Wantim MUI Akan Adakan Dialog dengan Kedua Paslon Capres
A
A
A
JAKARTA - Ketua Dewan Pertimbangan (Wantim) MUI Din Syamsuddin mengatakan, pihaknya akan mengadakan dialog dengan kedua pasangan calon (Paslon) baik Jokowi-Ma'ruf Amin dan Prabowo Subianto-Sandiaga Uno untuk dapat saling membuka wawasan dan bertukar informasi.
"Dimungkinkan mengadakan dialog dengan kedua paslon atau dengan timsesnya untuk membuka wawasan masing-masing dan mudah-mudahan dengan begitu kita akan saling mengisi dan kita berusaha untuk menjadi rumah bagi keduanya itu," ujar Din dalam jumpa pers di Kantor MUI, Jakarta, Rabu (30/1/2019).
Wantim MUI juga akan menggelar dialog dengan pihak keamanan baik TNI dan Polri untuk memfokuskan dalam menjaga keamanan selama masa Pemilu 2019. Selain itu, Wantim MUI juga akan terus menjaga silahturahmi dengan penyelenggara pemilu yakni Komisi Pemilihan Umum (KPU) maupun Badan pengawas pemilu (Bawaslu).
“Iya kami akan bertemu dengan KPU dan Bawaslu. Kami akan mengundang untuk bisa hadir pada pertemuan wantim pada bulan Februari ini,” ungkapnya. (Baca juga: 8 Kesimpulan Hasil Pertemuan Wantim MUI dengan Pimpinan Ormas Islam )
Selain itu, kata Din, Wantim MUI juga mewanti-wanti agar jangan sampai ada celah masuk untuk kecurangan pada Pemilu 2019. Pihaknya akan turut serta mengawal pemilu yang bersih dan adil.
“Jangan ada celah atau peluang yang bisa dituduh oleh salah satu pihak sebagai berat sebelah. Itu berbahaya jadi kami Wantim (Dewan Pertimbangan MUI) wanti-wanti dari sekarang,” pungkasnya.
Sebelumnya Wantim MUI menggelar rapat pleno ke-34 dengan tema ‘Umat Islam Menghadapi Pemilu dan Pilpres 2019'. Diskusi yang berlangsung selama dua jam 30 menit dan menghasilkan delapan poin.
Delapan poin hasil rapat pleno ke-34 MUI, yakni:
1. Prihatin terhadap kondisi kebangsaan dan keumatan dengan melihag fenomena gejala perpecahan.
2. Kita menyeru pada bangsa pimpinan dan tokoh untuk persatuan dan kesatuan. Pilpres adalah alat dan prasarana pemersatu bangsa bukan untuk perpecahan tapi untuk peradaban mencari pemimpin yang baik.
3. Perbedaan pilihan tidak boleh melahirkan perpecahan.
4. Menyeru para ulama untuk tidak mengumbar pernyataan yang mengundang konflik pertentangan.
5. Menempatkan posisi MUI sebagai rumah besar bagi umat Islam.
6. Umat Islam dipersilakan memiliki literasi politik untuk menentukan pilihan.
7. Berharap pada pemangku gelaran pemilu untuk berlaku adil, jujur sehingga aman dan tertib demikian juga penegak hukum untuk netral.
8. Umat Islam memiliki kekuatan yang dahsyat yaitu doa. Diharapkan kepada pemimpin umat, kepada tokoh-tokoh para pendukung kiai para ulama dan juga umat secara menyeluruh baik pada waktu bangun malam melaksanakan salatnya berdoa memohon kepada Allah agar dilahirkan pemimpin yang amanah, pemimpin yang terbaik, pemimpin yang cerdas, pemimpin yang jujur yang membawa kepada kemaslahatan dunia dan akhirat.
"Dimungkinkan mengadakan dialog dengan kedua paslon atau dengan timsesnya untuk membuka wawasan masing-masing dan mudah-mudahan dengan begitu kita akan saling mengisi dan kita berusaha untuk menjadi rumah bagi keduanya itu," ujar Din dalam jumpa pers di Kantor MUI, Jakarta, Rabu (30/1/2019).
Wantim MUI juga akan menggelar dialog dengan pihak keamanan baik TNI dan Polri untuk memfokuskan dalam menjaga keamanan selama masa Pemilu 2019. Selain itu, Wantim MUI juga akan terus menjaga silahturahmi dengan penyelenggara pemilu yakni Komisi Pemilihan Umum (KPU) maupun Badan pengawas pemilu (Bawaslu).
“Iya kami akan bertemu dengan KPU dan Bawaslu. Kami akan mengundang untuk bisa hadir pada pertemuan wantim pada bulan Februari ini,” ungkapnya. (Baca juga: 8 Kesimpulan Hasil Pertemuan Wantim MUI dengan Pimpinan Ormas Islam )
Selain itu, kata Din, Wantim MUI juga mewanti-wanti agar jangan sampai ada celah masuk untuk kecurangan pada Pemilu 2019. Pihaknya akan turut serta mengawal pemilu yang bersih dan adil.
“Jangan ada celah atau peluang yang bisa dituduh oleh salah satu pihak sebagai berat sebelah. Itu berbahaya jadi kami Wantim (Dewan Pertimbangan MUI) wanti-wanti dari sekarang,” pungkasnya.
Sebelumnya Wantim MUI menggelar rapat pleno ke-34 dengan tema ‘Umat Islam Menghadapi Pemilu dan Pilpres 2019'. Diskusi yang berlangsung selama dua jam 30 menit dan menghasilkan delapan poin.
Delapan poin hasil rapat pleno ke-34 MUI, yakni:
1. Prihatin terhadap kondisi kebangsaan dan keumatan dengan melihag fenomena gejala perpecahan.
2. Kita menyeru pada bangsa pimpinan dan tokoh untuk persatuan dan kesatuan. Pilpres adalah alat dan prasarana pemersatu bangsa bukan untuk perpecahan tapi untuk peradaban mencari pemimpin yang baik.
3. Perbedaan pilihan tidak boleh melahirkan perpecahan.
4. Menyeru para ulama untuk tidak mengumbar pernyataan yang mengundang konflik pertentangan.
5. Menempatkan posisi MUI sebagai rumah besar bagi umat Islam.
6. Umat Islam dipersilakan memiliki literasi politik untuk menentukan pilihan.
7. Berharap pada pemangku gelaran pemilu untuk berlaku adil, jujur sehingga aman dan tertib demikian juga penegak hukum untuk netral.
8. Umat Islam memiliki kekuatan yang dahsyat yaitu doa. Diharapkan kepada pemimpin umat, kepada tokoh-tokoh para pendukung kiai para ulama dan juga umat secara menyeluruh baik pada waktu bangun malam melaksanakan salatnya berdoa memohon kepada Allah agar dilahirkan pemimpin yang amanah, pemimpin yang terbaik, pemimpin yang cerdas, pemimpin yang jujur yang membawa kepada kemaslahatan dunia dan akhirat.
(kri)