Sandiaga Kunjungi Pasar Tradisional Tertua dan Terbesar di Manado
A
A
A
MANADO - Hari kedua kunjungan di Sulawesi Utara (Sulut), Calon Wakil Presiden (Cawapres) nomor urut 02, Sandiaga Uno mengunjungi pasar tradisional tertua dan terbesar yakni Pasar Bersehati Manado, Selasa pagi.
Para pengunjung dan pedagang tampak antusias menanti kedatangan mantan Wakil Gubernur Jakarta itu. Sandi mengaku senang karena sejak pagi hari ratusan simpatisan sudah berkumpul di pasar yang dihuni 176 kios, 1.171 los dan pendapatan parkir tinggi sebesar Rp30 juta per hari itu.
“Ini denyut ekonomi rakyat. Saya ingin ke depan harga-harga di sini stabil, lapangan kerja terbuka apalagi sekarang susah cari kerja, semua pada mahal dan saya ingin memastikan pendapatan masyarakat tidak tergerus di tengah naiknya harga-harga kebutuhan pokok,” ujarnya di hadapan ratusan pedagang dan simpatisan, Selasa (6/11/2018).
Ke depannya kata dia, semua masyarakat disejahterakan dan tidak ingin pembangunan hanya berpihak kepada ekonomi yang besar yang akhirnya yang kaya semakin kaya dan yang miskin semakin miskin.
“Ayo kita benahi pasar dan pastikan harga terjangkau,” ucapnya.
Menurut Sandi, persoalan pasar tradisional masih banyak ditemui para pedagang kecil di Indonesia. Jika terpilih pihaknya akan bekerja sama dengan pemerintah provinsi dan kota untuk menghadirkan kehidupan pasar yang baik karena pasar tradisional adalah denyut nadi perekonomian.
“70% masyarakat Indonesia masih berbelanja di pasar tradisional untuk memenuhi kebutuhan sehari-harinya. Jadi sangat penting untuk revitalisasi pasar tradisional,” katanya.
Sebelum berkeliling pasar, Sandi sempat mencicipi makanan khas Gorontalo seperti ‘Binte Biluhuta’ atau jagung siram dan Illabuo yang merupakan makanan khas Gorontalo yang terbuat dari sagu dan ati ayam. Sejumlah tokoh masyarakat dan anggota DPRD seperti Ketua KKIG Amir Liputo, Ayub Al Bugis, Bobby Daud, Ismail Moo, Usman Gibran, Ketua Umum TIDAR Sulut Audy C Lieke dan beberapa tokoh masyarakat lainnya yang mendampingi perjalanan Sandiaga.
Para pengunjung dan pedagang tampak antusias menanti kedatangan mantan Wakil Gubernur Jakarta itu. Sandi mengaku senang karena sejak pagi hari ratusan simpatisan sudah berkumpul di pasar yang dihuni 176 kios, 1.171 los dan pendapatan parkir tinggi sebesar Rp30 juta per hari itu.
“Ini denyut ekonomi rakyat. Saya ingin ke depan harga-harga di sini stabil, lapangan kerja terbuka apalagi sekarang susah cari kerja, semua pada mahal dan saya ingin memastikan pendapatan masyarakat tidak tergerus di tengah naiknya harga-harga kebutuhan pokok,” ujarnya di hadapan ratusan pedagang dan simpatisan, Selasa (6/11/2018).
Ke depannya kata dia, semua masyarakat disejahterakan dan tidak ingin pembangunan hanya berpihak kepada ekonomi yang besar yang akhirnya yang kaya semakin kaya dan yang miskin semakin miskin.
“Ayo kita benahi pasar dan pastikan harga terjangkau,” ucapnya.
Menurut Sandi, persoalan pasar tradisional masih banyak ditemui para pedagang kecil di Indonesia. Jika terpilih pihaknya akan bekerja sama dengan pemerintah provinsi dan kota untuk menghadirkan kehidupan pasar yang baik karena pasar tradisional adalah denyut nadi perekonomian.
“70% masyarakat Indonesia masih berbelanja di pasar tradisional untuk memenuhi kebutuhan sehari-harinya. Jadi sangat penting untuk revitalisasi pasar tradisional,” katanya.
Sebelum berkeliling pasar, Sandi sempat mencicipi makanan khas Gorontalo seperti ‘Binte Biluhuta’ atau jagung siram dan Illabuo yang merupakan makanan khas Gorontalo yang terbuat dari sagu dan ati ayam. Sejumlah tokoh masyarakat dan anggota DPRD seperti Ketua KKIG Amir Liputo, Ayub Al Bugis, Bobby Daud, Ismail Moo, Usman Gibran, Ketua Umum TIDAR Sulut Audy C Lieke dan beberapa tokoh masyarakat lainnya yang mendampingi perjalanan Sandiaga.
(kri)