Puluhan Lansia Doakan Jokowi Sejahterakan Indonesia
A
A
A
SUKABUMI - Mata Rita Hendrawati terlihat berkaca-kaca. Usai mengikuti doa bersama yang dipimpin Direktur Relawan TKN Jokowi Amin, Maman Imanulhaq, perempuan berusia 70 tahun itu bersyukur bisa silaturahmi dengan Relawan Jokowi Kyai Maruf Amin yang tergabung dalam Crisis Centre Indonesia Maju di Satuan Pelayanan Rehabilitasi Sosisl Lanjut Usia (RSLU) Tresna Werdha, Sabtu (5/1 /2019).
“Saya hidup sebatang kara. Berpindah dari satu panti ke panti lainnya. Tapi saya tidak bersedih. Karena selalu ada orang-orang baik yang peduli dan membuat kami tersenyum bahagia seperti Relawan Jokowi ini,” tuturnya sambil menceritakan jalan hidupnya sehingga sampai di Panti Tresna Werdha Sukabumi ini.
Suaminya, Muhammad Nooh Jayasantika, wafat 8 Januari 72, adalah salah satu korban kecelakaan pesawat T 442 Dakota di Gunung Manglayang. Selama di Panti Ia mendapatkan pelatihan, kursus ketrampilan dan juga bimbingan spiritual. Ia telah menjalani puasa Daud selama 11 tahun. Yang menarik teman sekamarnya adalah seorang penganut kristen.
“Kami belajar tentang kesabaran, kebersamaan dan toleransi. Kami yakin dengan berbuat baik akan banyak orang baik yang membantu kami," ujarnya yang mengaku pernah menulis surat untuk Presiden Jokowi.
Koordinator Crisis Centre Indonesia Maju Peggy Magdalena mengatakan bahwa kunjungan ke Panti Werda ini merupakan salah satu program Crisis Centre untuk memastikan program-program kesejahteraan masyarakat Pemerintah Jokowi bisa dirasakan masyarakat luas.
“Kami dari Crisis Centre terus meyakinkan Masyarakat bahwa Jokowi bekerja untuk kesejahteraan rakyat termasuk kesejahteraan kaum lansia,” kata Peggy.
Beberapa program Crisis Centre, lanjut Peggy, selain mengirim bantuan dan mendirikan Posko di daerah bencana seperti Palu dan Banten adalah melakukan kegiatan bersama dengan pengamen jalanan, operasi katarak dan bibir sumbing, bersih-bersih pasar dan kegiatan lain yang melibatkan sejumlah organ relawan dan komponen masyarak lain.
Setelah pembagian sembako acara ini diakhiri dengan zikir sholawat dan munajat para lansia. “Semua penghuni panti mendoakan semoga Pak Jokowi diberi kekuatan untuk mensejahterakan Indonesia,” tutup Rita mewakili penghuni panti yang lain.
“Saya hidup sebatang kara. Berpindah dari satu panti ke panti lainnya. Tapi saya tidak bersedih. Karena selalu ada orang-orang baik yang peduli dan membuat kami tersenyum bahagia seperti Relawan Jokowi ini,” tuturnya sambil menceritakan jalan hidupnya sehingga sampai di Panti Tresna Werdha Sukabumi ini.
Suaminya, Muhammad Nooh Jayasantika, wafat 8 Januari 72, adalah salah satu korban kecelakaan pesawat T 442 Dakota di Gunung Manglayang. Selama di Panti Ia mendapatkan pelatihan, kursus ketrampilan dan juga bimbingan spiritual. Ia telah menjalani puasa Daud selama 11 tahun. Yang menarik teman sekamarnya adalah seorang penganut kristen.
“Kami belajar tentang kesabaran, kebersamaan dan toleransi. Kami yakin dengan berbuat baik akan banyak orang baik yang membantu kami," ujarnya yang mengaku pernah menulis surat untuk Presiden Jokowi.
Koordinator Crisis Centre Indonesia Maju Peggy Magdalena mengatakan bahwa kunjungan ke Panti Werda ini merupakan salah satu program Crisis Centre untuk memastikan program-program kesejahteraan masyarakat Pemerintah Jokowi bisa dirasakan masyarakat luas.
“Kami dari Crisis Centre terus meyakinkan Masyarakat bahwa Jokowi bekerja untuk kesejahteraan rakyat termasuk kesejahteraan kaum lansia,” kata Peggy.
Beberapa program Crisis Centre, lanjut Peggy, selain mengirim bantuan dan mendirikan Posko di daerah bencana seperti Palu dan Banten adalah melakukan kegiatan bersama dengan pengamen jalanan, operasi katarak dan bibir sumbing, bersih-bersih pasar dan kegiatan lain yang melibatkan sejumlah organ relawan dan komponen masyarak lain.
Setelah pembagian sembako acara ini diakhiri dengan zikir sholawat dan munajat para lansia. “Semua penghuni panti mendoakan semoga Pak Jokowi diberi kekuatan untuk mensejahterakan Indonesia,” tutup Rita mewakili penghuni panti yang lain.
(pur)