Kan Menteri Boleh lah yang Umur 20-25, Kan Juga Nggak Apa-apa
A
A
A
PESTA demokrasi telah sukses digelar pada 17 April lalu. Polarisasi yang terjadi di tengah masyarakat saat pemilu kemarin harus segera diakhiri. Sudah saatnya semua elemen bangsa kembali bersatu untuk menghadapi persaingan global yang sudah ada di depan mata.
Pembangunan infrastruktur, reformasi birokrasi, dan pembangunan sumber daya manusia (SDM) akan kembali ditingkatkan. Untuk mendukung misi tersebut, ada kemungkinan struktur kabinet akan berubah. Bahkan, anak-anak muda akan duduk di kabinet mendatang. Seperti apa, gambaran pelaksanaan Pemilu 2019 dan konsep pembangunan Indonesia ke depan? Berikut petikan wawancara khusus bersama Presiden Joko Widodo (Jokowi):
Bagaimana pendapat Bapak tentang pelaksanaan pemilu lalu, dan saat ini masih proses penghitungan suara oleh KPU?
Kita bersyukur bahwa pemilu kemarin berjalan dengan lancar, baik, aman. Alhamdulillah. Saya kira ini pemilu terbesar yang kalau dibandingkan negara-negara lain. Pemilu gedhe banget ini.
Apakah memang pelaksanaan pemilu kali ini begitu rumit?
Ya rumit karena menyangkut 813.000 TPS yang tersebar di 17.000 pulau dan di luar negeri. Saya tidak bisa membayangkan pengelolaan logistik oleh KPU. Lalu, persiapan dan pe lak sanaan oleh KPU. Sekali lagi, ini pemilu serentak terbesar di dunia. Karena kalau yang lain seperti di India itu kan bukan satu hari. Lalu Amerika Serikat itu per dapil. Sepanjang yang kita tahu, (Pemilu 2019) berjalan dengan sangat lancar. Sukses menurut saya.
Ada banyak catatan dari berbagai kalangan terkait penyelenggaraan pemilu, salah satunya banyaknya petugas KPPS yang meninggal. Ada yang mengusulkan meninjau pemilu serentak. Bagaimana tanggapan Bapak?
Itu yang kita juga kaget dan turut berdukacita atas meninggalnya lebih dari 250 anggota KPPS yang meninggal dunia. Mereka adalah pejuang demokrasi yang betul-betul bekerja tidak ada henti, sehingga lelah. Dan ini sebuah hal yang patut kita evaluasi. Jadi pemilu serentak kemarin perlu evaluasi, koreksi-korek si, sehingga pelaksanaan ke depan bisa kita kerjakan lebih baik. Tapi pemilu ini pemilu yang aman, lancar, dan sukses.
Apa harapan Anda terkait adanya polarisasi masyarakat pascapemilu?
Kita ini kan berkompetisi. 01 dan 02 itu berkompetisi. Dan kompetisi itu sudah sele sai setelah kehendak rak yat ditentukan tanggal 17 April yang lalu. Sudah, sudah selesai. Seharusnya kita berang kulan kembali, bersatu. Rukun bersatu untuk berkompetisi dengan negara-negara lain. Kompetisi sebenarnya adalah kita dengan negara-negara lain. Kompetisi dalam hal pening katan investasi, eksporeks por yang kita pro duksi, kom pe tisi sumber daya manusia (SDM) kita dengan mereka. Saya kira itulah kom petisi sebenar nya. Kalau kom pe tisi (pemilu) sekarang sudah selesai.
Jika dianggap sudah selesai, apakah hasil real count KPU tidak akan jauh berbeda dengan quick count lembaga-lembaga survei Tanah Air?
Semua sudah jelas dan gamblang. Quick count sudah jelas dan gamblang. Itu dari pengalaman pilpres lalu, pilgub, pilihan bupati/wali kota. Yang saya alami juga. Saya sudah mengalami berapa kali, pilihan wali kota dua kali, pilgub satu kali, tapi dua kali karena dua putaran, pilpres dua kali, jadi sudah lima kali. Yang namanya quick count tidak pernah meleset. 99% akurasinya. Tidak pernah ke lua rlah. Kalau beda-beda, ya 1%, kalau itu ada margin of error. Artinya kembali lagi, ini sudah gamblang. Kalau kita senang pada ilmu pengeta huan, statistik bukan survei, quick count itu bukan survei lho. Metode penghitungan yang akurasinya betul-betul akurat. Jadi se betul nya apa lagi? Bahwa formalnya kita sabar menunggu real count KPU, ya. Sekarang kita berang kulan bersatu, rukun. Karena aset terbesar bangsa ini adalah persatuan kerukunan persaudaraan.
