Pengamat: Tak Semua Masyarakat Pahami Visi-Misi Paslon

Sabtu, 15 September 2018 - 01:22 WIB
Pengamat: Tak Semua...
Pengamat: Tak Semua Masyarakat Pahami Visi-Misi Paslon
A A A
JAKARTA - Pengamat komunikasi politik Emrus Sihombing menilai tidak semua masyarakat akan memahami secara langsung mengenai visi-misi yang dibuat oleh pasangan calon (Paslon) presiden dan wakil presiden pada pilpres.

Menurutnya, karena tingkat pendidikan masyarakat tidak lah sama. Namun jika visi misi yang dibuat bisa diturunkan ke program nyata maka seluruh rakyat Indonesia pasti bisa memahami.

"Oleh karena itu saya berpendapat bahwa sekalipun boleh jadi, visinya sangat indah, mimpinya sangat indah, tetapi di level program tidak terukur, tidak operasional, ini yang jadi masalah," ujarnya pada Diskusi Publik Indonesia Political Review (IPR) dengan tajuk Mengintip Visi-Misi Capres dan Cawapres, Cikini, Jakarta Pusat, Jumat (14/9/2018).

Selain itu, Emrus menyebut visi-misi yang disiapkan oleh pasangan calon tersebut akan terasa percuma, jika tidak bisa diwujudkan dalam bentuk program jika nantinya terpilih lalu menjabat sebagai pimpinan negara .

"Biasanya visi bentuknya abstrak gitu ya, jadi biasanya visi biasanya mimpi lah. Justru yang menentukan elektabilitas ketika visi itu diturunkan ke misi, misi diturunkan ke program, di sini ketika di level program bahwa masyarakat secara keseluruhan bisa memahami," jelasnya.

Dosen Universtas Pelita Harapan tersebut menyebutkan, pemimpin yang baik adalah pemimpin yang mampu menerangkan serta menurunkan visi menjadi program nyata dan mampu dirasakan oleh masyarakat.

"Kita harapkan dua kandidat paslon kita ini menawarkan program-program mereka yang bisa memecahkan berbagai persoalan, tidak hanya satu titik fokus," terangnya.

Lanjutnya, dia memberikan contoh salah satu temannya yang merupakan kader Partai Gerindra yang akan fokus di bidang ekonomi pada Pilpres 2019. Emrus memandang hal tersebut baik, namun untuk memajukan negara tidak cukup jika hanya berfokus pada bidang ekonomi.

"Tidak mungkin maju ekonomi kalau persoalan hukum tidak tertangani, tidak mungkin kemajuan suatu negara tanpa pendidikan, kita tau Jepang itu maju hancur ketika perang dunia kedua, dia maju karena menitikkan justru kepada pendidikan, sumber daya manusia, sehingga mereka jadi handal," tandasnya.

"Kita harapkan dua kandidasi kita ini, dua paslon ini, menurut saya bagus, saya kira mereka putra terbaik Indonesia," pungkasnya.
(maf)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.1078 seconds (0.1#10.140)