Jelang Ramadhan, Kepala BNPT Silaturahmi dengan Eks Napi Kasus Terorisme

Minggu, 05 Mei 2019 - 02:29 WIB
Jelang Ramadhan, Kepala...
Jelang Ramadhan, Kepala BNPT Silaturahmi dengan Eks Napi Kasus Terorisme
A A A
SURABAYA - Menjelang bulan suci Ramadhan, jajaran pimpinan Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT) melakukan silaturahmi ke Yayasan Lingkar Perdamaian (YLP) yang berada di Desa Tenggulun, Kecamatan Solokuro, Kabupaten Lamongan, Jawa Timur, Jumat 3 Mei 2019 siang. Silaturahmi tersebut dipimpin langsung oleh Kepala BNPT Komisaris Jenderal Polisi Suhardi Alius.

Seperti diketahui, YLP ini beranggotakan para mantan napi teroris dan mantan kombatan dalam kasus terorisme. Yayasan ini dipimpin oleh Ali Fauzi Manzi yang tak lain adalah adik kandung dari terpidana seumur hidup Ali Imron serta terpidana mati Muklas alias Ali Gufron dan Amrozi dalam kasus Bom Bali I.

Usai dari YLP, Kepala BNPT dan rombongan melakukan silaturahmi kepada terpidana 20 tahun penjara dalam kasus yang sama, Umar Patek yang sedang menjalani masa pidanaya di Lapas Kelas 1 Surabaya di Porong, Kabupaten Sidoarjo.

Kepala BNPT, Komjen Pol Suhardi Alius menjelaskan silaturahmi ke YLP merupakan upaya dirinya membangun rasa kekeluargaan dengan mantan napi kasus terorisme (napiter) seiring memasuki bulan Ramadhan. Menurut dia, rasa kekeluargaan harus tetap dijaga dan ke depannya tetap memberikan manfaat positif dalam upaya penanggulangan terorisme.

“Mereka adalah mantan napiter yang sudah baik, beserta keluarganya dan menjadi saudara-saudara kita, dan ini dalam rangka menyambut Ramadan. Kekeluargaan harus kita jaga dan sekarang sudah luar bisa sekali apa yang dilakukan oleh Yayasan Lingkar Perdamaian untuk menyebarkan paham-paham moderat, bahkan banyak sekali mantan-mantan napiter yang dijemput, masuk di rumah singgah di sini bahkan diberikan akses ekonomi,” tutur Suhardi usai kunjungan.

Dia berharap apa yang telah dilakukan oleh YLP bisa menjadi embrio bagus karena YLP ini telah menjadi rujukan dan role model oleh dunia internasional. “Inilah contoh yang harus kita gelorakan di Republik ini, sehingga yang dulu tidak mengenal nasionalisme dan kebangsaan, sekarang mereka cinta NKRI dan mau menjadi ambassador kita atau duta kita,” ungkap alumni Akpol tahun 1985 ini

Lebih lanjut mantan Sekretaris Utama (Sestama) Lemhanas ini menjelaskan, terorisme ibarat virus yang sangat mematikan. Dibutuhkan metode dan vaksin khusus dalam melawan dan menangkal virus tersebut. Dimana dirinya melihat bagaimana hulu masalah terorisme ini berada.

Dia menganalogikan dengan penyakit, masalah terorisme adalah virus, virus yang mematikan. “Bagaimana melemahkan virus itu? Tentu dengan vaksin. Vaksin adalah virus yang telah dijinakkan, lebih bermanfaat ketika dia ikut sama-sama, paling efektif adalah kita menggunakan mantan-mantan teroris yang sudah sadar, untuk menyadarkan semuanya. Mudah-mudahan ini lebih bermanfaat ketimbang kita sendiri yang mereka anggap berseberangan, metode ini yang terus kita sebarkan ke seluruh dunia," tutur mantan Kabareskrim Polri ini

Kepala BNPT menjelaskan bagaimana saat ini Desa Tenggulun dan Sei Mencirim menjadi contoh dan tempat pembelajaran bagi dunia terkait deradikalisasi. Dimana menurutnya, dunia yang selama ini tidak percaya hal itu bisa terlaksana, tetapi berhasil dan bisa berfungsi di Indonesia.

“Kalau hari Rabu kemarin, saya melihat saudara-saudara kita di (Pondok Pesantren) Al-Hidayah, Sei Mencirim, Deli Serdang, maka hari ini (Jumat) kita bersama lagi mengunjungi saudara kita di Yayasan Lingkar Perdamaian di Tenggulun. Kami di depan PBB (Perserikatan Bangsa Bangsa), di manapun saya diundang di seluruh dunia, selalu kami bawakan masalah Tenggulun dan Sei Mencirim ini,” ucap mantan Kapolda Jawa Barat ini

Untuk itu menurutnya jangan heran jika banyak pejabat-pejabat dari negara asing, media-media dari negara asing pada datang ke dua lokasi ini untuk melihat itu semuanya.

“Hal yang dikatakan tidak mungkin dilaksanakan, ternyata berfungsi di Indonesia, bagaimana kita merubah mindset dari teroris menjadi orang-orang yang baik, diberikan kesempatan dengan kontribusi secara terintegrasi dengan seluruh yang ada, bukan cuman pemerintah, juga masyarakat, dan juga seluruh LSM atau civil society organization bekerja sama untuk membina itu semua,” katanya.

Sementara itu apresiasi diutarakan oleh Ali Fauzi Manzi yang juga Ketua Yayasan Lingkar Perdamaian. Ali menilai upaya dan metode yang dilakukan BNPT dengan melakukan pendekatan lunak (soft approach) sukses terlaksana.

“Akar terorisme tidak tunggal dan bahkan saling berkaitan, oleh karenanya penanganannya tidak boleh tunggal, harus banyak aspek, perspektif dan metodologi, BNPT hadir ke sini dengan membawa resep dan obat-obat yang bagi saya sangat tepat,” ucapnya.

Turut mendampingi Kepala BNPT dalam silaturahmi tersebut yakni Deputi I bidang Pencegahan, Perlindungan dan Deradikalisasi Mayjen TNI Hendri Paruhuman Lubis, Deputi II bidang Penindakan dan Pembinaan Kemampuan Irjen Pol Budiono Sandi, Direktur Deradikalisasi Irfan Idris, Direktur Pembinaan Kemampuan Brigjen Pol Imam Margono, Direktur Penegakkan Hukum, Brigjen Pol Eddi Hartono, serta beberapa pejabat eselon III dan IV BNPT lainnya.
(kri)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.1212 seconds (0.1#10.140)