Ada upaya rekonsiliasi dengan pasangan 02?
Saya tidak ngerti sebenarnya yang mau direkonsiliasi itu apa? Kita ini juga tidak kayak musuhan. Ndak, ini kan kompetisi. Kemudian kompetisi sudah selesai. Di bawah pun sudah kembali pada kehidupan sehari-hari. Yang bekerja kembali kerja, yang ke sawah ke sawah, yang melaut juga melaut. Sudah seperti itu. Berilah pendidikan politik yang baik pada rakyat.
Ada rencana bertemu Pak Prabowo Subianto?
Ya kan kita sudah berusaha mengutus. Tapi belum ketemu. Tidak tahu belum ketemu waktunya atau belum pas waktunya. Tapi sekali lagi saya sampaikan bahwa persahabatan, persaudaraan, silaturahmi jangan sampai putus lah . Saya dengan Pak Prabowo, saya dengan Pak Sandiaga Uno.
Ada rencana untuk membuka koalisi dengan kubu 02?
Masih terlalu dini lah kita ngomong masuk ke pemerintah. Tapi kalau ketemu dalam komunikasi politik, ya kenapa tidak. Ketemu Pak Zul ya ndak papa komunikasi.
Berkaitan dengan kompetisi dengan bangsa lain, Bapak telah membangun infrastruktur dan saat ini akan membangun SDM, bisa dijelaskan langkah selanjutnya?
Menurut saya, tiga hal besar ke depan yang masih harus dikerjakan. Pembangunan infrastruktur harus tetap dilan jutkan. Kemudian reformasi birokrasi, dalam hal ini penyederhanaan dan penajaman kelembagaan sehingga fungsi dan tugas menjadi jelas. Ketiga, pembangunan SDM. Saya kira tiga fondasi ini penting sekali sebelum kita menuju ke sebuah tahapan besar, yaitu masuk ke teknologi dan inovasi. Ini menurut saya fondasinya harus kokoh. Pembangunan SDM, kita ingin dilakukan besar-besar an. Terutama di bidang pen didikan, lebih utama lagi bidang vokasi, politeknik. Kita harus besar-besaran masuk ke sana.
Mungkin nanti kita akan ada resklilling,up skilling, bisa di dalam negeri ataupun di luar negeri untuk siapa pun. Baik lulusan SMA/SMK biar bisa cocok dengan kebutuhan industri, kebutuhan pasar. Lulusan politeknik atau perguruan tinggi yang juga di sesuaikan dengan keinginan di dunia usaha dan industri atau dunia IT. Dan itu bisa dikerjakan dengan pelatihan atau training di dalam ataupun di luar negeri. Tapi dengan catatan, besar-besaran. Tidak bisa kita hanya seperti biasa. Tidak mungkin
Ini kan long term untuk memetik hasilnya?
Dua-duanya, in fra struk tur itu jangka menengah panjang. Begitu juga SDM. Itu lah kadang-kadang pahit nya sebuah keputusan. Tidak bisa dilihat dan dirasakan, tapi ini mu tlak harus dilakukan. Itu kepu t usan yang kita ambil. Kita kalau tidak berani ambil risiko, tidak akan fondasi ini kokoh. Karena negara ber pen dapatan menengah yang bisa melompat menjadi negara kalau prasyarat-prasyarat ini terpenuhi. Kalau tidak kita akan terjebak menjadi negaranegara berpendapatan menengah, middle income trap . Itu saya pelajari negara-negara yang tidak bisa keluar karena tidak berani membangun fondasi yang saya sampaikan.
Soal pendanaan, apakah ada hambatan?
Kita ini sebetulnya kalau kita lihat defisit APBN semakin mengecil. Keseimbangan primernya juga semakin positif. Kemudian juga kalau yang kita perlu perbaiki adalah di neraca perdagangan, neraca transaksi berjalan. Karena itulah, saya sampaikan untuk meng genjot dan mening kat kan ekspor dan meningkatkan investasi. Itu dua kuncinya.
Persaingan untuk ekspor juga tidak mudah, apa strategi menggenjot ekspor?
