Alasan Tokoh dan Alumni Menteng 64 Dukung Jokowi di Pilpres 2019
A
A
A
JAKARTA - Dari Politisi Senior Partai Golkar Ginandjar Kartasasmita dan Akbar Tanjung hingga Sekretaris TKN, Jokowi-Ma'ruf Amin Hasto Kristiyanto berkumpul di Gedung Djoeang, Menteng, Jakarta Pusat, Minggu (3/2/2019) pagi. Mereka berkumpul untuk mengikuti deklarasi Alumni Menteng 64 untuk Jokowi #JokowikanJakarta.
Selain nama-nama itu, ada juga Penasihat TKN Sidarto Dhanusubroto, Menteri Perindustrian sekaligus Ketua Umum Golkar Airlangga Hartarto, Menteri Sosial sekaligus petinggi Golkar Agus Gumiwang, Praktisi Komunikasi Wimar Witoelar, dan Pengusaha Sofyan Wanandi. Mereka adalah alumni Sekolah Kanisius.
Sekretaris TKN, Hasto Kristiyanto yang hadir dalam deklarasi itu mengatakan pihaknya mengapresiasi dukungan para tokoh dan alumni tersebut. Menurutnya, Jokowi merupakan pemimpin yang mampu membangun Indonesia Raya dengan baik.
"Ini menunjukkan apresiasi atas kepemimpinan Pak Jokowi yang merangkul seluruh warga bangsa," kata Hasto.
(Baca juga: Ratusan Tokoh dan Alumni Kanisius Deklarasi Dukungan ke Jokowi-Ma'ruf )
Menurut Hasto, sejak awal Jokowi memang memimpin dengan merangkul dan dia bekerja untuk semua. Dibuktikan dengan kebijakannya selama memerintah sangat memahami harapan rakyat Indonesia.
"Semua kesaksian dari yang ada di sini dari Pak Akbar Tanjung, Pak Ginandjar, Pak Airlangga, mengakui kemampuan Pak Jokowi yang luar biasa," ujar Sekjen DPP PDIP itu.
Sementara itu, Akbar Tanjung menyampaikan alasan dirinya dan puluhan alumni Menteng 64 mendukung pasangan nomor urut 01, karena pengalaman Jokowi selama memimpin. Politikus senior Golkar ini menganggap, Jokowi pemimpin yang lahir dari bawah hingga ke level nasional.
"Komitmen keindonesiaannya kuat. Sosoknya juga relijius. Dan sesuai dengan semangat kekaryaan Golkar, juga punya slogan kerja-kerja-kerja," kata Akbar.
Adapun Tokoh Senior Golkar lainnya, Ginandjar Kartasismita mengaku dirinya sudah menjadi pendukung Jokowi sejak 2014 lalu. Meski pada saat itu, Golkar mendukung Prabowo, namun Ginandjar mengaku berbeda pilihan diambilnya karena melihat sosok Jokowi yang dianggapnya akan membawa perubahan.
(Baca juga: Didukung Pengusaha di Jawa Tengah, Jokowi Sebarkan Sikap Optimistis)
Ginandjar secara pribadi mengaku sudah mengenal Jokowi sejak Presiden RI itu menjabat sebagai Wali Kota Solo. "Alhamdulillah, selama hampir 5 tahun, harapan kita tak salah. Begitu banyak masalah dihadapi di dunia ini. Banyak negara gagal secara ekonomi, kita tetap tegar. Kita jadi salah satu negara dihargai di dunia. World Bank dan IMF mengatakan itu. Dan saya rasa masyarakat juga merasakan di tingkat bawah," urai Ginandjar.
Adapun Wimar Witoelar mengatakan bahwa Jokowi adalah simbol keberagaman Indonesia, yang merupakan jati diri sejak republik didirikan. "Keragaman memperkuat kita. Jokowi yang paling ragam dan paling plural. Timnya juga plural. Hidup Kanisius, Hidup Jokowi," kata Wimar.
Sementara baik Airlangga dan Agus Gumiwang sebagai menterinya Jokowi, banyak bercerita soal bagaimana kebijakan Jokowi memerintah memang untuk membangun seluruh anak bangsa. Tanpa pandang bulu dan membedakan pilihan politik.
Sidarto, politikus berumur 83 tahun, memuncaki dengan mengatakan Jokowi pantas diberi kesempatan memerintah untuk lima tahun lagi. Hal itu disarikan dari pengalaman panjangnya dan pengalaman bersentuhan langsung di pemerintahan.
"Satu hal kita lihat, karakternya sederhana, rendah hati, pekerja keras, tak berubah. Dia idola keluarganya, idola kita semua. Tak heran, bila dari keluarga sangat miskin seperti dirinya, dibesarkan di bantaran sungai, sampai jadi pengusaha kayu, perjuangannya luar biasa," urai Sidarto.
