Soal Politikus Sontoloyo, Megawati: Untuk Kemaslahatan Rakyat
A
A
A
JAKARTA - Ketua Umum Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) Megawati Soekarnoputri ikut menanggapi penyataan Presiden Joko Widodo (Jokowi) mengenai politikus sontoloyo.
Tanggapan Megawati disampaikannya usai menghadiri penganugerahan gelar doktor kehormatan kepada mantan Wakil Perdana Menteri Malaysia Anwar Ibrahim di Universitas Negeri Padang (UNP), Senin (29/10/2018).
Megawati menilai pernyataan Jokowi merupakan pesan yang baik, yakni politik harus ditekankan untuk kemaslahatan rakyat.
"Politik itu kan sebenarnya memang kemaslahatannya untuk rakyat. Kalau ada perbedaan, kita tidak perlu harus ikut mencaci maki dan sebagainya," kata Megawati.
Ucapan Jokowi juga dinilainya sesuai dengan hakikat dalam bernegara. Dia mengilustrasikan perdebatan dan adu gagasan di dalam suatu negara, yang seyogyanya disalurkan melalui parlemen.
Di Gedung DPR, lanjut dia, setiap fraksi merupakan perwakilan dari partai politik. Di tempat itulah semestinya kritik terhadap kebijakan pemerintah disampaikan.
Namun, kata dia, sistem itu kerap tidak diterapkan. Perbedaan pendapat justru diumbar dan terkesan dijadikan ajang "pertempuran" yang tidak sehat.
"Padahal kita ini satu bangsa satu negara. Siapakah yang akan terkena dampaknya di kemudian hari? Itu sebenarnya rakyat. Apakah kita selalu akan mempermainkan mereka (rakyat- )?" kata Megawati.
Untuk itu, Megawati mengharapkan seharusnya semua pihak menempatkan persatuan bangsa sebagai hal utama, ketimbang kepentingan politik sesaat.
"Mari perbedaan itu kita kelola dengan lebih aktif, tetapi sifatnya positif," tandasnya.
Sebelumnya, Presiden Jokowi sempat mengingatkan warga berhati-hati karena banyak politikus sontoloyo. Pernyataan itu dilontarkan Jokowi saat menghadiri pembagian sertifikat tanah di Kebayoran Baru, Selasa 23 Oktober 2018.
"Hati-hati banyak politikus baik-baik tapi banyak juga politikus sontoloyo. Kita lihat mana yang bener mana yang enggak betul. Kita lihat jangan sampai dibawa oleh politikus-politikus hanya untuk kepentingan sesaat, memudarkan kesatuan persatuan dan persaudaraan kita," tutur Jokowi saat itu.
Tanggapan Megawati disampaikannya usai menghadiri penganugerahan gelar doktor kehormatan kepada mantan Wakil Perdana Menteri Malaysia Anwar Ibrahim di Universitas Negeri Padang (UNP), Senin (29/10/2018).
Megawati menilai pernyataan Jokowi merupakan pesan yang baik, yakni politik harus ditekankan untuk kemaslahatan rakyat.
"Politik itu kan sebenarnya memang kemaslahatannya untuk rakyat. Kalau ada perbedaan, kita tidak perlu harus ikut mencaci maki dan sebagainya," kata Megawati.
Ucapan Jokowi juga dinilainya sesuai dengan hakikat dalam bernegara. Dia mengilustrasikan perdebatan dan adu gagasan di dalam suatu negara, yang seyogyanya disalurkan melalui parlemen.
Di Gedung DPR, lanjut dia, setiap fraksi merupakan perwakilan dari partai politik. Di tempat itulah semestinya kritik terhadap kebijakan pemerintah disampaikan.
Namun, kata dia, sistem itu kerap tidak diterapkan. Perbedaan pendapat justru diumbar dan terkesan dijadikan ajang "pertempuran" yang tidak sehat.
"Padahal kita ini satu bangsa satu negara. Siapakah yang akan terkena dampaknya di kemudian hari? Itu sebenarnya rakyat. Apakah kita selalu akan mempermainkan mereka (rakyat- )?" kata Megawati.
Untuk itu, Megawati mengharapkan seharusnya semua pihak menempatkan persatuan bangsa sebagai hal utama, ketimbang kepentingan politik sesaat.
"Mari perbedaan itu kita kelola dengan lebih aktif, tetapi sifatnya positif," tandasnya.
Sebelumnya, Presiden Jokowi sempat mengingatkan warga berhati-hati karena banyak politikus sontoloyo. Pernyataan itu dilontarkan Jokowi saat menghadiri pembagian sertifikat tanah di Kebayoran Baru, Selasa 23 Oktober 2018.
"Hati-hati banyak politikus baik-baik tapi banyak juga politikus sontoloyo. Kita lihat mana yang bener mana yang enggak betul. Kita lihat jangan sampai dibawa oleh politikus-politikus hanya untuk kepentingan sesaat, memudarkan kesatuan persatuan dan persaudaraan kita," tutur Jokowi saat itu.
(dam)