Jokowi Beberkan Rencana Pembangunan SDM Besar-besaran di 2019
A
A
A
YOGAYAKARTA - Presiden Joko Widodo (Jokowi) menghadiri acara Milad Satu Abad Madrasah Mu'allimin Mu'allimaat Muhammadiyah, Yogyakarta, Kamis (6/12/2018). Jokowi hadir didampingi Menteri Sekretaris Negara (Mensekneg) Pratikno, Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Rini Soemarno, dan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Mendikbud) Muhadjir Effendy.
Kedatangan Jokowi disambut Ketua Umum PP Muhammadiyah Haedar Nasir, mantan Ketua Umum Muhammadiyah Ahmad Syafei ‘Buya’ Maarif dan Gubernur DIY Sri Sultan Hamengkubuwono X. Selain memberikan ucapan selamat kepada madrasah Mu’allimin Mu’allimaat Muhammadiyah Yogyakarta yang sudah berusia 100 tahun atau satu abad, Jokowi dihadapan ratusan siswa sekolah tersebut membeberkan sejumlah program pemerintah, terutama terkait infrastruktur dan sumber daya manusia (SDM).
Menurut Jokowi pembangunan infrastruktur, seperti jalan tol, bandara, pelabuhan, jalur kereta api, dan pembangkit listrik, sangat penting. Pertama, untuk mempercepat pelayanan publik, terutama guna mempercepat mobilitas barang dan orang.
“Sebelum ada airport, dari Yogakarta ke Jakarta dengan naik kereta api atau mobil membutuhkan waktu delapan jam, tetapi dengan adanya airport bisa naik pesawat hanya butuh waktu 55 menit. Ini artinya diperlukan untuk mobilitas orang dan barang agar cepat,” katanya.
Selain itu, infrastruktur diperlukan untuk mendukung daya saing dan nerkompetisi dengan negara lain. Sebab tanpa adanya infrastruktur negara tidak bisa berkompetisi dan kalah bersaing dengan negara lain yang memiliki fasilitas infrastruktur. “Artinya dari sisi ekonomi daya saing sebuah negara infrastruktur sangat diperlukan sekali,” paparnya.
Infrastruktur juga sangat diperlukan bagi negara besar, yaitu untuk mempersatukam bangsa. Terutama dalam mengintegrasikan baik antar pulau, provinsi, kabupatan dan kota. Sehingga antardaerah di Indonesia bisa salin menyambung dan kenal. “Jadi infrastruktur bukan hanya masalah ekonomi namun juga persatuan dan kesatuan bangsa Indonesia sebagai bangsa besar,’ tandasnya.
Jokowi dalam kesempatan itu memaparkan rencana program pembangunan tahun 2019. Dimana pembangunan tidak lagi fokus pada infrastruktur, namun pada pembanguan SDM. Baik untuk vokasi maupun mengirim anak bangsa ke luar guna menimba ilmu.
Selain untuk meningkatkan skil dan pengetahuan, hal itu juga dalam rangka menghadapi kemajauan di era global, terutama era industri 4.0. “Karena itu pembangunan SDM ini akan dilakukan secara besar-besaran,” ucapnya.
Hal yang sama juga diungkapkan Muhammadiyah Haedar Nasir. Menurutnya, untuk dapat meraih abad baru ini Indonesia membutuhkan sumber daya manusia yang cerdas, berilmu dan berkemajuan. Untuk itu momen satu abad ini harus menjadi tonggak sejarah bagi Madrasarh Mu'alimim Mu'alimat Muhammadiyah untuk melakukan transformasi kualitas.
Dengan demikian dari kampus tersebut lahir kader bangsa untuk kemanusian univerisal, kader umat dan persyarikatan sekaligus generasi muda yang cerdas dan berkemajuan. “Insya Allah Madrasah Mu'alimim Mu'alimat ini akan menjadi pilar bangsa dan negara," ungkapnya.
Sementara Ahmad Syafii Maarif mengatakan, Jokowi menjadi presiden pertama yang mengunjungi Madrasah Mu'alimim Mu'alimat Muhammadiyah Yogyakarta. Pria yang akrab disapa Buya Syafii ini menegaskan, kehadiran Jokowi merupakan wujud kepedulian kepala negara terhadap madrasah Muhammadiyah. "Ada orang-orang yang menganggap Presiden kurang perhatian terhadap Islam. Hentikanlah cara-cara yang seperti itu," pintanya.
Selain menghadiri milad Madrasah Mu'alimim Mu'alimat, Jokowi juga mengadakan pertemuan dengan Sri Sultan HB X di Kraton Yogyakarta.
Hanya saja pertemuan tersebut tertutup sehingga tidak mengetahui apa yang dibicarakan. Pertemuan tersebut berlangsung sekitar satu jam.
Seusai pertemuan Jokowi dan Sultan langsung meninggalkan Kraton untuk agenda lainnya, yakni mengunjungi Universitas Aisyah Yogyakarta di Jalan Siliwanggi, Gamping, Sleman. “Pembicaraan apa aku ra ngerti, aku ra melu,” kata GKR Pembayun seusai mengantar Jokowi dan Sultan meninggalkan Kraton Yogyakarta.
