Pidato SBY Dinilai sebagai Pengingat untuk Kedua Capres

Rabu, 19 September 2018 - 10:12 WIB
Pidato SBY Dinilai sebagai Pengingat untuk Kedua Capres
Pidato SBY Dinilai sebagai Pengingat untuk Kedua Capres
A A A
JAKARTA - Pidato yang disampaikan presiden ke-6 Republik Indonesia, Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) menyambut ulang tahun Partai Demokrat yang ke-17 dinilai menjadi pengingat buat kedua capres yang bakal berlaga di Pilpres 2019.

Pengamat politik Manilka Research Herzaky M Putra mengatakan, melalui pidatonya SBY mengingatkan kedua capres untuk mengutamakan rakyat dan membangun politik yang bermartabat.

"Pesan pertama, kedua capres jika terpilih sebagai presiden, mesti siap mengambil keputusan tidak populer selama memang keputusan itu terbaik untuk rakyat," kata Zaky kepada SINDOnews, Rabu (19/9/2018).

Zaky menuturkan, SBY telah memberikan contoh mengambil keputusan tidak populer. Kala itu, Indonesia tengah menghadapi tekanan krisis global di 2008. SBY memilih mengambil langkah menaikkan harga BBM demi mengurangi tekanan fiskal akibat kenaikan harga minyak dunia.

Zaky menuturkan, langkah yang tidak populer secara politik itu memang bisa berakibat menurunnya elektabilitas SBY, apalagi jelang tahun pemilu. Hanya, ekonomi Indonesia akhirnya selamat dari ancaman krisis.

"Bagaimanapun, seorang presiden mesti mengutamakan rakyat, meskipun jabatan mungkin menjadi taruhannya," tuturnya.

(Baca juga: SBY Ragukan Netralitas Pemerintah, Tim Jokowi: Anggap Nasihat)

Pesan kedua, lanjut Zaky, Jokowi dalam usahanya terpilih kembali atau Prabowo dalam usahanya untuk terpilih sebagai presiden, harus menggunakan cara-cara berpolitik yang bermartabat. Jokowi dan Prabowo sebaiknya tidak memilih cara yang bisa memecah belah masyarakat demi meraih kekuasaan, apalagi menyalahgunakan kekuasaan yang dimilikinya.

Jokowi dan Prabowo sebaiknya memberikan sumbangan dalam menguatkan fondasi demokrasi Indonesia di pilpres ini, bukan malah meruntuhkannya.

Pemerintahan SBY, kata Zaky, telah memberikan contoh berhasil menjaga agar Pemilu 2009 dan Pemilu 2014, berlangsung secara damai, adil dan demokratis. Negara kembali akan diuji apakah Pemilu 2019 ini dapat berlangsung secara damai, adil dan demokratis.

Ketiga lanjut Zaky, Jokowi dan Prabowo, siapapun yang terpilih di Pilpres 2019 harus mengapresiasi para presiden pendahulunya. Bagaimanapun, para presiden sebelum ini telah bekerja keras dan ikut meletakkan landasan bagi presiden selanjutnya untuk membangun Indonesia.

Menurutnya, bukannya berusaha meniadakan jasa maupun mengklaim kerja keras para presiden terdahulu. "Sebaiknya presiden terpilih fokus bekerja sekuat tenaga untuk memulihkan keadaan dan membuat Indonesia lebih baik lagi. Tidak perlu banyak berjanji, daripada gagal menepatinya," ucap Zaky.
(maf)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.6417 seconds (0.1#10.140)