Sebetulnya kalau ekspor ini kan kita sudah berpuluh-puluh tahun. Ekspor bahan mentah, material terus. Lha ini pen tingnya hilirisasi, indus trialisasi. Orang harus mau misalnya batu bara, ke na pa harus ekspor bahan men tah? Kenapa tidak dibuat men jadi LPG yang juga bisa dipakai kepentingan dalam negeri karena kita masih impor. Yang juga bisa diekspor LPG. Lalu sawit, produksi kita itu 46 juta ton, tapi yang banyak dalam bentuk CPO. Nah , ini juga ha rus berani turunan CPO harus dikerjakan. Sabun kosmetik, minyak goreng. Harus berani ke situ, itu yang mau kita kejar. Lalu karet, coba dari zaman merdeka ekspornya karet men tah aja. Apa tidak sarung ta ngan, ban. Kita masih ba nyak ke sempatan hilirisasi, in dus trialisasi. Banyak sekali. Yang masih mentah-mentah ba nyak. Kopi, hasil per ke bun an pertanian itu banyak sekali. Yang kita sudah mulai itu nikel. Sekarang sudah mulai se tengah jadi, sebentar lagi barang jadi. Nah , yang seperti itu sehingga nilai tambahnya ada di kita.
Sektor yang akan dikembangkan tahun depan?
Kita ini ke depan akan berkonsentrasi dengan industri dan pariwisata. Larinya ke sana. Pariwisata kita yang 10 Bali baru. Infrastrukturnya mau kita kerjakan, sehingga orang dan investor tertarik menanamkan investasinya di situ. Kita konsentrasi di Manda lika, Toba, Borobudur, sama Labuan Bajo. Kitajadiin bener dan harus selesai. Insya a llah selesai.
Dengan misi Bapak tadi, apakah akan ada perubahan struktur kabinet ke depannya?
Ya tentu saja. Mau ditembak arahnya ke situ kemungkinan yang dibutuhkan juga berbeda. Bisa juga ada Kementerian Ekspor, Kementerian Investasi. Disesuaikan kebutuhan negara. Kenapa tidak? Kemudian berkaitan dengan kabinet juga disesuaikan dengan kebutuhan itu.
Adakah menteri-menteri yang akan dipertahankan ?
Ya apa, sekali lagi tergantung kebutuhan. Tapi yang jelas, kita ingin ada yang muda-muda dalam rangka regenerasi ke depan. Kenapa sih ? Kan menteri boleh lah yang umur 20-25 kan juga nggak apa-apa. Atau yang 25-30. Biar yang muda-muda bisa belajar kepemimpinan negara. Mungkin yang banyak 30-40. Tapi yang muda seperti yang 25-30, kenapa tidak sih .
Dan kita mempunyai potensi anak muda banyak sekali ya Pak?
Banyak sekali...banyak sekali,
Berarti di kabinet kerja kedua akan banyak perubahan?
Ya mau tidak mau karena ada kepentingan yang berbeda. (Djaka Susila)
Pembangunan infrastruktur, reformasi birokrasi, dan pembangunan sumber daya manusia (SDM) akan kembali ditingkatkan. Untuk mendukung misi tersebut, ada kemungkinan struktur kabinet akan berubah. Bahkan, anak-anak muda akan duduk di kabinet mendatang. Seperti apa, gambaran pelaksanaan Pemilu 2019 dan konsep pembangunan Indonesia ke depan? Berikut petikan wawancara khusus bersama Presiden Joko Widodo (Jokowi):
Bagaimana pendapat Bapak tentang pelaksanaan pemilu lalu, dan saat ini masih proses penghitungan suara oleh KPU?
Kita bersyukur bahwa pemilu kemarin berjalan dengan lancar, baik, aman. Alhamdulillah. Saya kira ini pemilu terbesar yang kalau dibandingkan negara-negara lain. Pemilu gedhe banget ini.
Apakah memang pelaksanaan pemilu kali ini begitu rumit?
Ya rumit karena menyangkut 813.000 TPS yang tersebar di 17.000 pulau dan di luar negeri. Saya tidak bisa membayangkan pengelolaan logistik oleh KPU. Lalu, persiapan dan pe lak sanaan oleh KPU. Sekali lagi, ini pemilu serentak terbesar di dunia. Karena kalau yang lain seperti di India itu kan bukan satu hari. Lalu Amerika Serikat itu per dapil. Sepanjang yang kita tahu, (Pemilu 2019) berjalan dengan sangat lancar. Sukses menurut saya.
Ada banyak catatan dari berbagai kalangan terkait penyelenggaraan pemilu, salah satunya banyaknya petugas KPPS yang meninggal. Ada yang mengusulkan meninjau pemilu serentak. Bagaimana tanggapan Bapak?
Itu yang kita juga kaget dan turut berdukacita atas meninggalnya lebih dari 250 anggota KPPS yang meninggal dunia. Mereka adalah pejuang demokrasi yang betul-betul bekerja tidak ada henti, sehingga lelah. Dan ini sebuah hal yang patut kita evaluasi. Jadi pemilu serentak kemarin perlu evaluasi, koreksi-korek si, sehingga pelaksanaan ke depan bisa kita kerjakan lebih baik. Tapi pemilu ini pemilu yang aman, lancar, dan sukses.
