Suara Dukungan NU kepada Jokowi-Ma'ruf Meningkat
A
A
A
JAKARTA - Lingkaran Survei Indonesia (LSI) Denny JA merilis hasil survei tentang pergeseran dukungan pemilih muslim terhadap pasangan calon presiden dan wakil presiden Pemilu 2019.
Dalam pemilih muslim yang berbasis 87,8 % populasi survei, untuk Nahdlatul Ulama (NU) sebesar 49,5 %, lalu Muhammadiyah 4,3 %, PA 212 0,7 %, FPI 0,4 %, gabungan ormas lain sebesar 1,3 %.
"Sementara itu, pemilih muslim yang tidak merasa bagian dari ormas sebesar 35 %, dan yang tidak menjawab sebesar 8,8 %," ujar peneliti LSI Ardian Sopa di Kantor LSI, Jakarta, Selasa (5/2/2019).
Melihat tren elektabilitas capres-cawapres, suara dukungan NU kepada pasangan Joko Widodo-Ma'ruf Amin meningkat. Pada Februari 2019, sebesar 64,1 % NU mendukung Jokowi-Ma'ruf Amin.
"Angka itu naik dari 55,6 % pada Januari 2019, yang naik pula dari 52,4 % pada Desember 2018," ujar Ardian.
Sementara itu, pemilih dari Muhammadiyah kepada Jokowi-Ma'ruf turun dari Desember 2018 sebesar 38,6%, lalu Januari 2019 sebesar 42% turun di Februari 2019 menjadi 33,3 %.
Sedangkan untuk yang berasosiasi dengan PA 212 yang memilih Jokowi-Ma'ruf sebesar 33,3 % Februari 2019, 28,6 % Januari 2019, dan 0 % Desember 2018. Sementara, pemilih dari FPI 0 % pada Februari 2019, 30 % pada Januari 2019, dan 40 % pada Desember 2018.
"Maka, pada kalangan pemilih muslim, dukungan atas Jokowi-Ma'ruf menurun di berbagai ormas Islam kecuali di NU," jelas Ardian.
Sementara, suara NU kepada Prabowo-Sandi cenderung menurun dibandingkan ormas Islam lainnya. Di pemilih NU, suara Prabowo-Sandi sebesar 28,3 % pada Februari 2019, 33,6 % pada Januari 2019 dan 33,9 % pada Desember 2018.
Pemilih yang termasuk ormas Muhammadiyah kepada paslon 02, yakni sebesar 62,2 % pada Februari 2018, 54 % pada Januari 2019, dan 41,5 % pada Desember 2018. Pemilih PA 212 malah cenderung naik turun, dari 100 % di Desember 2018, 57,1 % di Januari 2019, dan 85,7 % di Februari 2019.
"Sedangkan pemilih dari FPI solid dengan 100 % pada Februari 2019, 70 % pada Januari 2019, dan 40 % pada Desember 2018," ungkapnya.
Survei ini menggunakan metode multistage random sampling dengan margin of error sebesar +/- 2,9 persen. Survei ini dilakukan dengan wawancara tatap muka kepada 1.200 respoden seluruh Indonesia dalam rentang waktu 18-25 Februari 2019.
Dalam pemilih muslim yang berbasis 87,8 % populasi survei, untuk Nahdlatul Ulama (NU) sebesar 49,5 %, lalu Muhammadiyah 4,3 %, PA 212 0,7 %, FPI 0,4 %, gabungan ormas lain sebesar 1,3 %.
"Sementara itu, pemilih muslim yang tidak merasa bagian dari ormas sebesar 35 %, dan yang tidak menjawab sebesar 8,8 %," ujar peneliti LSI Ardian Sopa di Kantor LSI, Jakarta, Selasa (5/2/2019).
Melihat tren elektabilitas capres-cawapres, suara dukungan NU kepada pasangan Joko Widodo-Ma'ruf Amin meningkat. Pada Februari 2019, sebesar 64,1 % NU mendukung Jokowi-Ma'ruf Amin.
"Angka itu naik dari 55,6 % pada Januari 2019, yang naik pula dari 52,4 % pada Desember 2018," ujar Ardian.
Sementara itu, pemilih dari Muhammadiyah kepada Jokowi-Ma'ruf turun dari Desember 2018 sebesar 38,6%, lalu Januari 2019 sebesar 42% turun di Februari 2019 menjadi 33,3 %.
Sedangkan untuk yang berasosiasi dengan PA 212 yang memilih Jokowi-Ma'ruf sebesar 33,3 % Februari 2019, 28,6 % Januari 2019, dan 0 % Desember 2018. Sementara, pemilih dari FPI 0 % pada Februari 2019, 30 % pada Januari 2019, dan 40 % pada Desember 2018.
"Maka, pada kalangan pemilih muslim, dukungan atas Jokowi-Ma'ruf menurun di berbagai ormas Islam kecuali di NU," jelas Ardian.
Sementara, suara NU kepada Prabowo-Sandi cenderung menurun dibandingkan ormas Islam lainnya. Di pemilih NU, suara Prabowo-Sandi sebesar 28,3 % pada Februari 2019, 33,6 % pada Januari 2019 dan 33,9 % pada Desember 2018.
Pemilih yang termasuk ormas Muhammadiyah kepada paslon 02, yakni sebesar 62,2 % pada Februari 2018, 54 % pada Januari 2019, dan 41,5 % pada Desember 2018. Pemilih PA 212 malah cenderung naik turun, dari 100 % di Desember 2018, 57,1 % di Januari 2019, dan 85,7 % di Februari 2019.
"Sedangkan pemilih dari FPI solid dengan 100 % pada Februari 2019, 70 % pada Januari 2019, dan 40 % pada Desember 2018," ungkapnya.
Survei ini menggunakan metode multistage random sampling dengan margin of error sebesar +/- 2,9 persen. Survei ini dilakukan dengan wawancara tatap muka kepada 1.200 respoden seluruh Indonesia dalam rentang waktu 18-25 Februari 2019.
(pur)