Potret 7 Tahun Perjalanan Jokowi dari Lensa Fotografer SINDO

Selasa, 19 Februari 2019 - 09:04 WIB
Potret 7 Tahun Perjalanan...
Potret 7 Tahun Perjalanan Jokowi dari Lensa Fotografer SINDO
A A A
JAKARTA - Buku Potret Perjalanan Jokowi 2012-2019 dibuat dalam kurun waktu tujuh tahun. Buku ini menceritakan perjalanan Joko Widodo (Jokowi) semenjak menjabat sebagai Wali Kota Solo, Gubernur DKI Jakarta, hingga menjadi Presiden RI.

Buku ini menjadi gambar biografi yang mengikuti perjalanan Jokowi tak hanya di Jakarta, tapi juga saat berada di Kabupaten Kepulauan Meranti Provinsi Riau. Bersama dukungan ribuan warga di Nusa Tenggara Barat seta perjalanan beliau dari Karawang, Cirebon, Indramayu, Tegal, hingga Solo. Buku ini seperti menjadi saksi sejarah secara langsung.

“Spirit positif, jujur, pekerja keras dan rendah hati menjadi inspirasi buat saya sebagai fotografer. Sosok yang langka di negeri ini," ujar Fotografer KORAN SINDO, Hasiholan Siahaan XIV yang merangkai buku ini menjadi karya indah yang dapat dinikmati.

Fotografer yang selama 15 tahun hidup berkarya dari memotret ini menuturkkan, “Buku ini jauh dari sempurna, saya memohon maaf untuk segala kekurangannya. Sejatinya buku biografi dalam fotografi ini saya berikan sepenuh hati untuk anak-anak muda penerus yang mewarisi negeri yang begitu kaya ini, untuk para leluhur dan orang tua kami serta seluruh rakyat Indonesia tercinta.”

Menurut Hasiholan, perjalanan Presiden Jokowi dapat menjadi inspirasi buat kita semuanya. “Kita perlu meneruskan cita-cita kerja nyata yang beliau contohkan dengan melakukan praktik kerja nyata untuk setiap talenta yang kita miliki untuk membangun bangsa ini,” kata dia.

“Buku potret perjalanan Jokowi ini dirilis sebagai rasa terima kasih untuk Ibu Pertiwi, orangtua saya, istri dan kedua anak saya, yang Bapak Maruarar Sirait yang meluangkan waktunya untuk mengkoreksi setiap detail foto dan tulisan dan juga nasihatnya. Ketua Umum KOWANI Ibu Giwo Rubiyanto, Bapak Pratama Persada mantan Ketua Tim Lemsaneg Pengamanan IT Presiden, sekaligus sebagai Ketua Lembaga Riset Keamanan Cyber dan Komunikasi atau Communication and Information System Security Research Centre (CISSReC) Budayawan dan Seniman Bapak Syahnagra dan seluruh sahabat saya Bapak Jaka Susila, Arie Yudistira, Astra Bonardo, dan teman-teman lainnya yang tidak bisa saya sebutkan satu persatu," tutur Hasiholan yang sebelumnya telah menghasilkan sejumlah buku fotografi.

Buku Jokowi ini bagi Hasiholan merupakan anugerah Tuhan yang maha baik. Dirinya ingin memberikan sesuatu yang positif dan bermanfaat buat masyarakat Indonesia melalui karya foto jurnalistik perjalanan Presiden Republik Indonesia yang ketujuh itu.

“Buku ini menjadi buku fotografi yang istimewa karena ditandatangani langsung oleh presiden. Beliau sosok yang rendah hati dan merakyat. Secara pribadi saya sangat surprise beliau mau menandatangani buku ini, padahal sebagai rakyat biasa sulit mendapatkannya. Ini bagi saya sebagai anugerah buku ini ditandatangani oleh presiden,” papar dia.

Dia menuturkan, proses pembentukan buku ini sangat sulit karena harus memilah ribuan foto dan memilih foto terbaik yang dapat dinikmati para pembaca. “Foto-foto ini diharapkan dapat mewakili perjalanan beliau sejak jadi Wali Kota Solo hingga menjadi presiden."

Sekitar kurang lebih 300 foto dalam buku ini menunjukkan berbagai momen yang dilalui Jokowi selama berkiprah dalam pemerintahan daerah dan pusat. “Ada momen saat Jokowi berkunjung ke rumah pengasingan Bung Karno di Rengas Dengklok,” ucap Hasiholan.

