Kritik Kubu Prabowo, Tim Jokowi Sebut Istilah 'Tsunami' Berbahaya

Rabu, 02 Januari 2019 - 09:03 WIB
Kritik Kubu Prabowo,...
Kritik Kubu Prabowo, Tim Jokowi Sebut Istilah 'Tsunami' Berbahaya
A A A
JAKARTA - Kubu pasangan calon presiden-calon wakil presiden Joko Widodo-Ma'ruf Amin mengkritik pernyataan Koordinator Juru Bicara Prabowo-Sandi, Dahnil Anzar Simanjuntak yang mengklaim dukungan kepada Prabowo-Sandi seperti gelombang tsunami.

Juru bicara Tim Kampanye Nasional (TKN) Jokowi-KH Ma’ruf, Ace Hasan Syadzily menyebut penggunaan istilah tsunami justru tidak tepat dan bermasalah.

Dia mengatakan, sifat tsunami itu datang sesaat dan merusak apa pun di sekelilingnya.

"Istilah tsunami itu menimbulkan daya rusak yang dahsyat, menimbulkan kerusakan dan kehancuran. Jadi mungkin maksudnya agar masyarakat waspada terhadap kerusakan yang ditimbulkan," ujar Ace dalam keterangan tertulisnya, Selasa 1 Januari 2019. (Baca juga: Tim Sukses: Dukungan ke Prabowo-Sandi seperti Gelombang Tsunami )

Ace menjelaskan, tsunami dari laut itu akan datang tiba-tiba merusak pinggir pantai. Kemudian air akan kembali ke laut. Ace mengibaratkan itu sebagai bentuk dukungan kepada pasangan Prabowo-Sandi.

"Mungkin jika yang dimaksud Pak Dahnil itu tsunami sebagai bentuk dukungan, hati-hati. Mereka hanya mendapatkan dukungan itu sesaat dan tiba-tiba. Setelah itu akan lenyap dukungan itu kembali tertelan lautan setelah merusak daratan," tuturnya.

Soal klaim besarnya dukungan kepada Prabowo-Sandi berdasarkan survei internal mereka, Ace menilai sah-sah saja.

Menurut dia, hasil survei lembaga survei kredibel justru masih mengunggulkan pasangan Jokowi- Ma'ruf.

"Tapi kubu Prabowo terlihat ingin merusak kredibilitas lembaga survei. Mereka bekerja dengan kaidah-kaidah ilmiah bukan memakai perasaan. Ini membuktikan kubu prabowo sudah panik dengan selisih suara yang cukup jauh dari 17 lembaga survei yang ada," tuturnya.

Dia menegaskan kubu Prabowo baru menjanjikan perubahan, tapi Presiden Jokowi sudah membuktikan perubahan.

"Jangan menjadikan perubahan sebagai komoditas tanpa konsep dan solusi yang jelas," katanya.
(dam)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.1069 seconds (0.1#10.140)