Sambil Menikmati Pagelaran Wayang, PDIP Kenalkan Johan Budi ke Warga Ngawi
A
A
A
NGAWI - Sekjen DPP PDI Perjuangan Hasto Kristiyanto memperkenalkan mantan Pimpinan Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) Johan Budi SP kepada warga Ngawi, Jawa Timur. Johan saat ini menjadi caleg dari PDIP daerah pemilihan Jatim VII.
Hasto bersama Johan Budi hadir di pagelaran wayang Ki Dalang Seno Nugroho, dengan lakon Bagong Krida, di Ngawi, Jawa Timur, Minggu (30/9/2018) malam. Hadir pada acara tersebut Bupati Ngawi, Budi Sulistyanto, atau akrab disapa Mas Kanang.
"Misi khusus saya mengantarkan Mas Johan Budi, dan sekaligus menghadirkan watak dan jati diri Partai yang begitu respek terhadap kebudayaan nasional melalui pagelaran wayang. Inilah yang dimaksudkan Indonesia yang berkepribadian dalam kebudayaan sebagaimana disampaikan oleh Bung Karno," kata Hasto dalam siaran persnya.
Johan Budi lahir di Mojokerto, Jawa Timur, dan sebenarnya bisa maju di dapil VIII Provinsi Jawa Timur. Kendati begitu, saat dimintakan arahan kepada Ketua Umum PDIP Megawati Soekarnoputri, Johan dianggap cocok ditugaskan di Dapil VII yang meliputi Ngawi, Magetan, Ponorogo.
Menurut Hasto, secara kebetulan di dapil tersebut ada Edhie Baskoro Yudhoyono (Ibas) yang tak lain adalah putra Ketua Umum Partai Demokrat, Susilo Bambang Yudhoyono (SBY). "Misinya membangun Ngawi. Bukan bersaing bersama Ibas," ucap Hasto sambil disambut tertawa para pengunjung.
Dalam kesempatan itu, Hasto menganggap keputusan Megawati menempatkan Johan di Ngawi pun disetujui Presiden Jokowi. Terbukti, capres yang berpasangan dengan KH Ma'ruf Amin itu memberikan izin kepada Johan.
"Dengan demikian hadirnya Mas Johan Budi sejalan dengan misi Partai untuk memperkuat kelembagaan kepartaian agar terus memerangi korupsi. Mungkin Mas Johan Budi bergabung karena PDI Perjuangan yang konsisten dengan Sekolah Partai dan memberi sanksi pemecatan seketika bagi mereka yang tertangkap tangan KPK. Kami juga tidak ada caleg yang berstatus sebagai mantan koruptor," ungkapnya.
Dalam kesempatan yang sama, Johan menyampaikan terima karena bisa bertemu dengan warga Ngawi. Johan yang memperkenalkan diri sebagai Staf Presiden bidang komunikasi atau juru bicara Presiden mengaku keputusan dirinya terjun ke dunia politik agar bisa berbuat lebih banyak kepada masyarakat melalui jalur parlemen.
Dia pun menyampaikan alasannya kenapa memilih PDIP sebagai kendaraan politiknya. "Sengaja saya pilih PDIP karena selama ini PDIP partai yang selalu mengumandangkan kepentingan masyarakat kecil, Wong Cilik adalah PDIP," kata Johan.
Hasto bersama Johan Budi hadir di pagelaran wayang Ki Dalang Seno Nugroho, dengan lakon Bagong Krida, di Ngawi, Jawa Timur, Minggu (30/9/2018) malam. Hadir pada acara tersebut Bupati Ngawi, Budi Sulistyanto, atau akrab disapa Mas Kanang.
"Misi khusus saya mengantarkan Mas Johan Budi, dan sekaligus menghadirkan watak dan jati diri Partai yang begitu respek terhadap kebudayaan nasional melalui pagelaran wayang. Inilah yang dimaksudkan Indonesia yang berkepribadian dalam kebudayaan sebagaimana disampaikan oleh Bung Karno," kata Hasto dalam siaran persnya.
Johan Budi lahir di Mojokerto, Jawa Timur, dan sebenarnya bisa maju di dapil VIII Provinsi Jawa Timur. Kendati begitu, saat dimintakan arahan kepada Ketua Umum PDIP Megawati Soekarnoputri, Johan dianggap cocok ditugaskan di Dapil VII yang meliputi Ngawi, Magetan, Ponorogo.
Menurut Hasto, secara kebetulan di dapil tersebut ada Edhie Baskoro Yudhoyono (Ibas) yang tak lain adalah putra Ketua Umum Partai Demokrat, Susilo Bambang Yudhoyono (SBY). "Misinya membangun Ngawi. Bukan bersaing bersama Ibas," ucap Hasto sambil disambut tertawa para pengunjung.
Dalam kesempatan itu, Hasto menganggap keputusan Megawati menempatkan Johan di Ngawi pun disetujui Presiden Jokowi. Terbukti, capres yang berpasangan dengan KH Ma'ruf Amin itu memberikan izin kepada Johan.
"Dengan demikian hadirnya Mas Johan Budi sejalan dengan misi Partai untuk memperkuat kelembagaan kepartaian agar terus memerangi korupsi. Mungkin Mas Johan Budi bergabung karena PDI Perjuangan yang konsisten dengan Sekolah Partai dan memberi sanksi pemecatan seketika bagi mereka yang tertangkap tangan KPK. Kami juga tidak ada caleg yang berstatus sebagai mantan koruptor," ungkapnya.
Dalam kesempatan yang sama, Johan menyampaikan terima karena bisa bertemu dengan warga Ngawi. Johan yang memperkenalkan diri sebagai Staf Presiden bidang komunikasi atau juru bicara Presiden mengaku keputusan dirinya terjun ke dunia politik agar bisa berbuat lebih banyak kepada masyarakat melalui jalur parlemen.
Dia pun menyampaikan alasannya kenapa memilih PDIP sebagai kendaraan politiknya. "Sengaja saya pilih PDIP karena selama ini PDIP partai yang selalu mengumandangkan kepentingan masyarakat kecil, Wong Cilik adalah PDIP," kata Johan.
(wib)