900 Prajurit Siap Ditugaskan di Nunukan dan Malinau
A
A
A
BALIKPAPAN - Pembekalan kemampuan mengajar bagi 900 prajurit TNI AD dimulai. Mereka akan menjalani pembekalan untuk menguasai lima kemampuan pendidikan untuk mengisi kekosongan guru di daerah terluar, tertinggal, dan terdepan (3T).
Dirjen Guru dan Tenaga Kependidikan (GTK) Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud) Supriano menjelaskan, sebanyak 450 prajurit dari Batalyon 600 Raider Balikpapan dan 450 prajurit dari Batalyon 303 Raider Garut mulai menjalani bimbingan teknis atau bimtek.
“Apa bila di daerah 3 T tidak ada guru, Mereka bisa menjadi pengganti selama guru tidak ada,” katanya seusai pembukaan bimbingan teknis di Yonif 600/Raider di Balikpapan, Kalimantan Timur, kemarin. Supriano menjelaskan, bimtek ini merupakan kelanjutan dari MoU yang sudah disepakati Mendikbud dan Panglima TNI.
Perjanjian kerja sama ini bukan untuk menjadikan tentara beralih fungsi sebagai guru. Namun, lanjut dia, untuk memberikan bekal kepada para prajurit yang bertugas di daerah perbatasan agar bisa memberikan layanan pendidikan bagi masyarakat apabila di daerah itu ada kekosongan guru.
Para prajurit itu juga tetap melaksanakan tugas utamanya yakni untuk menjaga kedaulatan NKRI. “Jadi jangan sampai nanti di daerah terpencil ini tidak tersedia guru sehingga anak-anak ini tidak ada mendapat pelayanan pendidikan karena pendidikan sangat penting bagi anak,” jelasnya.
Menurut Supriano, para personel TNI AD ini akan dibekali lima kemampuan selama menjalani 40 jam pelatihan.
Kemampuan pertama ialah penguatan pendidikan karakter, di mana karakter ini sangat penting untuk kemajuan bangsa dan fondasi persaingan di masa datang. Kedua adalah bela negara. Ketiga kemampuan mengajarkan baca tulis hitung sebab masih banyak anak-anak yang belum bisa membaca, sementara membaca adalah modal menuju pendidikan yang lebih tinggi.
Kemampuan keempat adalah kecakapan hidup atau keterampilan hidup sehingga masyarakat di daerah 3T bisa memiliki keterampilan hidup agar bisa meningkatkan kesejahteraannya. Terakhir adalah pembekalan kepanduan. Pembekalan materi ini akan dibimbing dan dilatih oleh para widyaiswara dan dosen berpengalaman dan terlatih di bidangnya.
“Setelah mengikuti bimtek, mereka akan ditempatkan di Nunukan dan Malinau. Sesuai penugasan, mereka akan bertugas di perbatasan selama sembilan bulan,” jelasnya. Asisten Teritorial Kepala Staf Angkatan Darat Mayjen TNI Bakti Agus Fadjari mengimbau kepada seluruh prajurit yang mengikuti pembekalan dari Kemendikbud untuk fokus dan menyerap ilmu dan informasi yang diberikan para narasumber.
Dia berharap pembekalan mengenai pembinaan karakter, bela negara, baca tulis hitung, dan pem bekalan yang akan diberikan selama 40 jam itu akan bisa diserap dengan baik oleh para prajurit.
Dengan begitu, mereka bisa mentransfer ilmu yang didapat ke peserta didik. “Para prajurit harus fokus dan serap semua ilmu yang diberikan para narasumber. Pembekalan kepada Satgas yang akan bertugas di daerah 3T ini yang pertama. Ini memberikan manfaat yang besar tidak hanya kepada prajurit, tetapi juga masyarakat,” tutur Bakti. Dengan sinergi yang baik, dia meyakini layanan pendidikan di daerah 3T menjadi lebih baik. (Neneng Zubaidah)
Dirjen Guru dan Tenaga Kependidikan (GTK) Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud) Supriano menjelaskan, sebanyak 450 prajurit dari Batalyon 600 Raider Balikpapan dan 450 prajurit dari Batalyon 303 Raider Garut mulai menjalani bimbingan teknis atau bimtek.
“Apa bila di daerah 3 T tidak ada guru, Mereka bisa menjadi pengganti selama guru tidak ada,” katanya seusai pembukaan bimbingan teknis di Yonif 600/Raider di Balikpapan, Kalimantan Timur, kemarin. Supriano menjelaskan, bimtek ini merupakan kelanjutan dari MoU yang sudah disepakati Mendikbud dan Panglima TNI.
Perjanjian kerja sama ini bukan untuk menjadikan tentara beralih fungsi sebagai guru. Namun, lanjut dia, untuk memberikan bekal kepada para prajurit yang bertugas di daerah perbatasan agar bisa memberikan layanan pendidikan bagi masyarakat apabila di daerah itu ada kekosongan guru.
Para prajurit itu juga tetap melaksanakan tugas utamanya yakni untuk menjaga kedaulatan NKRI. “Jadi jangan sampai nanti di daerah terpencil ini tidak tersedia guru sehingga anak-anak ini tidak ada mendapat pelayanan pendidikan karena pendidikan sangat penting bagi anak,” jelasnya.
Menurut Supriano, para personel TNI AD ini akan dibekali lima kemampuan selama menjalani 40 jam pelatihan.
Kemampuan pertama ialah penguatan pendidikan karakter, di mana karakter ini sangat penting untuk kemajuan bangsa dan fondasi persaingan di masa datang. Kedua adalah bela negara. Ketiga kemampuan mengajarkan baca tulis hitung sebab masih banyak anak-anak yang belum bisa membaca, sementara membaca adalah modal menuju pendidikan yang lebih tinggi.
Kemampuan keempat adalah kecakapan hidup atau keterampilan hidup sehingga masyarakat di daerah 3T bisa memiliki keterampilan hidup agar bisa meningkatkan kesejahteraannya. Terakhir adalah pembekalan kepanduan. Pembekalan materi ini akan dibimbing dan dilatih oleh para widyaiswara dan dosen berpengalaman dan terlatih di bidangnya.
“Setelah mengikuti bimtek, mereka akan ditempatkan di Nunukan dan Malinau. Sesuai penugasan, mereka akan bertugas di perbatasan selama sembilan bulan,” jelasnya. Asisten Teritorial Kepala Staf Angkatan Darat Mayjen TNI Bakti Agus Fadjari mengimbau kepada seluruh prajurit yang mengikuti pembekalan dari Kemendikbud untuk fokus dan menyerap ilmu dan informasi yang diberikan para narasumber.
Dia berharap pembekalan mengenai pembinaan karakter, bela negara, baca tulis hitung, dan pem bekalan yang akan diberikan selama 40 jam itu akan bisa diserap dengan baik oleh para prajurit.
Dengan begitu, mereka bisa mentransfer ilmu yang didapat ke peserta didik. “Para prajurit harus fokus dan serap semua ilmu yang diberikan para narasumber. Pembekalan kepada Satgas yang akan bertugas di daerah 3T ini yang pertama. Ini memberikan manfaat yang besar tidak hanya kepada prajurit, tetapi juga masyarakat,” tutur Bakti. Dengan sinergi yang baik, dia meyakini layanan pendidikan di daerah 3T menjadi lebih baik. (Neneng Zubaidah)
(nfl)