Gerindra Kritisi Data-data yang Disampaikan Jokowi di Debat Kedua

Rabu, 20 Februari 2019 - 10:19 WIB
Gerindra Kritisi Data-data...
Gerindra Kritisi Data-data yang Disampaikan Jokowi di Debat Kedua
A A A
JAKARTA - Data-data yang salah disampaikan Calon Presiden (Capres) nomor urut 01 Joko Widodo (Jokowi) pada debat capres kedua , Minggu 17 Februari lalu terus dikritik oleh Kubu Prabowo Subianto-Sandiaga Uno. Kali ini, kritikan dari Wakil Ketua Umum Partai Gerindra, Edhy Prabowo.

"Kami juga menyayangkan selama debat kemarin, Pak Jokowi menyampaikan data-data yang tidak benar," ujar Edhy Prabowo dalam keterangan tertulisnya, Rabu (20/2/2019).

(Baca juga: Kubu Prabowo Kritisi Data Jokowi pada Debat Capres Kedua)


Padahal, kata dia, Jokowi memiliki instrumen lengkap untuk menyampaikan data. "Aneh rasanya, bila seorang kepala pemerintah (Presiden) memaparkan data-data yang tidak sahih dan bertabrakan dengan fakta sebenarnya," kata Ketua Fraksi Gerindra DPR RI ini.

Salah satu contohnya soal konflik agraria, Jokowi mengklaim hampir tidak ada. "Padahal kita bisa lihat fakta sebenarnya. Konsorsium Pembaruan Agraria (KPA) merilis sebanyak 41 orang tewas dan 546 orang dianiaya, 51 orang tertembak dan 940 petani dan aktivis dikriminalisasi," tutur Ketua Komisi Pangan DPR RI ini.

Kemudian soal impor jagung, Jokowi mengatakan tahun 2018 hanya impor 180 ribu ton. "Padahal aslinya menyentuh angka 730 ribu ton," imbuhnya.

Dia melanjutkan begitu juga soal kebakaran hutan yang diakui dapat diatasi, padahal masih terus terjadi dan terbilang masih tinggi. Bahkan, dia menilai angka kebakaran hutan di tahun 2018 yakni sebesar 194.757 hektar, lebih besar ketimbang tahun sebelumnya sebesar 165.528 hektar. "Klaim Pak Jokowi tidak benar," ucapnya.

(Baca juga: Salah Data Saat Debat Capres, Fadli Zon Minta Jokowi Minta Maaf)


Ditambahkan Edhy, belum lagi kekacauan data soal jumlah produksi beras, jumlah produksi sawit, jumlah kilometer pembangunan jalan, hingga jumlah pembangunan infrastruktur internet berkapasitas 4G di seluruh Indonesia. "Seluruh data yang disampaikan tidak sesuai dengan kenyataan," pungkasnya.
(kri)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.1263 seconds (0.1#10.140)