Hasiholan menjelaskan mengapa dia memilih peluncuran buku di tempat yang sangat tidak biasa yakni di pasar tradisional Gondangdia. Padahal umumnya, peluncuran buku dilakukan di mall, toko buku, perpustakaan, ruang seminar, kampus dan lainnya.

Namun peluncuran buku ini sangat unik karena justru digelar di pasar tradisional. Mungkin inilah pertama kali peluncuran buku dilakukan di pasar tradsional.

“Peluncuran buku ini dilakukan di pasar tradisional karena sesuai dengan tokoh utama yang diangkat dalam buku ini yakni Bapak Jokowi yang memiliki keberpihakan pada ekonomi kerakyatan yang diwakili dengan pasar tradisional. Pasar tradisional menjadi tempat yang istimewa bagi masyarakat kecil karena di sinilah roda perekonomian rakyat yang sesungguhnya berputar,” ungkap dia.

Menurut Hasiholan, “Di sinilah titik temu antara seluruh komponen masyarakat kelas bawah mulai dari petani yang memproduksi bahan makanan, kelompok usaha kecil menengah yang menghasilkan berbagai produk kebutuhan, hingga industri besar, pedagang dan pembeli bertemu dalam satu tempat yang membentuk sistem perekonomian rakyat.”

Dia menambahkan, peresmian Pasar Gondangdia itu dilakukan Jokowi saat dia masih menjadi Gubernur DKI Jakarta. “Itu artinya Pasar Gondangdia tersebut menjadi bagian dari perjalanan sejarah Jokowi yang tak dapat diabaikan,” tutur Hasiholan.

Hasiholan merasa buku ini sangat istimewa karena ditandatangani langsung oleh Presiden Jokowi. “Tidak lupa saya mengucapkan banyak terima kasih untuk kesediaan bapak Presiden Jokowi yang mau menandatangani buku ini. Saya bersyukur bisa membagikan kebahagiaan ini melalui buku yang rencananya akan diluncurkan pada hari Jumat, 01 Maret 2019 jam 14-15.00 WIB di Pasar Gondangdia, Jakarta Pusat. Mohon doa restu dan dukungan kehadiran sahabat untuk menyaksikan secara langsung prosesi peluncuran buku ini. Amin,” ungkap Hasiholan.
Hasiholan menjelaskan bahwa buku ini sangat berbeda dibandingkan buku biografi lain yang pernah ada. “Buku setebal 144 halaman, full colour, dengan ukuran 21 x 21 cm ini merupakan buku pertama dalam bentuk visual yang menceritakan perjalanan seeorang Presiden Joko Widodo. Saya berharap buku ini bermanfaat untuk masyarakat,” papar Hasiholan.

Sejumlah tokoh yang akan hadir dalam peluncuran buku itu di antaranya Politisi PDI Perjuangan Maruarar Sirait, Ketua Umum KOWANI Giwo Rubiyanto Wiyogo, Budayawan Syahnagra Ismail, Chairman Lembaga Riset Keamanan Siber Pratama Persadha, Ketua Bidang Organisasi di Partai Perindo Yamin Tawary.

Syahnagra Ismail yang merupakan kritikus seni dan budaya, pelukis lulusan Institut Kesenian Jakarta, dan mantan Ketua Komite Seni Rupa Dewan Kesenian Jakarta itu memuji peluncuran buku yang sangat istimewa tersebut.

“Melihat karya foto-foto Hasiholan Siahaan XIV dalam bukunya yang berjudul JOKOWI 2012-2019: Potret Perjalanan Presiden Pilihan Rakyat seperti berkontemplasi menikmati kedalaman jiwa Hasiholan. Buku semacam ini harus saya apresiasi karena buku potret semacam ini sangat diperlukan,” tutur Syahnagra.

Dia menjelaskan, “Foto-foto tokoh seperti contoh potret Bapak Jokowi yang kita baca ini sangat diperlukan. Persoalannya, apa foto-foto itu berbicara? Saya melihat di dalam buku ini saudara Hasiholan bisa menangkap momen tersebut sehingga lahirlah buku Perjalanan Presiden ini sejak dari Wali Kota Solo, gubernur DKI Jakarta, hingga menjadi presiden Republik Indonesia.”

