Kwik Kian Gie Diskusi Tertutup dengan Tim Kampanye Jokowi-Ma'ruf
A
A
A
JAKARTA - Ekonom sekaligus kader PDI Perjuangan, Kwik Kian Gie mendatangi Rumah Cemara, Menteng. Kehadiran Kwik diterima sejumlah Tim Kampanye Nasional (TKN) Jokowi-KH. Ma'ruf Amin. Kwik diketahui menggelar diskusi tertutup dengan TKN Jokowi seperti Politikus PDIP, Hendrawan Supratikno, Politikus Golkar M Misbakun.
Kwik datang dengan menunjukkan buku yang ditulisnya mengenai ekonomi Indonesia. "Oleh karena menghadapi pemilu tahun 2004 pemilihan presiden 2004 bagaimana ketum PDIP itu ikut sebagai calon saya sudah menulis buku ini," kata Kwik di Rumah Cemara, Jakarta, Jumat (21/9/2018).
Diakui Kwik dalam beberapa bulan sebelumnya keluar platform dari dirinya yang mengatakan 'wahai presiden terpilih tolonglah rakyat' dengan mau mendengarkan konsep ekonomi yang ditulis dalam bukunya.
"Tentu ini pikiran subjektif dari saya yang isinya adalah semua adalah program dan tidak ada pro sini ataupun sana," ungkapnya.
Kemudian pada pemilu 2009, dirinya mencetak kembali buku dengan materi yang sama namun mengikuti perkembangan yang ada. Menurut Kwik, sejak awal dirinya menulis buku bukan untuk dijual di toko-toko buku, melainkan bisa menjadi referensi calon presiden yang bertanding saat itu. Namun ketika buku tersebut beredar sama sekali tak ada tanggapan dari para capres.
"Tidak ada tanggapan, lalu menghadapi pilpres 2014. Ketika itu saya mau memperbaharui tetapi ketika saya baca isinya pasti banyak yang keluar," tandasnya.
Kwik datang dengan menunjukkan buku yang ditulisnya mengenai ekonomi Indonesia. "Oleh karena menghadapi pemilu tahun 2004 pemilihan presiden 2004 bagaimana ketum PDIP itu ikut sebagai calon saya sudah menulis buku ini," kata Kwik di Rumah Cemara, Jakarta, Jumat (21/9/2018).
Diakui Kwik dalam beberapa bulan sebelumnya keluar platform dari dirinya yang mengatakan 'wahai presiden terpilih tolonglah rakyat' dengan mau mendengarkan konsep ekonomi yang ditulis dalam bukunya.
"Tentu ini pikiran subjektif dari saya yang isinya adalah semua adalah program dan tidak ada pro sini ataupun sana," ungkapnya.
Kemudian pada pemilu 2009, dirinya mencetak kembali buku dengan materi yang sama namun mengikuti perkembangan yang ada. Menurut Kwik, sejak awal dirinya menulis buku bukan untuk dijual di toko-toko buku, melainkan bisa menjadi referensi calon presiden yang bertanding saat itu. Namun ketika buku tersebut beredar sama sekali tak ada tanggapan dari para capres.
"Tidak ada tanggapan, lalu menghadapi pilpres 2014. Ketika itu saya mau memperbaharui tetapi ketika saya baca isinya pasti banyak yang keluar," tandasnya.
(pur)