Tren Bencana Meningkat, Ada 1.586 Kejadian Selama 2019
A
A
A
JAKARTA - Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) memaparkan secara statistik, dibandingkan tahun 2018 dalam periode yang sama, bencana pada tahun ini mengalami kenaikan 7,2%.
Pada 2018 terjadi 1.480 bencana sedangkan 2019 terjadi 1.586 kejadian bencana. "Tingkat kesiapsiagaan masyarakat menghadapi bencana besar masih rendah. Mitigasi baik struktural dan non struktural masih belum dijadikan prioritas dalam pembangunan di daerah," ujar Kepala Pusat Data Informasi dan Humas BNPB Sutopo Purwo Nugroho, di Graha BNPB, Jakarta, Selasa 30 April 2019.
Dia menjelaskan, upaya penanganan bencana masih banyak menitikberatkan pada darurat bencana. Selain itu, upaya pencegahan dan kesiapsiagaan masih perlu ditingkatkan.
Bencana yang terus meningkat hendaknya menjadi pembelajaran agar tidak terulang di masa mendatang. Jika terjadi lagi, lanjut dia, dampak bencana bisa diminimalkan.
"Oleh karena itu pengurangan risiko bencana dan mitigasi bencana harus terintegrasi dalam pembangunan. Pengurangan risiko dan mitigasi bencana menjadi investasi dalam pembangunan," tuturnya.
Sutopo menjelaskan, saat ini tanggap darurat masih dilakukan di Bengkulu, Sigi, Pesisir Barat dan lainnya. Pencarian, penyelamatan dan evakuasi bencana di Bengkulu masih terus dilakukan. Dampak bencana di Bengkulu saat ini 29 orang meninggal dunia, 13 orang hilang, 4 orang luka, 12.000 orang mengungsi, 13.000 orang terdampak, 211 ternak mati, 184 rumah rusak, 40 titik infrastruktur rusak dan lainya.
"Sebagian wilayah banjir sudah surut dan meninggalkan sampah dan material yang banyak. Pemenuhan kebutuhan dasar bagi pengungsi terus ditingkatkan terutama kebutuhan dasar seperti pemenuhan makanan siap saji, air bersih, tenda pengungsian dan lainnya," tutur Sutopo.
Begitu juga dengan penanganan banjir lumpur di Sigi Sulawesi Tengah. Banjir lumpur melanda tiga kecamatan yaitu Kecamatan Dolo Selatan, Gumbasa dan Kulawi pada 28 April 2019 siang.
Banjir menyebabkan satu orang meninggal, 2.793 orang mengungsi, 5 rumah hilang, 36 rumah rusak berat dan 528 rumah terendam banjir dan lumpur.
"Tebal lumpur bervariasi 10 cm hingga 3.5 meter. Perlu penanganan khusus terutama membersihkan lumpur yang tebal," tutup Sutopo.
Pada 2018 terjadi 1.480 bencana sedangkan 2019 terjadi 1.586 kejadian bencana. "Tingkat kesiapsiagaan masyarakat menghadapi bencana besar masih rendah. Mitigasi baik struktural dan non struktural masih belum dijadikan prioritas dalam pembangunan di daerah," ujar Kepala Pusat Data Informasi dan Humas BNPB Sutopo Purwo Nugroho, di Graha BNPB, Jakarta, Selasa 30 April 2019.
Dia menjelaskan, upaya penanganan bencana masih banyak menitikberatkan pada darurat bencana. Selain itu, upaya pencegahan dan kesiapsiagaan masih perlu ditingkatkan.
Bencana yang terus meningkat hendaknya menjadi pembelajaran agar tidak terulang di masa mendatang. Jika terjadi lagi, lanjut dia, dampak bencana bisa diminimalkan.
"Oleh karena itu pengurangan risiko bencana dan mitigasi bencana harus terintegrasi dalam pembangunan. Pengurangan risiko dan mitigasi bencana menjadi investasi dalam pembangunan," tuturnya.
Sutopo menjelaskan, saat ini tanggap darurat masih dilakukan di Bengkulu, Sigi, Pesisir Barat dan lainnya. Pencarian, penyelamatan dan evakuasi bencana di Bengkulu masih terus dilakukan. Dampak bencana di Bengkulu saat ini 29 orang meninggal dunia, 13 orang hilang, 4 orang luka, 12.000 orang mengungsi, 13.000 orang terdampak, 211 ternak mati, 184 rumah rusak, 40 titik infrastruktur rusak dan lainya.
"Sebagian wilayah banjir sudah surut dan meninggalkan sampah dan material yang banyak. Pemenuhan kebutuhan dasar bagi pengungsi terus ditingkatkan terutama kebutuhan dasar seperti pemenuhan makanan siap saji, air bersih, tenda pengungsian dan lainnya," tutur Sutopo.
Begitu juga dengan penanganan banjir lumpur di Sigi Sulawesi Tengah. Banjir lumpur melanda tiga kecamatan yaitu Kecamatan Dolo Selatan, Gumbasa dan Kulawi pada 28 April 2019 siang.
Banjir menyebabkan satu orang meninggal, 2.793 orang mengungsi, 5 rumah hilang, 36 rumah rusak berat dan 528 rumah terendam banjir dan lumpur.
"Tebal lumpur bervariasi 10 cm hingga 3.5 meter. Perlu penanganan khusus terutama membersihkan lumpur yang tebal," tutup Sutopo.
(dam)