PDIP Yakin Bisnis Startup Bangun Energi Positif Kemajuan Bangsa
A
A
A
JAKARTA - DPP PDI Perjuangan Bidang Pemuda dan Olahraga menggelar forum diskusi yang menghadirkan para pelaku Startup atau bisnis digital. Kegiatan ini dalam rangka memperingati Hari Sumpah Pemuda 28 Oktober 2018.
Ketua DPP PDIP bidang Pora, Sukur Nababan mengatakan, kemajuan teknologi telah mendorong generasi muda dan kaum milenial memanfaatkan kemajuan internet untuk menghasilkan karya dan prestasi yang membanggakan.
"Di sini ada tokoh-tokoh yang menginspirasi anak-anak muda. Mereka akan membagikan kisah inspirasi nya jangan kita teriak merdeka-merdeka Indonesia tetapi kita tidak berbuat apa-apa," ujar Sukur dalam sambutannya di Graha Niaga, Thamrin, Jakarta, Sabtu (27/10/2018).
Sukur menambahkan, lahirnya banyak pelaku-pelaku starup di Indonesia mendorong kesadaran masyarakat Indonesia tentang arti pentingnya mengisi perjuangan dengan kegiatan-kegiatan positif dan menghasilkan nilai lebih baik untuk para pelaku sendiri maupun masyarakat luas.
"Saat ini Indonesia anak muda harus menjadi pelopor kemajuan bangsa di era ke-21 anak muda saatnya bangsa ini berkarir dan merebut harga dirinya kembali dengan membangun anak muda yang lebih baik," tambahnya.
Para narasumber yang dihadirkan sebagai narasumber semua berkisah kenapa mereka membangun bisnis starup. Salah satunya, COO Wahyoo, Andre Manuhutu. Andre mengenalkan aplikasi Wahyoo untuk membantu para pedagang Warung Tegal (Warteg) menjajakan makananya kepada masyarakat melalui sebuah aplikasi yang dia buat.
Hasilnya, baik pedagang warteg dan pembeli merasakan manfaat dari sistem transaksi jual beli via online. "Kami juga membantu para tukang warteg untuk mengemas warung mereka agar terlihat menarik untuk para konsumen," kata Andre dalam paparannya.
Kisah serupa juga disampaikan Febri, Pendiri AkuPintar. Febri mengaku aplikasi itu ditawarkan kepada masyarakat berangkat dari kisah hidupnya yang disebutnya salah dalam mengambil jurusan mata kuliah.
Aplikasi yang dibuatnya itu menawarkan bagaimana para siswa SMA yang lulus kemudian memilih jurusan yang pas sesuai kemampuan dan bakat yang dimilikinya. "Aku berharap Indonesia dulu itu disusun oleh 250 juta, nah idealnya kalo individunya harus pintar, maka aku pintar ini sebagai solusi untuk teman-teman kita yang memilih jurusan," kata Febri.
Hal yang sama juga disampaikan Pendiri Baboo, Rahmawati. Pebisnis yang juga kader PDI Perjuangan itu menyampaikan ikhwal membuat aplikasi Baboo bermula dari curahan hati sahabatnya sebagai penulis. Rahmawati berkisah, sahabatnya itu meski produktif menulis berbagai buku namun sulit memasarkan sehingga tak menghasilkan nilai tambah.
Atas dasar hal tersebut, dirinya memutar otak bisnisnya agar para penulis di Indonesia bisa mendapatkan akses mudah menjual bukunya melalui sarana aplikasi yang tersedia. Terbukti, setelah dibuat user dari Baboo mencapai 15.000 orang. "Supaya penulis itu bisa mendaptpkan penghasilam yg layak, dan gampang mendapat akses pembeli," tambahnya.