Koordinator SDM Data dan Informasi Bawaslu Yogyakarta Muhammad Musliman mengatkan, untuk sementara tidak menemukan unsur kampanye atas kedatangan Jokowi ke Yogyakarta. Apalagi kapasitasnya sebagai presiden, bukan capres.
Kedatangan Jokowi disambut Ketua Umum PP Muhammadiyah Haedar Nasir, mantan Ketua Umum Muhammadiyah Ahmad Syafei ‘Buya’ Maarif dan Gubernur DIY Sri Sultan Hamengkubuwono X. Selain memberikan ucapan selamat kepada madrasah Mu’allimin Mu’allimaat Muhammadiyah Yogyakarta yang sudah berusia 100 tahun atau satu abad, Jokowi dihadapan ratusan siswa sekolah tersebut membeberkan sejumlah program pemerintah, terutama terkait infrastruktur dan sumber daya manusia (SDM).
Menurut Jokowi pembangunan infrastruktur, seperti jalan tol, bandara, pelabuhan, jalur kereta api, dan pembangkit listrik, sangat penting. Pertama, untuk mempercepat pelayanan publik, terutama guna mempercepat mobilitas barang dan orang.
“Sebelum ada airport, dari Yogakarta ke Jakarta dengan naik kereta api atau mobil membutuhkan waktu delapan jam, tetapi dengan adanya airport bisa naik pesawat hanya butuh waktu 55 menit. Ini artinya diperlukan untuk mobilitas orang dan barang agar cepat,” katanya.
Selain itu, infrastruktur diperlukan untuk mendukung daya saing dan nerkompetisi dengan negara lain. Sebab tanpa adanya infrastruktur negara tidak bisa berkompetisi dan kalah bersaing dengan negara lain yang memiliki fasilitas infrastruktur. “Artinya dari sisi ekonomi daya saing sebuah negara infrastruktur sangat diperlukan sekali,” paparnya.
Infrastruktur juga sangat diperlukan bagi negara besar, yaitu untuk mempersatukam bangsa. Terutama dalam mengintegrasikan baik antar pulau, provinsi, kabupatan dan kota. Sehingga antardaerah di Indonesia bisa salin menyambung dan kenal. “Jadi infrastruktur bukan hanya masalah ekonomi namun juga persatuan dan kesatuan bangsa Indonesia sebagai bangsa besar,’ tandasnya.
Jokowi dalam kesempatan itu memaparkan rencana program pembangunan tahun 2019. Dimana pembangunan tidak lagi fokus pada infrastruktur, namun pada pembanguan SDM. Baik untuk vokasi maupun mengirim anak bangsa ke luar guna menimba ilmu.
Selain untuk meningkatkan skil dan pengetahuan, hal itu juga dalam rangka menghadapi kemajauan di era global, terutama era industri 4.0. “Karena itu pembangunan SDM ini akan dilakukan secara besar-besaran,” ucapnya.
Hal yang sama juga diungkapkan Muhammadiyah Haedar Nasir. Menurutnya, untuk dapat meraih abad baru ini Indonesia membutuhkan sumber daya manusia yang cerdas, berilmu dan berkemajuan. Untuk itu momen satu abad ini harus menjadi tonggak sejarah bagi Madrasarh Mu'alimim Mu'alimat Muhammadiyah untuk melakukan transformasi kualitas.
Dengan demikian dari kampus tersebut lahir kader bangsa untuk kemanusian univerisal, kader umat dan persyarikatan sekaligus generasi muda yang cerdas dan berkemajuan. “Insya Allah Madrasah Mu'alimim Mu'alimat ini akan menjadi pilar bangsa dan negara," ungkapnya.
Sementara Ahmad Syafii Maarif mengatakan, Jokowi menjadi presiden pertama yang mengunjungi Madrasah Mu'alimim Mu'alimat Muhammadiyah Yogyakarta. Pria yang akrab disapa Buya Syafii ini menegaskan, kehadiran Jokowi merupakan wujud kepedulian kepala negara terhadap madrasah Muhammadiyah. "Ada orang-orang yang menganggap Presiden kurang perhatian terhadap Islam. Hentikanlah cara-cara yang seperti itu," pintanya.
Selain menghadiri milad Madrasah Mu'alimim Mu'alimat, Jokowi juga mengadakan pertemuan dengan Sri Sultan HB X di Kraton Yogyakarta.
Hanya saja pertemuan tersebut tertutup sehingga tidak mengetahui apa yang dibicarakan. Pertemuan tersebut berlangsung sekitar satu jam.
Seusai pertemuan Jokowi dan Sultan langsung meninggalkan Kraton untuk agenda lainnya, yakni mengunjungi Universitas Aisyah Yogyakarta di Jalan Siliwanggi, Gamping, Sleman. “Pembicaraan apa aku ra ngerti, aku ra melu,” kata GKR Pembayun seusai mengantar Jokowi dan Sultan meninggalkan Kraton Yogyakarta.
Koordinator SDM Data dan Informasi Bawaslu Yogyakarta Muhammad Musliman mengatkan, untuk sementara tidak menemukan unsur kampanye atas kedatangan Jokowi ke Yogyakarta. Apalagi kapasitasnya sebagai presiden, bukan capres.
(thm)