Seruan Jokowi Kenakan Baju Putih ke TPS Dinilai Kampanye Kreatif
A
A
A
JAKARTA - Calon Presiden nomor urut 01, Joko Widodo (Jokowi) menyerukan dan mengajak masyarakat untuk mengenakan baju putih pada 17 April 2019 saat datang ke TPS dalam menggunakan hak pilih mereka.
Pengamat politik Ujang Komarudin menilai, ajakan Presiden Jokowi mengenakan baju putih bentuk kampanye yang positif.
"Kampanye yang bagus dan kreatif. Di saat banyaknya hoaks yang mengancam pesta demokrasi Pilpres," kata Ujang saat dihubungi, Rabu (27/3/2019).
Ujang menganggap, kampanye Jokowi agar menggunakan baju putih memiliki simbol terhadap pihak-pihak tertentu yang dianggap sebagai simbol politik hitam. Secara umum, kata Ujang, warna putih disimbolkan dengan kesucian dan kebersihan jiwa, di samping juga simbol kemenangan.
"Bisa digunakan untuk mengidentifikasi diri sebagai pihak yang ada dijalan yang lurus," ungkapnya.
Di sisi lain, Ujang menilai kampanye baju putih memiliki makna yang sama dengan kampanye baju kotak-kotak yang pernah terjadi ketika Jokowi menjadi capres pada Pilpres 2014. Ia mengatakan simbolisasi itu merupakan upaya menguatnya politik identitas, terutama di kalangan umat Islam.
Menurutnya, mengidentikan diri dengan simbol-simbol yang digunakan umat Islam menjadi sangat penting. Apalagi, kata dia, simbol baju putih tersebut bermakna positif, suci, dan bersih.
Sederhananya, jika pada Pilpres 2014, Jokowi mengenakan 'simbol kotak-kotak', maka pada Pilpres 2019 ini, pasangan Jokowi-Ma'ruf mengkampanyekan simbol putih sesuai dengan baju yang tertera dalam surat suara.
"Di tengah kuatnya perebutan suara umat Islam. Menggunakan baju putih merupakan kekhususan karena kita tahu juga bahwa ummat Islam ketika beribadah pun banyak yang menggunakan baju putih," tandasnya.
Sebelumnya, Jokowi mengingatkan masyarakat untuk datang ke TPS dan tidak golput pada Pilpres 2019. Selain itu, Jokowi mengingatkan untuk memakai baju putih saat ke TPS, serta emilih calon yang menggunakan baju putih di kertas suara.
"Jangan lupa, saya ingatkan tanggal 17 April itu kita pakai baju putih, karena yang mau dicoblos nanti bajunya putih, karena kita adalah putih, putih adalah kita. Tuh gambarnya itu (nunjuk videotron)," kata Jokowi saat kampanye akbar di Dumai, Riau, Selasa 26 Maret 2019.
"Kenapa pakai baju putih saya, karena baju putih ini, semua rakyat Indonesia memiliki, kalau pakai jas mahal. Ya ndak?. Jas itu pakaian orang Eropa pakaian orang Amerika," imbuh mantan Wali kota Solo itu.
Pengamat politik Ujang Komarudin menilai, ajakan Presiden Jokowi mengenakan baju putih bentuk kampanye yang positif.
"Kampanye yang bagus dan kreatif. Di saat banyaknya hoaks yang mengancam pesta demokrasi Pilpres," kata Ujang saat dihubungi, Rabu (27/3/2019).
Ujang menganggap, kampanye Jokowi agar menggunakan baju putih memiliki simbol terhadap pihak-pihak tertentu yang dianggap sebagai simbol politik hitam. Secara umum, kata Ujang, warna putih disimbolkan dengan kesucian dan kebersihan jiwa, di samping juga simbol kemenangan.
"Bisa digunakan untuk mengidentifikasi diri sebagai pihak yang ada dijalan yang lurus," ungkapnya.
Di sisi lain, Ujang menilai kampanye baju putih memiliki makna yang sama dengan kampanye baju kotak-kotak yang pernah terjadi ketika Jokowi menjadi capres pada Pilpres 2014. Ia mengatakan simbolisasi itu merupakan upaya menguatnya politik identitas, terutama di kalangan umat Islam.
Menurutnya, mengidentikan diri dengan simbol-simbol yang digunakan umat Islam menjadi sangat penting. Apalagi, kata dia, simbol baju putih tersebut bermakna positif, suci, dan bersih.
Sederhananya, jika pada Pilpres 2014, Jokowi mengenakan 'simbol kotak-kotak', maka pada Pilpres 2019 ini, pasangan Jokowi-Ma'ruf mengkampanyekan simbol putih sesuai dengan baju yang tertera dalam surat suara.
"Di tengah kuatnya perebutan suara umat Islam. Menggunakan baju putih merupakan kekhususan karena kita tahu juga bahwa ummat Islam ketika beribadah pun banyak yang menggunakan baju putih," tandasnya.
Sebelumnya, Jokowi mengingatkan masyarakat untuk datang ke TPS dan tidak golput pada Pilpres 2019. Selain itu, Jokowi mengingatkan untuk memakai baju putih saat ke TPS, serta emilih calon yang menggunakan baju putih di kertas suara.
"Jangan lupa, saya ingatkan tanggal 17 April itu kita pakai baju putih, karena yang mau dicoblos nanti bajunya putih, karena kita adalah putih, putih adalah kita. Tuh gambarnya itu (nunjuk videotron)," kata Jokowi saat kampanye akbar di Dumai, Riau, Selasa 26 Maret 2019.
"Kenapa pakai baju putih saya, karena baju putih ini, semua rakyat Indonesia memiliki, kalau pakai jas mahal. Ya ndak?. Jas itu pakaian orang Eropa pakaian orang Amerika," imbuh mantan Wali kota Solo itu.
(pur)