BKKBN Ingatkan Pentingnya Pencegahan HIV/AIDS
A
A
A
JAKARTA - Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN), menggelar Seminar Nasional dalam Rangka Hari AIDS (Acquired Immune Deficiency Syndrome) Sedunia, di Hotel Horison, Jayapura.
Diketahui, di Indonesia perkembangan kasus HIV dan AIDS menunjukkan kecenderungan yang meningkat. Berdasarkan laporan Kementerian Kesehatan RI tahun 2017 secara kumulatif terdapat 102.667 kasus AIDS dan 280.623 kasus HIV positif.
Berdasarkan Sensus Penduduk Tahun 2010 penduduk Indonesia usia muda berjumlah sekitar 25% dari total penduduk Indonesia, di mana mereka rentan terhadap bahaya HIV dan AIDS serta narkoba.
Permasalahan lain adalah rendahnya pengetahuan penduduk khususnya remaja tentang Kesehatan Reproduksi Remaja (KRR), khususnya dalam hal cara-cara melindungi diri dari perilaku seksual berisiko, pencegahan kehamilan yang tidak diinginkan, PMS dan HIV/AIDS.
Plt Kepala BKKBN Sigit Priohutomo menjelaskan terkait pencegahan dan penanggulangan HIV AIDS, ada beberapa hal yang perlu diingat masyarakat, yaitu bagi yang belum pernah melakukan perilaku berisiko, pertahankan perilaku aman (dengan tidak melakukan perilaku seks berisiko atau narkoba suntik.
Lalu bila sudah pernah melakukan perilaku berisiko, lakukan tes HIV segera. Bila tes HIV negatif, tetap berperilaku aman dari hal-hal yang berisiko menularkan HIV. Bila tes HIV positif, selalu gunakan kondom saat berhubungam seksual, serta patuhi petunjuk dokter dan minum obat ARV, agar hidup tetap produktif walaupun positif HIV.
"Dan jika bertemu Orang Dengan HIV/Aids (ODHA), bersikap wajar dan jangan mendiskriminasi atau memberikan cap negatif, dan berikan dukungan. Jika berinteraksi dengan ODHA, jangan takut tertular, karena virus HIV tidak menular baik itu melalui sentuhan, keringat, maupun berbagi makanan. HIV hanya menular melalui cairan kelamin dan darah," ujar Sigit dalam paparannya, Kamis (22/11/2018).
Selama ini BKKBN melalui Program Kependudukan Keluarga Berencana dan Pembangunan Keluarga (KKBPK) telah memberikan tambahan informasi dan pengetahuan tentang kesehatan reproduksi yaitu resiko tertular HIV dan AIDS, bahaya narkoba.
"Serta belajar juga tentang bahaya dan akibat kehidupan seks yang bebas, termasuk pentingnya penundaan usia perkawinan serta pentingnya Keluarga Berencana sebagai suatu landasan dalam menekan laju pertumbuhan penduduk dan membangun keluarga yang berkualitas," tegas Sigit.
Selain itu, sejak tahun 2000 BKKBN telah mengemban mandat untuk melaksanakan Program Kesehatan Reproduksi Remaja (KRR). "Dalam lima tahun terakhir, program KRR tersebut telah dikemas ulang sehingga saat ini dikenal dengan program Ketahanan Remaja dengan tagline Generasi Berencana yang disingkat GenRe," imbuh Sigit.
Melalui GenRe, remaja dibina dan diarahkan untuk mampu menjalani masa transisi kehidupan remaja. Masa transisi dimaksud dibagi kedalam Lima Transisi Kehidupan (Five Life Transitions), yaitu melanjutkan sekolah (continue learning), mencari pekerjaan (start working), memulai kehidupan berkeluarga (form families), menjadi anggota masyarakat (exercise citizenship), mempraktikkan hidup sehat (practice healthy life).
Sigit berharap, kegiatan ini dapat menyampaikan pesan "GenRe" kepada teman-teman sesama remaja di Indonesia, agar dapat berperilaku positif untuk mendewasakan usia perkawinan pertama dan bebas dari TRIAD KRR (Tiga Permasalahan Kesehatan Reproduksi Remaja, yaitu Seksualitas, HIV/AIDS, dan Napza).
Kita akan bangga jika remaja Indonesia dapat bertanggung jawab, berprestasi dan berperilaku positif jadilah remaja yang mampu menjadi narasumber atau pusat informasi bagi sesama remaja atau teman sebaya, teman sekolah dan teman di lingkungan sekitarnya melalui pembentukan Pusat Informasi dan Konseling Remaja/mahasiswa (PIK R/M), sehingga remaja terlindung dari masalah-masalah kesehatan reproduksi, tutup Sigit.
Hari AIDS Sedunia diperingati setiap tanggal 1 Desember sebagai peringatan atas tingginya kasus HIV AIDS. Tema Nasional HAS tahun 2018 adalah “Saya Berani, Saya Sehat !” melanjutkan semangat tema tahun 2017, yang bertujuan meningkatkan kesadaran dan kepedulian seluruh masyarakat terhadap HIV AIDS.
Seminar ini dihadiri oleh 200 orang peserta yang terdiri dari Pegawai BKKBN Pusat dan Perwakilan BKKBN Provinsi Papua, serta Para mitra kerja (Dinkes, BNN Provinsi, KPA Provinsi, Para Kader, Faskes, TOGA dan TOMA), PIK Remaja dan PIK Mahasiswa.