Syahnagra berpesan untuk semua generasi muda dan para seniman di tanah air bahwa kemurnian hati harus terus dijaga dalam berkarya. “Saya melihat Hasiholan memotret bagian perjalanan presiden yang sangat penting. Ia tekun dan berani mengambil risiko saat membingkai momen-momen yang ia ikuti bersama Presiden Jokowi. Ide Hasiholan mendokumentasikan perjalanan Presiden mengingatkan saya seperti zaman kemerdekaan, saat Bung Karno, Bung Hatta, dan Bung Sjahrir saat itu terekam baik oleh kamera fotografer,” tutur dia.

Menurut Syahnagra, pada zaman itu para fotografer berhasil mengabadikan potret para tokoh besar Indonesia yang dapat dinikmati hingga sekarang. “Saya melihat buku ini menjadi bagian dari perjalanan sejarah tersebut, sejarah yang kelak akan selalu dikenang oleh bangsa Indonesia dan anak cucunya kelak,” ungkap dia.

Maruarar Sirait, Politisi PDI Perjuangan memuji Presiden Jokowi yang menjalankan pemerintahan dengan cara demokratis. “Jokowi, lahir dan tumbuh dari rakyat, tak pernah melahirkan kebijakan dari keputusan tangan besi. Ia merupakan pemimpin yang Aspiratif, Tegas dan Pancasilais,” ujar dia.

Wali Kota Solo FX Hadi Rudyatmo menuturkan pertama kali kenal, Jokowi merupakan sosok yang pekerja keras tanpa pernah memperhitungkan apa yang akan diperoleh terlebih dahulu. Sosoknya juga santun, ramah. Sehingga selama perjalanan mendampingi Jokowi ketika masih menjabat Walikota Surakarta atau Solo, dirinya yang saat itu menjadi Wakil Walikota tahu betul kebijakan yang diambil selalu berpihak kepada rakyat.

Kebijakan yang diambil diakui seringkali tidak dapat langsung dinikmati. Namun manfaatnya mulai bisa dirasakan secara luas pada tahap tahap berikutnya. Dalam membuat kebijakan, Jokowi dianggap selalu penuh pertimbangan dan perhitungan yang matang namun tidak butuh waktu lama.

“Jokowi merupakan sosok yang tak pernah membedakan kasta, suku, agama ras, golongan, hingga rakyat. Sosoknya merupakan pelayan masyarakat. Kekuasaan yang dimiliki benar benar untuk kesejahteraan rakyat. Sehingga sosoknya bukan seorang penguasa namun lebih kental sebagai pelayan masyarakat,” tutur Hadi Rudyatmo.

Dr Pratama Persadha, Chairman Lembaga Riset Keamanan Siber CISSReC (Communication and Information System Security Research Center), menjelaskan, perjalanan pemerintahan Presiden Jokowi telah memasuki tahun keempat yang penuh dinamika. “Perkembangan di sektor teknologi informasi juga turut mendukung Kabinet Kerja. Kita lihat bersama kemunculan aplikasi-aplikasi, baik buatan anak bangsa maupun dari luar mulai memenuhi kehidupan sehari-hari masyarakat. Mulai GoJek, Grab, dan aplikasi e-commerce lain semakin mendapat tempat di hati masyarakat,” ungkap Pratama.

“Kami membayangkan, dalam era pemerintahan Bapak Presiden Joko Widodo, akan terwujud program single identity number yang aman, dimana semua identitas akun media sosial dan e-commerce bisa menyatu dalam satu kartu. Hal ini akan membuat negara lebih aman dan proses bisnis digital bisa menjadi lebih nyaman,” papar Pratama.

Pratama menjelaskan, pemakai internet Tanah Air yang segera menembus 150 juta orang, juga merupakan momentum emas Indonesia untuk leading di bisnis digital. “Indonesia tak boleh puas sebagai negara konsumen saja, namun sudah saatnya bertransformasi menjadi pemain utama bisnis sarat teknologi ini, karena itu, potensi anak bangsa perlu diapresiasi,” ujar dia.

Kehadiran buku terbaru Hasiholan ini diharapkan dapat menjadi bagian dari momentum besar sejarah bangsa Indonesia untuk terus maju di masa depan. Sebagai bagian dari perjalanan sejarah bangsa, buku fotografi biografi Jokowi ini berharap menjadi bagian dari batu bata sejarah tersebut.
(kri)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.9838 seconds (0.1#10.140)