Agama Adalah Pemersatu Wujudkan Perdamaian Antarumat

Kamis, 27 Desember 2018 - 18:32 WIB
Agama Adalah Pemersatu Wujudkan Perdamaian Antarumat
Agama Adalah Pemersatu Wujudkan Perdamaian Antarumat
A A A
JAKARTA - Agama bukanlah pemecah belah kemanusiaan, karena agama merupakan salah satu simbol dalam mewujudkan perdamaian dan solidaritas Kemanusiaan.

Setiap agama diturunkan sebagai pedoman kehidupan bagi umat manusia. Nilai universal agama adalah menjaga kehidupan manusia selalu dalam koridor harmoni, damai, dan persaudaraan.

Hal itu diungkapkan Ketua Umum Yayasan Indonesian Conference on Religion and Peace (ICRP), Siti Musdah Mulia.

Dia mengajak masyarakat memaknai agama sebagai alat pemersatu antar umat untuk mewujudkan perdamaian dan persatuan. Semua agama dikatakannya memiliki tujuan akhir memanusiakan manusia

“Kita beragama itu salah satu tujuannya untuk kemanusiaan bukan sekadar untuk Tuhan. Apalagi dalam Islam itu sangat sangat kental. Kalau kita perhatikan semua ibadah di dalam Islam itu bagaimana kita sebagai manusia itu bisa menjadi lebih baik terhadap sesama,” kata Musdah, di Jakarta, Kamis (27/12/2018).

Musdah mencontohkan, salah satu perintah dalam Islam untuk melaksanakan salat, salah satunya bertujuan agar umat tidak melakukan hal-hal keji terhadap sesama.

Bahkan bukan hanya dengan sesama, Islam mempunyai makna rahmatan lil alamin yang betul-betul rahmat bagi semua alam meliputi manusia, tumbuh-tumbuhan, hewan dan juga lingkungan.

"Sebagai orang yang beragama harus tercermin dari bagaimana perlakuannya terhadap seluruh lingkungannya. Sebagai umat beragama, kita harus selalu menjaga hubungan dengan Tuhan, hubungan dengan sesama manusia dan mahkluk-mahkluk lain. Saya pikir Islam itu benar-benar bagaimana menjaga agar supaya agama ini menjadi benar-benar Rahmat, bukan bencana bagi sesama mahkluk,” tutur Guru Besar Pemikiran Politik Islam UIN Syarif Hidayatullah Jakarta ini

Menurut dia, selama ini ada kelompok-kelompok lain atau kelompok radikal yang suka memakai bungkus agama dalam mengampanyekan sesuatu yang dapat memecah belah persatuan umat manusia.

“Mari kita mengajarkan agama secara baik dan benar. Ini penting dalam membangun sebuah budaya baru melalui pendidikan dalam arti yang seluas-luasnya. Pendidikan agama itu penting karena tujuannya untuk mengasihi, membangun kasih sayang, bukan untuk saling mencaci maki,” tuturnya.

Dia menegaskan perbedaan agama bukan untuk saling memusuhi. Tidak ada agama di dunia ini yang mengajarkan untuk saling bermusuhan, perseteruan antarsesama ataupun saling menyakiti

Musdah menilai, pendidikan agama penting untuk bisa dimaknai seluas-luasnya oleh masyarakat, baik di rumah tangga, sekolah, kantor maupun lingkungan lainnya. Apalagi saat Kongres Kebudayaan yang digelar tiga pekan lalu telah direkomendasikan kepada institusi-institusi pendidikan terutama mulai dari PAUD dan jenjang pendidikan berikutnya untuk lebih mengedepankan pendidikan agama.

“Pendidikan agama itu harus mengedepankan nilai-nilai universal, menanamkan nilai-nilai kasih sayang terhadap sesama, itu yang harus dipentingkan dalam pendidikan agama sehingga hasilnya itu adalah semakin dia beragama maka semakin mengasihi sesamanya,” tuturnya.

Dalam beragama, kata dia, tidak diperboleh memilih-pilih seperti yang seiman saja. Dalam Islam, juga diajarkan ukhuwah basyariyah, yakni sesama manusia apa pun agamanya, kepercayaannya untuk berbuat baik kepada sesama warga tanpa membedakan agama dan kepercayaan merupakan sunah Rasul yang harus dipertahankan. Apalagi kita sebagai warga negara Indonesia yang sangat majemuk.

“Sebagai orang beragama dan apalagi mengaku sebagai berbangsa Indonesia seharusnya memiliki rasa kemanusiaan yang lebih kuat. Merusak ukhuwah basyariyah sama dengan merusak sendi-sendi doktrin Islam,” ujarnya.

Dia meminta masyarakat untuk belajar dan memahami agamanya dengan benar. Jika tidak memahami maka tidak dapat menghargai agama orang lain.

“Akal kritis itu harus dipakai, karena di dalam Alquran diajarkan Iqro ayat pertama, ‘bacalah dan bacalah’. Artinya sebelum melakukan hal lain, kita harus mencari pemahaman yang benar supaya kita tidak mudah terprovokasi untuk urusan-urusan yang seperti itu,” tuturnya.

Musdah meminta seluruh tokoh atau pemuka agama untuk mengajak para umatnya agar dapat menjadikan agama sebagai alat untuk merawat solidaritas kemanusiaan.

Dia menambahkan, tokoh agama harus dapat mendorong upaya-upaya persatuan dan kesatuan di seluruh umatnya. Dengan persatuan dan kesatuan itu bangsa ini bisa mencapai kemajuan.

“Kalau tidak, kita dapat terpecah pecah, berkonflik-konflik yang akhirnya yang rugi kita sendiri, kita tidak maju-maju sehingga kita selalu menjadi negara yang terbelakang. Dengan modal persatuan dan kesatuan, negara ini menjadi damai dan harmoni sehingga bisa membangun menuju cita-cita para pendiri bangsa ini,” katanya.

Dia juga meminta pemerintah untuk bertindak tegas, berdiri netral dan bersikap adil terhadap pihak-pihak atau kelompok yang berupaya memecah belah masyarakat dengan megatasnamakan agama.
(dam)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.5285 seconds (0.1#10.140)