Apa harapan Anda terkait adanya polarisasi masyarakat pascapemilu?
Kita ini kan berkompetisi. 01 dan 02 itu berkompetisi. Dan kompetisi itu sudah sele sai setelah kehendak rak yat ditentukan tanggal 17 April yang lalu. Sudah, sudah selesai. Seharusnya kita berang kulan kembali, bersatu. Rukun bersatu untuk berkompetisi dengan negara-negara lain. Kompetisi sebenarnya adalah kita dengan negara-negara lain. Kompetisi dalam hal pening katan investasi, eksporeks por yang kita pro duksi, kom pe tisi sumber daya manusia (SDM) kita dengan mereka. Saya kira itulah kom petisi sebenar nya. Kalau kom pe tisi (pemilu) sekarang sudah selesai.
Jika dianggap sudah selesai, apakah hasil real count KPU tidak akan jauh berbeda dengan quick count lembaga-lembaga survei Tanah Air?
Semua sudah jelas dan gamblang. Quick count sudah jelas dan gamblang. Itu dari pengalaman pilpres lalu, pilgub, pilihan bupati/wali kota. Yang saya alami juga. Saya sudah mengalami berapa kali, pilihan wali kota dua kali, pilgub satu kali, tapi dua kali karena dua putaran, pilpres dua kali, jadi sudah lima kali. Yang namanya quick count tidak pernah meleset. 99% akurasinya. Tidak pernah ke lua rlah. Kalau beda-beda, ya 1%, kalau itu ada margin of error. Artinya kembali lagi, ini sudah gamblang. Kalau kita senang pada ilmu pengeta huan, statistik bukan survei, quick count itu bukan survei lho. Metode penghitungan yang akurasinya betul-betul akurat. Jadi se betul nya apa lagi? Bahwa formalnya kita sabar menunggu real count KPU, ya. Sekarang kita berang kulan bersatu, rukun. Karena aset terbesar bangsa ini adalah persatuan kerukunan persaudaraan.
Ada upaya rekonsiliasi dengan pasangan 02?
Saya tidak ngerti sebenarnya yang mau direkonsiliasi itu apa? Kita ini juga tidak kayak musuhan. Ndak, ini kan kompetisi. Kemudian kompetisi sudah selesai. Di bawah pun sudah kembali pada kehidupan sehari-hari. Yang bekerja kembali kerja, yang ke sawah ke sawah, yang melaut juga melaut. Sudah seperti itu. Berilah pendidikan politik yang baik pada rakyat.
Ada rencana bertemu Pak Prabowo Subianto?
Ya kan kita sudah berusaha mengutus. Tapi belum ketemu. Tidak tahu belum ketemu waktunya atau belum pas waktunya. Tapi sekali lagi saya sampaikan bahwa persahabatan, persaudaraan, silaturahmi jangan sampai putus lah . Saya dengan Pak Prabowo, saya dengan Pak Sandiaga Uno.
Ada rencana untuk membuka koalisi dengan kubu 02?
Masih terlalu dini lah kita ngomong masuk ke pemerintah. Tapi kalau ketemu dalam komunikasi politik, ya kenapa tidak. Ketemu Pak Zul ya ndak papa komunikasi.
Berkaitan dengan kompetisi dengan bangsa lain, Bapak telah membangun infrastruktur dan saat ini akan membangun SDM, bisa dijelaskan langkah selanjutnya?
Menurut saya, tiga hal besar ke depan yang masih harus dikerjakan. Pembangunan infrastruktur harus tetap dilan jutkan. Kemudian reformasi birokrasi, dalam hal ini penyederhanaan dan penajaman kelembagaan sehingga fungsi dan tugas menjadi jelas. Ketiga, pembangunan SDM. Saya kira tiga fondasi ini penting sekali sebelum kita menuju ke sebuah tahapan besar, yaitu masuk ke teknologi dan inovasi. Ini menurut saya fondasinya harus kokoh. Pembangunan SDM, kita ingin dilakukan besar-besar an. Terutama di bidang pen didikan, lebih utama lagi bidang vokasi, politeknik. Kita harus besar-besaran masuk ke sana.
