Tim Jokowi: Ucapan Prabowo Soal Kebocoran Anggaran Cuma Sensasi
A
A
A
JAKARTA - Kubu Joko Widodo-Ma'ruf Amin menilai pernyataan Prabowo-Subianto yang menyatakan ada kebocoran anggaran belanja negara sebesar 25% hanya mencari sensasi.
"Ucapan Prabowo soal anggaran bocor cuma ocehan mencari sensasi bukan substansi," kata Wakil Ketua Tim Kampanye Nasional (TKN) calon presiden-calon wakil presiden Jokowi-Ma'ruf Amin, Abdul Kadir Karding, Jumat (8/2/2019).
Menurut Karding, pernyataan Prabowo itu lebih pantas disebut sebagai ocehan politik ketimbang pidato politik. Pernyataan itu diibaratkannya sebagai barang bekas karena pernah disampaikan pada Pilpres 2014.
"Konyolnya Prabowo tidak pernah sekalipun menjabarkan bukti apalagi melakukan pelaporan hukum," ujarnya.
Politikus Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) ini menganggap sikap Prabowo yang lebih doyan menuding tanpa bukti menunjukkan karakter politiknya yang gemar mencari sensasi ketimbang substansi.
Menurut dia, wacana kebocoran anggaran yang diucapkannya bukan untuk memperbaiki keadaan bangsa. Namun lebih pada upaya untuk menyudutkan dan menjatuhkan lawan politiknya.
Karding meyakini publik sudah cukup cerdas untuk membedakan ucapan yang substansi atau ocehan yang sekadar menyasar sensasi.
Menurut dia, upaya Prabowo mendapat insentif elektoral dari gaya politiknya tersebut akan berujung pada kesia-siaan.
Karding menegaskan selama ini APBN dikelola secara kredibel dan profesional. Setiap tahun Badan Pemeriksa Keuangan (BPK) juga melakukan audit. Dua tahun terakhir, 2016 dan 2017, BPK memberikan predikat Wajar Tanpa Pengecualian (WTP) atas Laporan Keuangan Pemerintah Pusat (LKPP).
"Bagi kami jika kubu Prabowo benar ingin memperbaiki kondisi negara ini buat apa menunggu berkuasa? Silakan saja laporkan bukti bukti yang dia miliki ke penegak hukum seperti kepolisian, KPK, dan kejaksaan. Agar kontestasi pilpres tidak tenggelam dalam semesta hoaks," tuturnya.
Sebelumnya, calon presiden Prabowo Subianto mengungkapkan adanya kebocoran anggaran belanja negara sebesar 25%. Prabowo menyatakan itu saat berpidato pada acara HUT ke-20 Federasi Pekerja Metal Indonesia (FSPMI) di Kelapa Gading, Jakarta Utara, Rabu 6 Februari 2019.
"Ucapan Prabowo soal anggaran bocor cuma ocehan mencari sensasi bukan substansi," kata Wakil Ketua Tim Kampanye Nasional (TKN) calon presiden-calon wakil presiden Jokowi-Ma'ruf Amin, Abdul Kadir Karding, Jumat (8/2/2019).
Menurut Karding, pernyataan Prabowo itu lebih pantas disebut sebagai ocehan politik ketimbang pidato politik. Pernyataan itu diibaratkannya sebagai barang bekas karena pernah disampaikan pada Pilpres 2014.
"Konyolnya Prabowo tidak pernah sekalipun menjabarkan bukti apalagi melakukan pelaporan hukum," ujarnya.
Politikus Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) ini menganggap sikap Prabowo yang lebih doyan menuding tanpa bukti menunjukkan karakter politiknya yang gemar mencari sensasi ketimbang substansi.
Menurut dia, wacana kebocoran anggaran yang diucapkannya bukan untuk memperbaiki keadaan bangsa. Namun lebih pada upaya untuk menyudutkan dan menjatuhkan lawan politiknya.
Karding meyakini publik sudah cukup cerdas untuk membedakan ucapan yang substansi atau ocehan yang sekadar menyasar sensasi.
Menurut dia, upaya Prabowo mendapat insentif elektoral dari gaya politiknya tersebut akan berujung pada kesia-siaan.
Karding menegaskan selama ini APBN dikelola secara kredibel dan profesional. Setiap tahun Badan Pemeriksa Keuangan (BPK) juga melakukan audit. Dua tahun terakhir, 2016 dan 2017, BPK memberikan predikat Wajar Tanpa Pengecualian (WTP) atas Laporan Keuangan Pemerintah Pusat (LKPP).
"Bagi kami jika kubu Prabowo benar ingin memperbaiki kondisi negara ini buat apa menunggu berkuasa? Silakan saja laporkan bukti bukti yang dia miliki ke penegak hukum seperti kepolisian, KPK, dan kejaksaan. Agar kontestasi pilpres tidak tenggelam dalam semesta hoaks," tuturnya.
Sebelumnya, calon presiden Prabowo Subianto mengungkapkan adanya kebocoran anggaran belanja negara sebesar 25%. Prabowo menyatakan itu saat berpidato pada acara HUT ke-20 Federasi Pekerja Metal Indonesia (FSPMI) di Kelapa Gading, Jakarta Utara, Rabu 6 Februari 2019.
(dam)