"Trust dunia ke kita belum pernah setinggi sekarang ini. Karena mereka tahu Indonesia dipimpin orang pekerja keras, jujur, sederhana," tandasnya.
Selain nama-nama itu, ada juga Penasihat TKN Sidarto Dhanusubroto, Menteri Perindustrian sekaligus Ketua Umum Golkar Airlangga Hartarto, Menteri Sosial sekaligus petinggi Golkar Agus Gumiwang, Praktisi Komunikasi Wimar Witoelar, dan Pengusaha Sofyan Wanandi. Mereka adalah alumni Sekolah Kanisius.
Sekretaris TKN, Hasto Kristiyanto yang hadir dalam deklarasi itu mengatakan pihaknya mengapresiasi dukungan para tokoh dan alumni tersebut. Menurutnya, Jokowi merupakan pemimpin yang mampu membangun Indonesia Raya dengan baik.
"Ini menunjukkan apresiasi atas kepemimpinan Pak Jokowi yang merangkul seluruh warga bangsa," kata Hasto.
(Baca juga: Ratusan Tokoh dan Alumni Kanisius Deklarasi Dukungan ke Jokowi-Ma'ruf )
Menurut Hasto, sejak awal Jokowi memang memimpin dengan merangkul dan dia bekerja untuk semua. Dibuktikan dengan kebijakannya selama memerintah sangat memahami harapan rakyat Indonesia.
"Semua kesaksian dari yang ada di sini dari Pak Akbar Tanjung, Pak Ginandjar, Pak Airlangga, mengakui kemampuan Pak Jokowi yang luar biasa," ujar Sekjen DPP PDIP itu.
Sementara itu, Akbar Tanjung menyampaikan alasan dirinya dan puluhan alumni Menteng 64 mendukung pasangan nomor urut 01, karena pengalaman Jokowi selama memimpin. Politikus senior Golkar ini menganggap, Jokowi pemimpin yang lahir dari bawah hingga ke level nasional.
"Komitmen keindonesiaannya kuat. Sosoknya juga relijius. Dan sesuai dengan semangat kekaryaan Golkar, juga punya slogan kerja-kerja-kerja," kata Akbar.
Adapun Tokoh Senior Golkar lainnya, Ginandjar Kartasismita mengaku dirinya sudah menjadi pendukung Jokowi sejak 2014 lalu. Meski pada saat itu, Golkar mendukung Prabowo, namun Ginandjar mengaku berbeda pilihan diambilnya karena melihat sosok Jokowi yang dianggapnya akan membawa perubahan.
(Baca juga: Didukung Pengusaha di Jawa Tengah, Jokowi Sebarkan Sikap Optimistis)
Ginandjar secara pribadi mengaku sudah mengenal Jokowi sejak Presiden RI itu menjabat sebagai Wali Kota Solo. "Alhamdulillah, selama hampir 5 tahun, harapan kita tak salah. Begitu banyak masalah dihadapi di dunia ini. Banyak negara gagal secara ekonomi, kita tetap tegar. Kita jadi salah satu negara dihargai di dunia. World Bank dan IMF mengatakan itu. Dan saya rasa masyarakat juga merasakan di tingkat bawah," urai Ginandjar.
Adapun Wimar Witoelar mengatakan bahwa Jokowi adalah simbol keberagaman Indonesia, yang merupakan jati diri sejak republik didirikan. "Keragaman memperkuat kita. Jokowi yang paling ragam dan paling plural. Timnya juga plural. Hidup Kanisius, Hidup Jokowi," kata Wimar.
Sementara baik Airlangga dan Agus Gumiwang sebagai menterinya Jokowi, banyak bercerita soal bagaimana kebijakan Jokowi memerintah memang untuk membangun seluruh anak bangsa. Tanpa pandang bulu dan membedakan pilihan politik.
Sidarto, politikus berumur 83 tahun, memuncaki dengan mengatakan Jokowi pantas diberi kesempatan memerintah untuk lima tahun lagi. Hal itu disarikan dari pengalaman panjangnya dan pengalaman bersentuhan langsung di pemerintahan.
"Satu hal kita lihat, karakternya sederhana, rendah hati, pekerja keras, tak berubah. Dia idola keluarganya, idola kita semua. Tak heran, bila dari keluarga sangat miskin seperti dirinya, dibesarkan di bantaran sungai, sampai jadi pengusaha kayu, perjuangannya luar biasa," urai Sidarto.
"Trust dunia ke kita belum pernah setinggi sekarang ini. Karena mereka tahu Indonesia dipimpin orang pekerja keras, jujur, sederhana," tandasnya.
(kri)