Selain Andre, Febri dan Rahmawati hadir pula Founder Jojonomic, Ali Sangaji, pendiri LewatPasar Daniel, dan Founder AwanTunai, Windy Natriavi, Dirjen Kementerian Komunikasi dan informatika Samuel Abrijani, dan dipandu oleh mantan presenter Nico Siahaan yang juga Caleg PDIP.
Ketua DPP PDIP bidang Pora, Sukur Nababan mengatakan, kemajuan teknologi telah mendorong generasi muda dan kaum milenial memanfaatkan kemajuan internet untuk menghasilkan karya dan prestasi yang membanggakan.
"Di sini ada tokoh-tokoh yang menginspirasi anak-anak muda. Mereka akan membagikan kisah inspirasi nya jangan kita teriak merdeka-merdeka Indonesia tetapi kita tidak berbuat apa-apa," ujar Sukur dalam sambutannya di Graha Niaga, Thamrin, Jakarta, Sabtu (27/10/2018).
Sukur menambahkan, lahirnya banyak pelaku-pelaku starup di Indonesia mendorong kesadaran masyarakat Indonesia tentang arti pentingnya mengisi perjuangan dengan kegiatan-kegiatan positif dan menghasilkan nilai lebih baik untuk para pelaku sendiri maupun masyarakat luas.
"Saat ini Indonesia anak muda harus menjadi pelopor kemajuan bangsa di era ke-21 anak muda saatnya bangsa ini berkarir dan merebut harga dirinya kembali dengan membangun anak muda yang lebih baik," tambahnya.
Para narasumber yang dihadirkan sebagai narasumber semua berkisah kenapa mereka membangun bisnis starup. Salah satunya, COO Wahyoo, Andre Manuhutu. Andre mengenalkan aplikasi Wahyoo untuk membantu para pedagang Warung Tegal (Warteg) menjajakan makananya kepada masyarakat melalui sebuah aplikasi yang dia buat.
Hasilnya, baik pedagang warteg dan pembeli merasakan manfaat dari sistem transaksi jual beli via online. "Kami juga membantu para tukang warteg untuk mengemas warung mereka agar terlihat menarik untuk para konsumen," kata Andre dalam paparannya.
Kisah serupa juga disampaikan Febri, Pendiri AkuPintar. Febri mengaku aplikasi itu ditawarkan kepada masyarakat berangkat dari kisah hidupnya yang disebutnya salah dalam mengambil jurusan mata kuliah.
Aplikasi yang dibuatnya itu menawarkan bagaimana para siswa SMA yang lulus kemudian memilih jurusan yang pas sesuai kemampuan dan bakat yang dimilikinya. "Aku berharap Indonesia dulu itu disusun oleh 250 juta, nah idealnya kalo individunya harus pintar, maka aku pintar ini sebagai solusi untuk teman-teman kita yang memilih jurusan," kata Febri.
Hal yang sama juga disampaikan Pendiri Baboo, Rahmawati. Pebisnis yang juga kader PDI Perjuangan itu menyampaikan ikhwal membuat aplikasi Baboo bermula dari curahan hati sahabatnya sebagai penulis. Rahmawati berkisah, sahabatnya itu meski produktif menulis berbagai buku namun sulit memasarkan sehingga tak menghasilkan nilai tambah.
Atas dasar hal tersebut, dirinya memutar otak bisnisnya agar para penulis di Indonesia bisa mendapatkan akses mudah menjual bukunya melalui sarana aplikasi yang tersedia. Terbukti, setelah dibuat user dari Baboo mencapai 15.000 orang. "Supaya penulis itu bisa mendaptpkan penghasilam yg layak, dan gampang mendapat akses pembeli," tambahnya.
Selain Andre, Febri dan Rahmawati hadir pula Founder Jojonomic, Ali Sangaji, pendiri LewatPasar Daniel, dan Founder AwanTunai, Windy Natriavi, Dirjen Kementerian Komunikasi dan informatika Samuel Abrijani, dan dipandu oleh mantan presenter Nico Siahaan yang juga Caleg PDIP.
(wib)