Mungkin nanti kita akan ada resklilling,up skilling, bisa di dalam negeri ataupun di luar negeri untuk siapa pun. Baik lulusan SMA/SMK biar bisa cocok dengan kebutuhan industri, kebutuhan pasar. Lulusan politeknik atau perguruan tinggi yang juga di sesuaikan dengan keinginan di dunia usaha dan industri atau dunia IT. Dan itu bisa dikerjakan dengan pelatihan atau training di dalam ataupun di luar negeri. Tapi dengan catatan, besar-besaran. Tidak bisa kita hanya seperti biasa. Tidak mungkin
Ini kan long term untuk memetik hasilnya?
Dua-duanya, in fra struk tur itu jangka menengah panjang. Begitu juga SDM. Itu lah kadang-kadang pahit nya sebuah keputusan. Tidak bisa dilihat dan dirasakan, tapi ini mu tlak harus dilakukan. Itu kepu t usan yang kita ambil. Kita kalau tidak berani ambil risiko, tidak akan fondasi ini kokoh. Karena negara ber pen dapatan menengah yang bisa melompat menjadi negara kalau prasyarat-prasyarat ini terpenuhi. Kalau tidak kita akan terjebak menjadi negaranegara berpendapatan menengah, middle income trap . Itu saya pelajari negara-negara yang tidak bisa keluar karena tidak berani membangun fondasi yang saya sampaikan.
Soal pendanaan, apakah ada hambatan?
Kita ini sebetulnya kalau kita lihat defisit APBN semakin mengecil. Keseimbangan primernya juga semakin positif. Kemudian juga kalau yang kita perlu perbaiki adalah di neraca perdagangan, neraca transaksi berjalan. Karena itulah, saya sampaikan untuk meng genjot dan mening kat kan ekspor dan meningkatkan investasi. Itu dua kuncinya.
Persaingan untuk ekspor juga tidak mudah, apa strategi menggenjot ekspor?
Sebetulnya kalau ekspor ini kan kita sudah berpuluh-puluh tahun. Ekspor bahan mentah, material terus. Lha ini pen tingnya hilirisasi, indus trialisasi. Orang harus mau misalnya batu bara, ke na pa harus ekspor bahan men tah? Kenapa tidak dibuat men jadi LPG yang juga bisa dipakai kepentingan dalam negeri karena kita masih impor. Yang juga bisa diekspor LPG. Lalu sawit, produksi kita itu 46 juta ton, tapi yang banyak dalam bentuk CPO. Nah , ini juga ha rus berani turunan CPO harus dikerjakan. Sabun kosmetik, minyak goreng. Harus berani ke situ, itu yang mau kita kejar. Lalu karet, coba dari zaman merdeka ekspornya karet men tah aja. Apa tidak sarung ta ngan, ban. Kita masih ba nyak ke sempatan hilirisasi, in dus trialisasi. Banyak sekali. Yang masih mentah-mentah ba nyak. Kopi, hasil per ke bun an pertanian itu banyak sekali. Yang kita sudah mulai itu nikel. Sekarang sudah mulai se tengah jadi, sebentar lagi barang jadi. Nah , yang seperti itu sehingga nilai tambahnya ada di kita.
Sektor yang akan dikembangkan tahun depan?
Kita ini ke depan akan berkonsentrasi dengan industri dan pariwisata. Larinya ke sana. Pariwisata kita yang 10 Bali baru. Infrastrukturnya mau kita kerjakan, sehingga orang dan investor tertarik menanamkan investasinya di situ. Kita konsentrasi di Manda lika, Toba, Borobudur, sama Labuan Bajo. Kitajadiin bener dan harus selesai. Insya a llah selesai.
Dengan misi Bapak tadi, apakah akan ada perubahan struktur kabinet ke depannya?
Ya tentu saja. Mau ditembak arahnya ke situ kemungkinan yang dibutuhkan juga berbeda. Bisa juga ada Kementerian Ekspor, Kementerian Investasi. Disesuaikan kebutuhan negara. Kenapa tidak? Kemudian berkaitan dengan kabinet juga disesuaikan dengan kebutuhan itu.
Adakah menteri-menteri yang akan dipertahankan ?
Ya apa, sekali lagi tergantung kebutuhan. Tapi yang jelas, kita ingin ada yang muda-muda dalam rangka regenerasi ke depan. Kenapa sih ? Kan menteri boleh lah yang umur 20-25 kan juga nggak apa-apa. Atau yang 25-30. Biar yang muda-muda bisa belajar kepemimpinan negara. Mungkin yang banyak 30-40. Tapi yang muda seperti yang 25-30, kenapa tidak sih .
Dan kita mempunyai potensi anak muda banyak sekali ya Pak?
Banyak sekali...banyak sekali,
Berarti di kabinet kerja kedua akan banyak perubahan?
Ya mau tidak mau karena ada kepentingan yang berbeda. (Djaka Susila)
(nfl)