8 Kesimpulan Hasil Pertemuan Wantim MUI dengan Pimpinan Ormas Islam

Rabu, 30 Januari 2019 - 18:12 WIB
8 Kesimpulan Hasil Pertemuan Wantim MUI dengan Pimpinan Ormas Islam
8 Kesimpulan Hasil Pertemuan Wantim MUI dengan Pimpinan Ormas Islam
A A A
JAKARTA - Dewan Pertimbangan Majelis Ulama Indonesia (MUI) menggelar rapat pleno yang membahas umat Islam menghadapi agenda demokrasi Pemilu dan Pilpres 2019. Peserta rapat yang hadir adalah para pimpinan organisasi masyarakat (ormas) Islam dari seluruh Indonesia.

Rapat pleno dilaksanakan sejak pukul 13.00 WIB berjalan sangat intens, hangat, akrab dan juga bernuansa perdebatan dan semuanya diletakan pada pandangan Dewan pertimbangan MUI terhadap eksitensi bangsa dan negara dan kelangsungannya serta secara khusus tentang eksistensi Islam dan umat Islam di Indonesia

Wakil Ketua Dewan pertimbangan MUI, Didin Hafidhuddin mengatakan ada 8 kesimpulan yang dihasilkan dari rapat pleno ke-34 yang dihadiri oleh pimpinan ormas tersebut. Pertama bahwa Dewan pertimbangan (Wantim) MUI merasa prihatin luar biasa terhadap kondisi kebangsaan dan keumatan yang cenderung terlihat ada fenomena dan gejala perpecahan.

"Kita harapkan dan kita berharap betul bahwa perselisihan perpecahan tidak menyebakan pertentangan, yang akan menyebabkan kelemahan dari umat dan bangsa," ujar Didin dalam jumpa pers di Kantor MUI, Jakarta, Rabu (30/1/2019).

Karena itu yang kedua, kata Didin, Wantim MUI menyerukan pada bangsa dan pimpinan serta para tokoh untuk mengedepankan persatuan dan kesatuan.

"Karena yang namanya pilpres adalah merupakan alat, sarana tidak boleh alat dan sarana itu kemudian untuk mengakibatkan kehancuran dari kita sebagai sebuah bangsa. Pilpres adalah alat untuk membuat bangsa ini beradab, berkeadaban di dalam memimpin, mencari pemimpin terbaik," jelasnya.

Kemudia yang ketiga, lanjut Didin, umat Islam diharap untuk terus menguatkan persatuan dan kesatuan walau mungkin terjadi perbedaan pilihan. Seharusnya perbedaan-perbedan pilihan tidak boleh menyebabkan rusaknya ukhuwah islamiyah.

"Ukhuwah islamiyah adalah sebuah sebuah keniscayaan sekaligus sebuah kebutuhan dan sebuah keharusan tidak boleh terganguu hanya oleh karena pesta demokrasi yang diselenggarakan lima tahun sekali," tegasnya.

Kesimpulan keempat, Wantim MUI menyerukan kepada para ulama dan zuama untuk tidak mengumbar pernyataan-pernyataan yang mengundang konflik dan pertentangan. "Peryataan-pernyataan yang saking semangatnya mengajak kepada kelompoknya, kepada golongannya, kepada paslonnya dengan pernyataan-pernyataan yang irasional dan pernyataan-pernyataan yang menyebabkan terjadinya masalah di kemudian dengan tanggapan-tanggapan yang beragam," kata Didin.

Kesimpulan yang kelima, Wantim MUI menempatkan MUI sebagai rumah besar bersama, rumah besar umat dari manapun dari berbagai macam kelompok manapun dan menjadi teman dari penguasa tetapi dalam bagian untuk memberikan amar maruf nahi mungkar terhadap kondisi yang ada.

Kesimpulan keenam, Wantim MUI mempersilakan umat Islam untuk memiliki literasi dalam bidang politik untuk dapat menentukan pilihan yang terbaik berdasarkan literasi politiknya.

"Dan kita berharap bahwa yang menjadi pegangan dari memilih pilpres ini adalah sebuah hadis nabi yang menyatakan barang siapa yang tidak punya kepedulian kepada persoalan-persoalan umat Islam maka mereka bukan dari kaum muslimin. Jadi kita berharap umat memilih dengan cerdas bahwa kepentingan umat di atas segala-segalanya," tegas Didin.

Kesimpulan ketujuh, Wantim MUI berharap kepada pemangku amanah penyelengara Pemilu 2019 untuk netral dan berkeadilan. Sehingga demokrasi dapat berjalan dengan baik, lancar, aman dan tertib.

"Sebagai wasit dan penyelenggara tidak boleh menjadi pemain karena itu dirasakan ketidakadilan yang luar biasa. Demikian juga kepada lembaga hukum dan Polri untuk terus menjaga kutuhan bangsa untuk terus mejaga keutuhan bangsa keamanan dengan sebaik-baiknya juga bersifat adil bersifat netral kemudian tidak berpihak kepada pihak manapun juga," kata Didin.

Lalu kesimpulan terakhir, bahwa umat Islam memiliki kekuatan yang sangat dahsyat yakni doa. "Sehingga doa dikatakan silahulmukmin jadi diharapkan kepada pemimpin umat kepada tokoh-tokoh para pendukung kiai para ulama dan juga umat secara menyeluruh baik pada waktu bangun malam melaksanakan salatnya, berdoa memohon kepada Allah agar dilahirkan pemimpin yang amanah pemimpin yang terbaik pemimpin yang cerdas pemimpin yang jujur yang membahas kepada kemaslahatan dunia dan akhirat," tutupnya.
(kri)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.3846 seconds (0.1#10.140)