Tim Jokowi Anggap Rocky Gerung Tak Memahami Soal Kartu Prakerja
A
A
A
JAKARTA - Rocky Gerung melontarkan kritik pedas atas rencana program Capres Joko Widodo (Jokowi), yakni kartu pra-kerja. Dia mengatakan kartu pra-kerja tidak jelas alias absurd.
"Kartu pra-kerja, yang kelihatannya agak absurd karena kalau diiyakan, berapa ratus juta yang akan dibiayai negara? Ratusan juta penganggur akan dibiayai oleh negara, uangnya dari mana? Nyuri dari mana? Seluruh tuyul di Jawa Tengah dikumpulin ogah untuk nyuri, karena terlalu banyak yang mesti dicuri," kata Rocky, dalam acara forum 'Pikiran, Akal, dan Nalar' di Hotel Grand Arkenso, Semarang.
Menanggapi hal itu, Juru Bicara Tim Kampenye Nasional (TKN) Jokowi-Ma'ruf, Inas N Zubir menganggap, Rocky Gerung tak memahami konsep kartu pra-kerja dan asal bicara saat melakukan kritik.
"Darimana Rocky dapatkan angka pengangguran ratusan juta orang? Padahal forum di mana dia bicara bertajuk bertajuk Pikiran, Akal dan Nalar, seharusnya Rocky berpikir dulu sebelum bicara data, karena data BPS menyebutkan bahwa pada tahun 2018 jumlah pengangguran adalah 5,13 persen atau 6,87 juta orang dari jumlah angkatan kerja ditahun yang sama yakni 133,94 juta orang," ucap Inas dalam keterangannya, Jumat (15/3/2019).
"Sayangnya Rocky tidak menggunakan akal ketika bicara tentang ratusan juta pengangguran, karena jumlah angkatan kerja di Indonesia saja 133,94 juta orang! Darimana Rocky tahu bahwa ratusan juta yang menganggur? Jangan karena sudah kehilangan akal, maka nalar-pun terjerembab kedalam dunia tahayul dimana kemudian tuyul-pun jadi korban Rocky Gerung," sambung dia.
Dia menjelaskan, mengenai rencana kartu pra-kerja yang akan menjadi program Jokowi. Menurut politikus Hanura itu, Jokowi mengeluarkan Kartu Pra-kerja untuk mendukung anak-anak Indonesia agar memiliki peluang masuk ke dunia industri dan dunia kerja.
Menurut dia, dengan memegang kartu ini, para lulusan Sekolah Menengah Atas (SMA), Sekolah Menengah Kejuruan (SMK), hingga akademi, yang ingin masuk ke dunia kerja akan dilatih lebih dahulu. Pelatihan itu bisa dilakukan baik di dalam maupun di luar negeri.
"Akibat tidak berfungsinya Pikiran, Akal dan Nalar sehingga Rocky Gerung sulit memahami bahwa kartu pra-kerja diberikan kepada pengangguran yang mengikuti program pelatihan vokasi yang akan diselenggarakan oleh pemerintah untuk menambah dan mempertajam skill mereka sesuai kebutuhan industri-industri yang akan bekerja sama dalam penyelenggaraan pelatihan vokasi tersebut," ucap dia.
"Kartu pra-kerja, yang kelihatannya agak absurd karena kalau diiyakan, berapa ratus juta yang akan dibiayai negara? Ratusan juta penganggur akan dibiayai oleh negara, uangnya dari mana? Nyuri dari mana? Seluruh tuyul di Jawa Tengah dikumpulin ogah untuk nyuri, karena terlalu banyak yang mesti dicuri," kata Rocky, dalam acara forum 'Pikiran, Akal, dan Nalar' di Hotel Grand Arkenso, Semarang.
Menanggapi hal itu, Juru Bicara Tim Kampenye Nasional (TKN) Jokowi-Ma'ruf, Inas N Zubir menganggap, Rocky Gerung tak memahami konsep kartu pra-kerja dan asal bicara saat melakukan kritik.
"Darimana Rocky dapatkan angka pengangguran ratusan juta orang? Padahal forum di mana dia bicara bertajuk bertajuk Pikiran, Akal dan Nalar, seharusnya Rocky berpikir dulu sebelum bicara data, karena data BPS menyebutkan bahwa pada tahun 2018 jumlah pengangguran adalah 5,13 persen atau 6,87 juta orang dari jumlah angkatan kerja ditahun yang sama yakni 133,94 juta orang," ucap Inas dalam keterangannya, Jumat (15/3/2019).
"Sayangnya Rocky tidak menggunakan akal ketika bicara tentang ratusan juta pengangguran, karena jumlah angkatan kerja di Indonesia saja 133,94 juta orang! Darimana Rocky tahu bahwa ratusan juta yang menganggur? Jangan karena sudah kehilangan akal, maka nalar-pun terjerembab kedalam dunia tahayul dimana kemudian tuyul-pun jadi korban Rocky Gerung," sambung dia.
Dia menjelaskan, mengenai rencana kartu pra-kerja yang akan menjadi program Jokowi. Menurut politikus Hanura itu, Jokowi mengeluarkan Kartu Pra-kerja untuk mendukung anak-anak Indonesia agar memiliki peluang masuk ke dunia industri dan dunia kerja.
Menurut dia, dengan memegang kartu ini, para lulusan Sekolah Menengah Atas (SMA), Sekolah Menengah Kejuruan (SMK), hingga akademi, yang ingin masuk ke dunia kerja akan dilatih lebih dahulu. Pelatihan itu bisa dilakukan baik di dalam maupun di luar negeri.
"Akibat tidak berfungsinya Pikiran, Akal dan Nalar sehingga Rocky Gerung sulit memahami bahwa kartu pra-kerja diberikan kepada pengangguran yang mengikuti program pelatihan vokasi yang akan diselenggarakan oleh pemerintah untuk menambah dan mempertajam skill mereka sesuai kebutuhan industri-industri yang akan bekerja sama dalam penyelenggaraan pelatihan vokasi tersebut," ucap dia.
(maf)