Diketahui, di Indonesia perkembangan kasus HIV dan AIDS menunjukkan kecenderungan yang meningkat. Berdasarkan laporan Kementerian Kesehatan RI tahun 2017 secara kumulatif terdapat 102.667 kasus AIDS dan 280.623 kasus HIV positif.
Berdasarkan Sensus Penduduk Tahun 2010 penduduk Indonesia usia muda berjumlah sekitar 25% dari total penduduk Indonesia, di mana mereka rentan terhadap bahaya HIV dan AIDS serta narkoba.
Permasalahan lain adalah rendahnya pengetahuan penduduk khususnya remaja tentang Kesehatan Reproduksi Remaja (KRR), khususnya dalam hal cara-cara melindungi diri dari perilaku seksual berisiko, pencegahan kehamilan yang tidak diinginkan, PMS dan HIV/AIDS.
Plt Kepala BKKBN Sigit Priohutomo menjelaskan terkait pencegahan dan penanggulangan HIV AIDS, ada beberapa hal yang perlu diingat masyarakat, yaitu bagi yang belum pernah melakukan perilaku berisiko, pertahankan perilaku aman (dengan tidak melakukan perilaku seks berisiko atau narkoba suntik.
Lalu bila sudah pernah melakukan perilaku berisiko, lakukan tes HIV segera. Bila tes HIV negatif, tetap berperilaku aman dari hal-hal yang berisiko menularkan HIV. Bila tes HIV positif, selalu gunakan kondom saat berhubungam seksual, serta patuhi petunjuk dokter dan minum obat ARV, agar hidup tetap produktif walaupun positif HIV.
"Dan jika bertemu Orang Dengan HIV/Aids (ODHA), bersikap wajar dan jangan mendiskriminasi atau memberikan cap negatif, dan berikan dukungan. Jika berinteraksi dengan ODHA, jangan takut tertular, karena virus HIV tidak menular baik itu melalui sentuhan, keringat, maupun berbagi makanan. HIV hanya menular melalui cairan kelamin dan darah," ujar Sigit dalam paparannya, Kamis (22/11/2018).
Selama ini BKKBN melalui Program Kependudukan Keluarga Berencana dan Pembangunan Keluarga (KKBPK) telah memberikan tambahan informasi dan pengetahuan tentang kesehatan reproduksi yaitu resiko tertular HIV dan AIDS, bahaya narkoba.
"Serta belajar juga tentang bahaya dan akibat kehidupan seks yang bebas, termasuk pentingnya penundaan usia perkawinan serta pentingnya Keluarga Berencana sebagai suatu landasan dalam menekan laju pertumbuhan penduduk dan membangun keluarga yang berkualitas," tegas Sigit.
Selain itu, sejak tahun 2000 BKKBN telah mengemban mandat untuk melaksanakan Program Kesehatan Reproduksi Remaja (KRR). "Dalam lima tahun terakhir, program KRR tersebut telah dikemas ulang sehingga saat ini dikenal dengan program Ketahanan Remaja dengan tagline Generasi Berencana yang disingkat GenRe," imbuh Sigit.
Melalui GenRe, remaja dibina dan diarahkan untuk mampu menjalani masa transisi kehidupan remaja. Masa transisi dimaksud dibagi kedalam Lima Transisi Kehidupan (Five Life Transitions), yaitu melanjutkan sekolah (continue learning), mencari pekerjaan (start working), memulai kehidupan berkeluarga (form families), menjadi anggota masyarakat (exercise citizenship), mempraktikkan hidup sehat (practice healthy life).
Sigit berharap, kegiatan ini dapat menyampaikan pesan "GenRe" kepada teman-teman sesama remaja di Indonesia, agar dapat berperilaku positif untuk mendewasakan usia perkawinan pertama dan bebas dari TRIAD KRR (Tiga Permasalahan Kesehatan Reproduksi Remaja, yaitu Seksualitas, HIV/AIDS, dan Napza).
Kita akan bangga jika remaja Indonesia dapat bertanggung jawab, berprestasi dan berperilaku positif jadilah remaja yang mampu menjadi narasumber atau pusat informasi bagi sesama remaja atau teman sebaya, teman sekolah dan teman di lingkungan sekitarnya melalui pembentukan Pusat Informasi dan Konseling Remaja/mahasiswa (PIK R/M), sehingga remaja terlindung dari masalah-masalah kesehatan reproduksi, tutup Sigit.
Hari AIDS Sedunia diperingati setiap tanggal 1 Desember sebagai peringatan atas tingginya kasus HIV AIDS. Tema Nasional HAS tahun 2018 adalah “Saya Berani, Saya Sehat !” melanjutkan semangat tema tahun 2017, yang bertujuan meningkatkan kesadaran dan kepedulian seluruh masyarakat terhadap HIV AIDS.
Seminar ini dihadiri oleh 200 orang peserta yang terdiri dari Pegawai BKKBN Pusat dan Perwakilan BKKBN Provinsi Papua, serta Para mitra kerja (Dinkes, BNN Provinsi, KPA Provinsi, Para Kader, Faskes, TOGA dan TOMA), PIK Remaja dan PIK Mahasiswa.
(maf)