Diprotes PCNU Lumajang, Cucu Pendiri NU Bela Sandiaga Uno

Sabtu, 06 April 2019 - 19:03 WIB
Diprotes PCNU Lumajang,...
Diprotes PCNU Lumajang, Cucu Pendiri NU Bela Sandiaga Uno
A A A
JAKARTA - Juru Bicara BPN Prabowo-Sandiaga, Irfan Yusuf Hasyim atau Gus Irfan menanggapi keberatan Pengurus Cabang Nahdlatul Ulama (PCNU) Kabupaten Lumajang, Jawa Timur atas aksi Calon Wakil Presiden (Cawapres) Sandiaga Uno mengibarkan bendera NU saat kampanye di Stadion Lumajang.

Menurut cucu dari pendiri Nahdlatul Ulama (NU), Hasyim Asy'ari ini, pengibaran bendera NU oleh Sandiaga hanyalah umpan balik dari peserta kampanye di Lumajang yang notabene kader NU. Bukan masuk dalam skenario panitia kampanye di Lumajang.

"Sandiaga merespons dari peserta kampanye. Sesuatu hal yang natural dan wajar saja. Bendera NU bukan dipersiapkan oleh panitia kampanye. Itu yang perlu digarisbawahi," tegas dia melalui rilis yang diterima SINDOnews, Sabtu (6/4/2019).

(Baca juga: NU Lumajang Protes Sandiaga Kibarkan Bendera NU saat Kampanye)


Pihaknya justru mempertanyakan mengapa PCNU Lumajang begitu reaktif atas tindakan spontan Sandiaga Uno tersebut? Sikap yang sama tidak ditunjukkan terhadap sikap NU yang berat sebelah mendukung paslon 01.

"Tapi untuk masalah yang lebih serius, yakni penggunaan mesin struktur NU untuk pemenangan paslon nomor 01, struktur NU tidak bergeming. Struktur NU tidak bereaksi, namun justru terlibat aktif," pungkasnya.

Gus Irfan menegaskan dirinya sebagai dzurriyyah muassis NU sangat prihatin dengan lelaku oknum pengurus struktur NU yang tanpa tedeng aling-aling menjadikan NU sebagai kendaraan politik partisan berjangka pendek. Mestinya, kata dia NU sebagai penjaga moral para pelaku politik, namun justru terlibat sebagai pemain lapangan.

"Tindakan yang ceroboh dan menjadikan cacat historis bagi perjalanan khitah NU. Pengurus ada masanya, tapi kami sebagai anak turun pendiri NU, tak ada masanya hingga hayat dikandung badan," tandasnya.

Dia berpandangan reaksi PCNU Lumajang dengan memframing tindakan Sandi terkait bendera NU sedemikian rupa sejatinya sedang melakukan tindakan sebagaimana peribahasa 'menepuk air di dulang, terpercik muka sendiri'. Baiknya, tambah dia para pengurus NU di semua jenjang organisasi untuk meminta fatwa pada hati masing-masing apakah tindakan mereka benar secara organisasi atau tidak.

"Fastafti Qolbaka, mintalah fatwa pada hati kalian apakah menjadikan NU sebagai mesin politik partisan berjangka pendek, merupakan tindakan baik atau tidak?" tutupnya.
(kri)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.1650 seconds (0.1#10.140)