, baik Pilpres dan Plileg yang sudah berjalan dengan baik, jujur dan damai.
"Inilah anugerah yang luar biasa dari Allah SWT, bangsa Indonesia mampu melewati tahapan pemilu dan proses demokrasi bangsa yang luar biasa, harapannya, capaian dan prestasi ini harus kita rawat dan jaga bersama, semoga Indonesia menjadi lebih baik lagi," kata Jabidi Ritonga, Senin (20/5/2019).
Adapun dinamika politik yang berkembang belakangan ini, menurutnya, dalam menerima hasil pemilu ada ketidakpuasan dari salah satu pasangan calon pilpres, dan berbuntut penolakan hasil pemilu.
"Tetaplah mengedepankan proses dan tahapan pemilu, silang sengketa harus kita kedepankan pada upaya hukum, tidak membawanya ke jalanan dan membangun satu opini yang dapat menimbulkan keresahan dan menurunkan nilai demokrasi dan hasil pemilu Indonesia," ucapnya.
Dia berharap, pasangan Capres dan Cawapres Jokowi-Amin dan Prabowo-Sandiaga mampu memberikan satu situasi yang mencerminkan kedewasaan dalam politik, dan legowo menerima hasil, tidak lagi membuat masyarakat menjadi tidak simpati.
Sebab diakuinya, dua belah pihak adalah pemimpin teladan bagi anak bangsa dan masyarakat, jangan sampai menjadi citra diri yang tidak baik. Katanya, pemilu di Indonesia adalah pemilu yang sama sama dijalani, tentu banyak kekurangan dan kelemahan yang ada.
"Yang harus diperbaiki, dan semata mata tidaklah dalam situasi yang disengaja atau direncanakan, tersruktur dan masif, melainkan situasi Indonesia yang terus menata diri dalam menyelenggarakan pemilu secara langsung
Ini merupakan satu titik dimana semua pihak saling memperbaiki dan memperkuat yang ada, bukan ingin mendelegimitasi hasil pemilu," ungkapnya.
"Kami mengimbau masyarakat Indonesia, tetap mampu menahan diri, dari usaha dan upaya provokasi politik, hati hati dan perlu satu proteksi, memfilter segala bentuk isu dan kabar yang ada, jangan mudah tersulut dan terpancing, tidak ada hal yang paling utama lagi untuk bangsa ini, melainkan kedamaian, kerukunan ditengah masyarakat," sambungnya.
Lebih lanjut dikatakan Ritonga, tetaplah mengedepankan budaya santun, ramah, toleran di tengah kita, sebagai bangsa yang mengedepankan musyawarah dalam setiap menyelesaikan masalah.
"Bangsa Indonesia tidak boleh terpecah belah, hanya karena Pemilu, ada hal yang lebih penting lagi dari soal pemilu, yaitu persatuan untuk pembangunan Indonesia," pungkasnya.
"Inilah anugerah yang luar biasa dari Allah SWT, bangsa Indonesia mampu melewati tahapan pemilu dan proses demokrasi bangsa yang luar biasa, harapannya, capaian dan prestasi ini harus kita rawat dan jaga bersama, semoga Indonesia menjadi lebih baik lagi," kata Jabidi Ritonga, Senin (20/5/2019).
Adapun dinamika politik yang berkembang belakangan ini, menurutnya, dalam menerima hasil pemilu ada ketidakpuasan dari salah satu pasangan calon pilpres, dan berbuntut penolakan hasil pemilu.
"Tetaplah mengedepankan proses dan tahapan pemilu, silang sengketa harus kita kedepankan pada upaya hukum, tidak membawanya ke jalanan dan membangun satu opini yang dapat menimbulkan keresahan dan menurunkan nilai demokrasi dan hasil pemilu Indonesia," ucapnya.
Dia berharap, pasangan Capres dan Cawapres Jokowi-Amin dan Prabowo-Sandiaga mampu memberikan satu situasi yang mencerminkan kedewasaan dalam politik, dan legowo menerima hasil, tidak lagi membuat masyarakat menjadi tidak simpati.
Sebab diakuinya, dua belah pihak adalah pemimpin teladan bagi anak bangsa dan masyarakat, jangan sampai menjadi citra diri yang tidak baik. Katanya, pemilu di Indonesia adalah pemilu yang sama sama dijalani, tentu banyak kekurangan dan kelemahan yang ada.
"Yang harus diperbaiki, dan semata mata tidaklah dalam situasi yang disengaja atau direncanakan, tersruktur dan masif, melainkan situasi Indonesia yang terus menata diri dalam menyelenggarakan pemilu secara langsung
Ini merupakan satu titik dimana semua pihak saling memperbaiki dan memperkuat yang ada, bukan ingin mendelegimitasi hasil pemilu," ungkapnya.
"Kami mengimbau masyarakat Indonesia, tetap mampu menahan diri, dari usaha dan upaya provokasi politik, hati hati dan perlu satu proteksi, memfilter segala bentuk isu dan kabar yang ada, jangan mudah tersulut dan terpancing, tidak ada hal yang paling utama lagi untuk bangsa ini, melainkan kedamaian, kerukunan ditengah masyarakat," sambungnya.
Lebih lanjut dikatakan Ritonga, tetaplah mengedepankan budaya santun, ramah, toleran di tengah kita, sebagai bangsa yang mengedepankan musyawarah dalam setiap menyelesaikan masalah.
"Bangsa Indonesia tidak boleh terpecah belah, hanya karena Pemilu, ada hal yang lebih penting lagi dari soal pemilu, yaitu persatuan untuk pembangunan Indonesia," pungkasnya.
(maf)